11

6.7K 451 8
                                    

"Permintaan maaf terbaik adalah mengubah perilaku."

***

Mobil yang di isi dengan Abhi, Aisyah dan juga Alisha sampai di depan rumah seseorang. Satu persatu keluar dari mobil, di awali dengan Abhi dan di susul oleh Aisyah. Sementara Alisha keluar paling akhir.

Saat ketiganya sampai langsung di sambut oleh kedua pasangan suami istri yang tersenyum melihat kedatangannya. Melihat itu, Alisha juga ikut tersenyum dan mencium kedua punggung tangan orang tua Askar. Ya, Alisha memang tak tahu bahwa ini rumah Askar. Tetapi setelah melihat Kafkar dan Anisa, orang tua Askar, Alisha menjadi tahu. Alisha mengikuti langkah keduanya. Posisinya, orang tua Askar ada di depan, Alisha berada di tengah dan orang tua Alisha di belakang.

Mereka sampai di ruang makan, Alisha melihat Askar di sana. Laki-laki itu menatap nya, namun laki-laki itu juga yang cepat-cepat mengalihkan pandangannya.

Semua mengambil tempatnya masing-masing. Dan tersisa lah Alisha yang duduk di hadapan Askar.

Tidak ada yang memulai percakapan, semua makan dengan tenang.

Setelah semuanya selesai makan, barulah Kafkar memulai percakapan. "Jadi, maksud dari berkumpulnya kita semua disini ingin membicarakan pernikahan Askar dan Alisha."

"Bagaimana jika minggu depan?" kata Abhi yang membuat Alisha langsung menoleh.

Kafkar mengangguk-angguk tanda setuju. "Bagaimana dengan nak Alisha?"

Rasanya tenggorokan Alisha kering. Perempuan itu menelan saliva nya susah. "Enggak kecepetan, ya? Askar juga belum lulus sekolah."

"Lisha kamu enggak lupa kan sama yang Ayah bilang?" ucap Abhi yang membuat Alisha langsung terdiam.

"Nak Alisha, Askar setuju kok. Ini semua juga dia yang minta." sambung Anisa.

Alisha hanya bisa membuang nafasnya pelan. Ia tidak bisa menolak kalau sudah begini ceritanya. Alisha akan membicarakan hal ini nanti di rumah dengan Abhi dan Aisyah.

"Kalau begitu tanggal berapa?" ucap Alisha yang membuat Kafkar, Anisa dan tak lupa juga Abhi dan Aisyah tersenyum.

"Insya Allah tanggal dua puluh nanti. Bagaimana? Nak Alisha setuju?" ucap Kafkar, menunggu jawaban dari Alisha.

Alisha mengangguk pelan, tapi kemudian perempuan itu tersenyum.

"Alhamdulillah, kalau begitu."

Alisha menatap ke arah Askar, sedari tadi laki-laki itu hanya diam. Sama sekali tidak berbicara, bahkan sepertinya tidak mau melihatnya. Laki-laki itu terus menatap ponselnya dan jari-jari nya terus mengetuk layar ponsel.

Satu pesan masuk dari ponsel Alisha.

Itu, pesan dari Askar.

Askar
Aku mau ngomong sama Kakak

Askar
Boleh?

Dahi Alisha mengerut.

Alisha
Boleh, langsung aja disini

Askar
Aku gak mau disini

Askar
Ada Ayah sama Umi

Alisha
Jadi kamu maunya gimana?

Askar
Di luar

Askar
Kakak tenang aja, aku yang bilang

Alisha mengangkat kepalanya, menatap Askar yang ternyata juga menatapnya. Alisha langsung mengalihkan pandangannya cepat.

"Yah, Mi. Askar boleh ngomong bentar gak sama Kak Alisha?" ucap Askar yang membuat dua keluarga yang berkumpul itu langsung melihat ke arahnya.

Melihat Kafkar dan Anisa yang terdiam, Askar langsung menjelaskan. "Askar sama Kak Alisha ngomong di pintu samping, kok. Keliatan kan? Askar enggak ngapain-ngapain."

Mendapat persetujuan dari Kafkar, Askar jalan lebih dahulu. Setelah itu barulah di susul oleh Alisha. Tak lupa juga Alisha meminta izin kepada Abhi dan Aisyah. Alisha menunduk begitu sampai disana.

"Kenapa Kakak bohong?" kata itu yang keluar dari mulut Askar saat hanya ada mereka di sana.

"Bohong?" Alisha mengulang kembali.

"Yang tadi siang."

Ah, sekarang Alisha tahu yang di maksud oleh Askar.

"Maaf." hanya itu yang bisa keluar dari mulut Alisha.

Askar mengusap wajahnya. "Kita nikah besok aja bisa gak sih, Kak? Kalo kayak gini ceritanya aku kan gak bisa marah sama Kakak. Karena aku bukan siapa-siapa Kakak."

Alisha membuang wajahnya, matanya membulat sempurna.

***

"Kenapa Alisha enggak ikut aja sama Ayah sama Bunda?" kata itu langsung keluar dari mulut Alisha saat sampai di rumah.

"Kamu kan nanti punya suami." jawab Abhi.

"Ya udah, suami Lisha ikut juga."

"Lisha, kamu enggak boleh gitu." ucap Aisyah mencoba menenangkan.

"Kenapa Akbar di ajak tapi Lisha enggak?"

"Akbar kan mau ngelanjutin kuliahnya di sana. Lisha lupa?" suara lembut Aisyah membuat Alisha tersadar apa yang ia lakukan.

"Maaf Ayah, maaf Bunda." Alisha menunduk.

Aisyah langsung menghampiri Alisha dan memeluknya. Mengusap punggung Alisha yang bergetar.

"Bunda tau apa yang kamu rasain kok, Nak. Tapi enggak gini caranya."

Tangan besar Abhi juga ikut mengusap punggung Alisha. "Ayah minta maaf juga, Nak. Kalau kesannya Ayah seperti memaksa."

Alisha menggeleng. "Enggak, Yah. Ayah enggak salah, ini salah Lisha."

Aisyah tersenyum melihat interaksi keduanya.

"Bunda enggak mau merusak suasana. Tapi ini udah malam, ayo kita tidur." ucap Aisyah sambil melepaskan pelukannya.

Aisyah mengangguk pelan. Alisha meminta maaf lagi kepada kedua orang tuanya. Karena sepertinya ia terlalu membawa perasaannya.

Dari Askar Untuk Alisha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang