Tinggalkan vote dan comment yeorobun 💜
⭐⭐⭐
Reina menyentuh buku-buku yang terpajang rapi di rak perpustakaan sekolahnya sambil terus mencari buku yang dicarinya. Kepalanya mendongak ke atas, saat nomor buku yang ada di tangannya itu menunjukkannya pada rak bagian atas.
Satu buku berisi berbagai puisi, terselip diantara puluhan buku lainnya. Buku itu yang Reina cari sejak tadi. Tetapi sialnya buku itu berada di rak bagian atas, dan Reina tidak bisa menggapai buku itu kerena tingginya yang tidak cukup.
"Tinggi banget!" gerutu Reina sambil berjinjit. Gadis itu terus berjinjit hingga akhirnya dia menyerah. Rak-nya terlalu tinggi dan kakinya juga sudah pegal.
Reina berjalan ke rak yang lain, tepatnya pada rak berisi berbagai macam novel, mau itu romantis, horor, dan masih banyak lagi. Reina mengambil salah satu buku setelah membaca sinopsis yang menurutnya menarik lalu duduk di kursi terdekat.
Baru saja membaca dua halaman novel tersebut, terdengar seseorang duduk di bangku yang ada di hadapan Reina. Gadis itu mengangkat kepalanya, matanya membelalak kaget. "Hi-hito lo ngapain di sini?" tanya Reina grogi.
Hito menaruh sebuah buku di atas meja. "Buku yang lo cari," ujarnya sambil menunjuk buku yang ditaruhnya barusan dengan dagunya. Ternyata benar, itu buku yang Reina inginkan tadi.
"Kok, lo tahu gue mau buku ini?" Reina bertanya dengan senyum tertahan.
"Tadi gue lihat lo jinjit gak jelas," jawabnya enteng, kemudian membaca buku lain yang dibawanya.
Senyuman Reina terbentuk sempurna saat mendengar jawaban dari Hito barusan. Ini nih yang bikin aku suka sama kamu!
"Baca, jangan dilihatin aja." ujar Hito tanpa menolehkan kepalanya.
Reina salah tingkah, dia pura-pura membaca buku itu dengan membuka halamannya secara acak. Hening beberapa saat, sebelum akhirnya dipecahkan oleh Reina yang berdehem pelan. Namun deheman itu tidak dihiraukan sama sekali oleh Hito, dia terlalu fokus membaca buku, atau bahkan lupa kalau ada seseorang di hadapannya.
"Hito?" panggil Reina pelan, mengingat bahwa mereka berada di perpustakaan.
Hito mendongakkan kepalanya, "Kenapa?"
Reina menggeleng sambil tersenyum, "Enggak papa, gue cuman mau kasih ini," Reina menyodorkan satu buah permen gagang rasa mangga.
Kening cowok berlensa hitam itu berkerut sambil menatap bergantian Reina dan permen itu. Reina yang mengerti ekspresi cowok itu melanjutkan, "Ini untuk ucapan terimakasih."
"Untuk?" tanya Hito membuat Reina gelagapan gak jelas. Tatapannya itu loh yang membuat Reina gugup.
"Y-ya... Untuk semuanya. Buat yang tadi dan waktu itu karena lo udah nolongin gue dari kecelakaan mobil itu. Mungkin bukan karena lo, gue udah masuk rumah sakit atau bahkan gue udah gak ada." jelas Reina.
Hito mengambil permen itu lalu langsung memakannya dengan santainnya.
Kedua mata Reina melotot besar, "Hito, di perpus, kan, gak boleh makan!" pekik Reina pelan.
"Yaudah, kalau gitu ayo keluar." ujar Hito kemudian berdiri, namun langkahnya tertahan saat Reina memegang lengannya.
"Mau kemana?" tanya Reina.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M SORRY [SELESAI]
Teen Fiction"Gue itu bodoh suka sama orang yang suka sama orang lain!" Kalian pernah mengatakan hal itu pada diri sendiri? Jika pernah, kalian mungkin kini berada di posisi yang sama seperti Meisya. Entah alasannya apa yang membuat dirinya begitu mencintai Ar...