Jika diberi kesempatan untuk mengulang waktu, aku memilih untuk tetap diam. Karena membayangkannya saja sudah membuatku sakit, apalagi mengulangnya.
***
< jangan lupa Votement ya! >
"Meisya!" suara cempreng Reina terdengar dari arah belakang, lantas membuat Meisya yang akan menaiki sekuternya terhenti sejenak.
"Kenapa, Na?" tanya Meisya begitu Reina berdiri di hadapannya.
Cewek itu tersenyum lebar, nafasnya sedikit ngos-ngosan akibat berlari menghampiri Meisya barusan. "Aku mau nginep di rumah kamu boleh?" tanya Reina.
"Hah? Kok, ngedadak banget?"
Reina menggaruk tengkuknya pelan, "Ya... Belum pernah aja gitu aku nginep di rumah sahabat aku sendiri." balasnya.
Meisya sedikit terenyuh mendengar kata 'sahabat' yang Reina lontarkan. Jujur saja, Meisya senang sekali sekarang. Akhirnya Meisya mempunyai seorang sahabat.
"Emang lo udah bilang ke bokap-nyokap lo, Na?"
Reina mengangguk semangat.
"Yaudah, deh. Lo boleh nginep di rumah gue malem ini." ujar Meisya yang langsung mendapat pelukkan dari Reina. "Eh, tapi," potong Meisya membuat Reina menjauhkan tubuhnya lagi.
"Kenapa?"
"Gue gak bawa helm dua. Gimana dong?"
"Alah! Gapapa kali, Sya. Lagian jam segini mana ada raziaan." balas Reina enteng.
Sebenarnya, ini bukan masalah razia atau tidak razia sih. Ini menyangkut masalah keselamatan. Meisya tidak mau dirinya dan Reina kecelakaan atau terjadi hal buruk lainnya.
Lebih mencegah daripada mengobati, bukan?
"Tapi masalahnya..."
Belum juga Meisya menyelesaikan omongannya, Reina sudah lebih dulu naik ke atas sekuter Meisya. "Ayo, Sya!" ujarnya sambil menepuk jok dengan semangat.
Meisya menghela nafasnya pasrah, lalu ikut naik ke atas sekuternya. Meisya menyalakan sekuternya, lalu pergi meninggalkan halaman sekolah.
Reina menyatukan jari telunjuk dan jempolnya sambil bibirnya berkata 'oke' tanpa suara ke arah Arion yang berdiri di lorong. Kemudian gadis itu tidak terlihat lagi begitu keluar dari halaman sekolah.
Diperjalanan Meisya fokus mengendarai sekuternya sementara Reina sibuk bercerita tentang bayak hal. Hingga salah satu pertanyaan dari Reina berhasil membuat fokus Meisya sedikit terpecah.
"Sya, menurut kamu Arion itu gimana?" tanya Reina.
Meisya diam sejenak. Memikirkan jawaban paling tepat untuk menjawab pertanyaan ini. Kenapa Reina tiba-tiba menanyakan hal seperti ini?
"Eum.. Baik kok dia, Na."
"Masa gitu doang?"
Meisya diam kembali. Gimana ya, kalau disuruh untuk menjabarkan tentang Arion di mata Meisya itu sangat sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Kalian akan tahu sendiri Arion seperti apa setelah melihat sikapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M SORRY [SELESAI]
Teen Fiction"Gue itu bodoh suka sama orang yang suka sama orang lain!" Kalian pernah mengatakan hal itu pada diri sendiri? Jika pernah, kalian mungkin kini berada di posisi yang sama seperti Meisya. Entah alasannya apa yang membuat dirinya begitu mencintai Ar...