"Bukan karena kita yang hebat, tetapi karena Allah yang memudahkan semua urusan kita."
***
Disini Alisha sekarang, duduk di hadapan Abhi. Tamu dari perjodohan nya baru saja pulang. Alisha menundukan kepalanya sangat bingung dengan situasinya saat ini. Di satu sisi ia memang ingin menolak nya. Tapi di satu sisi lagi, ia tidak tega untuk menolaknya. Karena Abhi jarang memiliki permintaan seperti ini.
"Lisha, Ayah tau maksud kamu. Makanya 'Ayah berharap kamu tidak menolaknya karena tahu siapa yang akan di jodohkan dengan mu'." jelas Abhi.
Alisha membuang nafas pelan. "Nggak nunggu Askar lulus sekolah aja, Yah?"
Askar, itulah nama laki-laki yang akan di jodohkan dengan Alisha. Laki-laki yang tak sengaja ditemui nya di restoran. Laki-laki yang masih duduk di bangku SMA.
"Kalau nunggu Askar lulus, Lisha bagaimana nanti? Kamu sendirian dirumah." kata Abhi.
"Sendirian?" Alisha mengerutkan sedikit keningnya. "Ayah sama Bunda mau kemana? Akbar juga ikut?"
"Ayah, Bunda dan juga Akbar kan mau pergi ke luar kota. Mau menemui nenek mu." ucap Abhi.
Alisha tahu Abhi ada maksud lain dari semua ini. Tidak mungkin hanya karena keluar kota dirinya di jodohkan. Walaupun Alisha akan sendirian nanti, Davina akan menemaninya. Ya, biasanya selalu seperti itu. Alisha menduga bahwa Abhi menyembunyikan sesuatu dari dirinya.
"Tapi Ayah nggak salah menjodohkan Alisha dengan Askar? Alisha tau kalau 'jangan menilai orang dari sampulnya'." kata Alisha.
Abhi menggeleng. "Ayah tau, tadinya Ayah juga berpikir seperti itu saat melihat Askar. Tapi percaya sama Ayah, Askar tidak seburuk itu. Justru Askar lah yang terbaik bagi Ayah,"
Alisha hanya bisa mengangguk dan tersenyum kecil saat mendengar ucapan Abhi.
Abhi langsung mengeluarkan ponselnya dari kantong bajunya, saat ponsel itu berdering. "Lisha, Ayah tinggal dulu ya."
Alisha mengangguk. "Alisha juga mau sekalian ke kamar, Yah."
Abhi keluar, Alisha berjalan ke kamarnya. Setelah sampai di kamar Alisha membuka ponselnya. Ah iya, Alisha baru teringat bahwa nomor tak di kenal yang mengirim kan nya pesan itu adalah Askar. Tidak, Alisha dengan Askar tidak mengobrol langsung. Tetapi saat Alisha belum kembali, Askar memberi tahu hal itu kepada Abhi. Bahwa nomor Askar di blokir oleh Alisha. Perempuan itu menatap kontak Askar yang sudah ia buka blokir nya, tetapi masih belum Alisha simpan. Alisha bingung ingin menyimpan nya dengan nama apa.
Baru saja Alisha membuka blokir nya, Askar langsung mengirim nya pesan.
+628xxxxxxxxxx
Assalamualaikum, calon istri.+628xxxxxxxxxx
Calon istri lagi ngapain? Syukur bloknya udah dibuka hehe.+628xxxxxxxxxx
Cuma dibaca aja nih? Bales dong.Alisha membuang nafas pelan sambil beristighfar.
Alisha
Waalaikumsalam, ini udah di bales kan?+628xxxxxxxxxx
Eh, ternyata perasaan ku yang blm di bales. Aku udah suka Kakak, Kakak suka aku nggak?Alisha
Nggak tauAlisha lebih memilih menyimpan kontak laki-laki yang sekarang mengirim nya pesan dari pada membalasnya.
Askar
Nomor ku udah di save, blm?Alisha
Udah, Askar.Askar
Duh, aku mleyot dipanggil sama kakakAlisha
Jangan panggil aku 'kakak'Askar
Yaudah, calon istri aja ya?Alisha
👍🏻***
Di sisi lain, Askar, membuang nafas pelan melihat balasan yang di kirim kan oleh Alisha. Askar memang tahu, kalau perempuan seperti Alisha itu susah untuk di cairkan. Tetapi Askar tidak akan menyerah, apa pun akan ia lakukan demi Alisha.
"Kenapa lo, Kar? Melas banget muka lo!" ucap Aidan, teman Askar.
"Nggak kenapa-kenapa." jawab Askar, tapi setelah itu dirinya menatap Aidan. "Gimana cara buat cewek luluh?"
Aidan menaikan satu alisnya, tidak biasanya Askar menanyakan hal seperti ini. Bagi Aidan, Askar itu termasuk laki-laki yang akan menjauh kalau berada di dekat perempuan. Kata Askar, itu bukan mahram nya. Ya, Aidan akui itu memang benar. Sebelum ia bertemu Askar, bisa di bilang ia selalu kencan dengan perempuan yang berbeda-beda. Tetapi setelah kenal Askar, hidupnya langsung berubah. Berubah ke jalan yang lebih baik daripada sebelumnya.
"Tumben nanya kayak gini? Ada apa?" tanya Aidan.
Reno, teman yang dari tadi duduk di sebelah Askar juga menatap aneh laki-laki itu. "Lo mau jadi generasi penerus Aidan? Atau mau jadi Aidan dua tapi versi halal?" ucap Reno.
"Mana mungkin gue kayak gitu, lagian mana bisa jadi Aidan tapi versi halal. Kalo haram ya haram aja lah!" kata Askar.
"Yaudah, jadi kenapa lo nanya kayak gini? Belum lo jawab tadi." ucap Aidan.
"Gimana ya gue bilangnya, ini kejadian nyata tapi kayak nggak nyata. Kejadiannya kayak ada di novel-novel gitu loh, di film juga ada kayaknya."
Aidan dan Reno langsung menatap satu sama lain. Sepertinya mereka memiliki pikiran yang sama.
"Lo di jodohin?!" ucap Reno dan Aidan bersamaan.
Askar langsung mengangguk-angguk. Membuat Aidan dan Reno langsung menepuk-nepuk tangan mereka. Entahlah, Askar tidak tahu apa maksud kedua temannya itu.
"Kapan nikahnya lo?" tanya Aidan.
"Kapan ya, gue nggak terlalu nyimak." kata Askar. "Ngomong-ngomong Zaki sama Liam kemana?"
"Zaki ke kamar mandi, Liam beli nasi padang." jawab Reno.
Askar hanya bisa mengangguk, karena posisi Askar sekarang berada di sebuah apartemen. Bisa dibilang apartemen ini adalah markas Askar dan teman-teman nya. Askar bangkit, bersamaan dengan itu adzan ashar berkumandang.
"Gue pulang duluan ya, lo berdua jangan lupa sholat. Bilangin sama Zaki, Liam juga, assalamualaikum." ucap Askar
"Waalaikumsalam hati-hati lo, nanti nggak jadi nikah gara-gara kebut-kebutan." kata Aidan.
Askar mengangguk. "Ren lo jangan pulang lama-lama. Ntar di cariin lagi sama orang tua lo."
Reno menggeleng. "Hari ini gue mau tidur di sini."
Askar hanya bisa menatap Reno, sebelum laki-laki itu keluar dari apartemen. Askar tahu ada yang tidak beres dari Reno. Biasanya laki-laki itu selalu pulang ke rumahnya, karena setahu Askar kedua orang tua Reno sangat menyayangi Reno. Tetapi hari ini? Seperti ada yang janggal bagi dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Askar Untuk Alisha [END]
Romance"Kita nikah besok aja bisa gak sih, Kak? Kalo kayak gini ceritanya aku kan gak bisa marah sama Kakak. Karena aku bukan siapa-siapa Kakak." *** Selama ini Alisha tidak pernah dekat ataupun berhubungan dengan lelaki manapun. Alisha selalu berusaha me...