30

5.7K 278 1
                                    

"Sujud itu indah, engkau berbisik ke bumi, tetapi di dengar di langit."

***

Askar dan Alisha duduk di depan televisi. Dengan Askar yang memangku keripik sambil bersandar ke bahu Alisha. Sebenarnya tidak ada yang bisa di tonton di acara televisi ini. Semuanya berisi kartun di karenakan hari ini adalah hari minggu. Mau tidak mau Askar dan Alisha menonton kartun yang di sajikan. Walaupun sebenarnya keduanya masih suka menonton kartun. Namun, sama-sama di sembunyikan oleh mereka.

"Kamu enggak suka? Aku pindah aja, ya?" tanya Askar.

"Kalo di pindah mau nonton apa? Ini aja enggak apa-apa, kok."

Askar yang tadinya melirik Alisha langsung melihat kembali ke arah televisi saat kembali memunculkan kartun yang mereka tonton karena tadi iklan.

Alisha pun kembali fokus melihat televisi, kemudian melirik Askar saat Alisha baru ingat ada sesuatu yang mau ia tanyakan. "Kamu tau kalo Riska sama Aidan ta'aruf?"

Askar langsung mengangkat kepalanya, sepertinya laki-laki itu belum mengetahuinya dan terkejut. "Emangnya iya? Aku enggak dikasih tau apa-apa sama Aidan." Askar langsung membuka ponselnya, sepertinya memastikan apa yang Alisha bilang.

"Ternyata emang enggak banyak yang tau, ya." ujar Alisha.

Askar mengangguk-angguk, tak urung jemarinya dengan lincah menekan tombol di ponselnya.

Askar
Dan, lo ta'aruf sama Kak Riska?

Aidan
Iya, kenapa?

Askar
Gercep juga, ya

Askar
Gak ada maksud lain, kan?

Aidan
Kayaknya si Laras bener-bener cewek yang terakhir kalinya

Aidan
Gue serius sama Riska

Aidan
Jiwa dan raga gue udah ke kunci ke Riska semua

Askar
Alhamdulillah, syukur kalo gitu

Askar
Di tunggu makan dagingnya

Pesan berakhir, Askar langsung menatap Alisha. "Beneran ternyata."

Alisha mengangguk.

Memang banyak yang tidak percaya soal ini, terutama teman dekat Aidan dan Riska pastinya. Aidan yang terlanjur di cap player oleh teman-temannya ternyata telah mengakhiri semua itu. Dan tidak di sangka juga bahwa Riska yang pernah bilang kepada Alisha akan memilih calon suami yang lebih tua darinya justru mendapatkan yang lebih muda.

"Oh, iya, kamu udah daftar kuliah?" Alisha menatap Askar sambil mengambil beberapa keripik di dalam toples.

"Alhamdulilah, udah. Tapi kamu jangan marah, ya?"

Alisha mengerutkan keningnya. "Kenapa aku harus marah?"

Askar menunduk. "Aku ... daftar kuliah di Medan."

Askar berkata jujur, ia memang mendaftar kuliah di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Askar mendapatkan sebuah mimpi, di mimpi itu seseorang meminta untuk menjemput Abhi dan Aisyah di Medan. Walaupun Askar sebenarnya tidak pernah percaya dengan mimpi seperti ini, tetapi mimpi yang ia alami kali ini seperti nyata. Seperti sebuah pertanda. Yang memintanya untuk cepat-cepat pergi dan tinggal ke Medan.

Dari Askar Untuk Alisha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang