Ada kalanya, kamu sadar kalau perasaan yang selama ini kamu anggap biasa saja, ternyata tidak sebiasa itu. Dia berkembang tanpa kamu sadari, sampai-sampai menyita seluruh pikiran bahkan duniamu.
***
Meisya menaruh kepalanya di atas meja kantin dengan keadaan lemas dan otak terkuras. Terdengar helaan nafas berat dari bibir gadis itu. Mungkin itu sudah yang kesekian kalinya.
"Kenapa?" tanya seseorang membuat Meisya langsung mengangkat kepalanya, menatap orang itu.
"Itu Bu Angela ngasih ulangan harian matematika susah banget! Otak gue panas banget, tenaga gue terkuras habis, Ion!" balas Meisya mengebu-gebu.
"Mau pesen apa? Gue pesenin," tanya Arion.
Mata Meisya berbinar-binar, senyumnya mengembang sempurna membuat Arion tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum. "Serius?!"
"Hm,"
"Asek!" Meisya menegakkan punggungnya dengan semangat. "Gue mau nasi goreng ibu Ayu pedes plus kerupuknya yang banyak, terus minumnya teh manis tapi gulanya ganti sama madu." ujar Meisya menyebutkan pesanan yang sering dia pesan.
"Ck! Ribet. Gak jadi, males gue." ketus Arion.
"Lah kok gitu?"
"Yang simpel aja, nanti gue beliin." Arion bangkit dari kursi. "Jadi gak?"
Meisya manyun sebal, "Yaudeh, nasi goreng pedes, minumnya air putih aja." balas Meisya mengalah.
Arion mengangguk, lalu melangkah menuju stand-stand jualan yang berjejer di sisi-sisi kantin. Tak lama, dia kembali. Mereka mengobrol ringan sambil menunggu makan datang.
"Eh, Reina mana? Kok gak bareng sama lo?" tanya Meisya baru teringat dengan Reina.
"Perpus," jawab Arion dingin.
Meisya terdiam. Mengerti kenapa Arion menjawabnya dengan nada dingin seperti itu. Sudah pasti karena Hito.
"Oh.." Meisya mengangguk-angguk mengerti, tidak mau memperpanjang pembicaraan.
Bu Ayu datang membawa dua piring nasi goreng, tak lama Mas Bardi datang membawa dua gelas es teh manis. "Makasih, Mas." ujar mereka berbarengan.
Meisya tersenyum lebar lagi sambil menyeruput teh manis madu yang dipesan Arion. Katanya ribet, tapi dibeliin juga.
"Kesambet lo?" tanya Arion langsung membuat senyuman Meisya menghilang dalam sekejap. Cewek itu berdesis pelan lantas memakan makanannya. "Sya?" panggil Arion.
"Apaan?" jawab Meisya sambil melahap nasi goreng pedasnya yang sebenarnya tidak terlalu pedas menurut Meisya.
"Gue kayak bakalan nembak Reina besok deh, menurut lo--"
Meisya langsung tersedak nasi goreng yang dia makan, tenggorokannya perih sekali. Tangannya bergerak ke sana ke mari mencari minum, padahal minuman ada di depan matanya sendiri. Arion menggeserkan gelas Meisya ke arah gadis itu, detik itu juga Meisya langsung mengambilnya dan meminumnya dengan rakus.
"Pelan-pelan kalau makan, keselek kan lo." ujar Arion sambil menyodorkan selembar tisu. "Gimana menurut lo?" sambungnya.
Meisya meminum minumannya, "Gimana apanya?" tanya Meisya pura-pura tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M SORRY [SELESAI]
Ficção Adolescente"Gue itu bodoh suka sama orang yang suka sama orang lain!" Kalian pernah mengatakan hal itu pada diri sendiri? Jika pernah, kalian mungkin kini berada di posisi yang sama seperti Meisya. Entah alasannya apa yang membuat dirinya begitu mencintai Ar...