BAB 7 - MENANG

2.6K 266 2
                                    

Puter mulmed guys!

***

Arion memasukkan barang-barangnya ke dalam tenda yang baru saja selesai dia dan anggota lain dirikan. Tenda itu cukup untuk sekitar lima sampai enam orang, jadi masih cukup untuk memasukan barang-barang mereka ke dalam karena anggota cowok di kelompok delapan belas hanya lima orang. Sedangkan tenda cewek didirikan di area tenda cewek yang bersebrangan dengan area tenda cowok.

Selesai membereskan semua barangnya, Arion sedikit mengistirahatkan tubuhnya yang terasa pegal dengan berbaring sebentar. Acara ini dilakukan dua hari satu malam dan itu dari pagi hingga malam hari. Bagaimana itu tidak menguras tenaga?

"KEPADA SELURUH PESERTA SILAHKAN KELUAR DARI TENDA DAN KUMPUL DI LAPANGAN!"

Sial! Baru saja membaringkan tubuhnya di tenda, suara Pak Hartono kembali terdengar membuat Arion mau tidak mau harus keluar dan berkumpul di lapangan. Saat keluar sudah banyak murid yang berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Arion menatap sekitar, mencari tempat kelompoknya berkumpul. Terlihat baju bermotif garis-garis milik Dido- teman satu kelompok Arion, tanpa banyak berpikir Arion menghampiri kelompoknya yang berbaris di sana.

"OKE ANAK-ANAK SUDAH BERGABUNG DENGAN KELOMPOK KALIAN?" teriak Pak Hartono di depan.

"SUDAH!" jawab siswa serempak.

"SEKARANG PILIH, SIAPA KETUA KELOMPOK DARI KELOMPOK KALIAN!"

Setelah diperintahkan oleh Pak Hartono barusan, masing-masing kelompok mulai ramai memilih ketua kelompok mereka masing-masing, tapi tidak dengan kelompok delapan belas yang sepi dan sibuk dengan dunia mereka masing-masing.

"Oke guys! Siapa yang mau jadi ketua kelompok?" tanya Meisya memecahkan keheningan.

Krik. Semua orang diam, tidak ada yang berbicara atau mengangkat tangan.

"Gak ada?" tanya Meisya lagi. Semua hanya diam. Meisya menghela nafasnya lelah.

"Gue!" Devan mengangkat tangannya tinggi-tinggi, membuat beberapa orang dari kelompok lain melirik ke arah mereka. "Gue mau jadi ketua kelompok!" sambungnya.

Semua tatapan kini tertuju pada Devan, tidak percaya bahwa Devan akan menjadi ketua kelompok mereka. Devan terkenal sebagai playboy kelas kakap yang hobbynya mutusin cewek seenaknya. Devan itu nakal, dia paling malas mengikuti acara seperti ini. Tapi secara ajaibnya Devan mau ikut acara ini, dan sekarang dia ingin menjabat sebagai ketua kelompok? Aneh sekali.

"Lo serius?" tanya Meisya.

"Ciusss.." jawabnya dengan nada menggelikan, membuat semua orang ingin muntah mendengarnya.

"Gue serius!" tegas Meisya.

"Lo mau gue seriusin, Sya?"

Meisya melotot garang, tangannya sudah siap memukul wajah Devan yang menyebalkan itu. Devan hanya nyengir tak berdosa membuat Meisya semakin ingin memukulnya. Meisya menghela nafasnya pelan, lalu mengeluarkannya perlahan. Mencoba menenangkan dirinya yang sudah mulai terpancing emosi.

Melupakan kejadian tadi, Meisya kembali fokus pada pemilihan ketua kelompok lagi. "Selain Devan ada gak?"

Hening.

I'M SORRY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang