< Jangan lupa vote dan comment >
***
1 bulan kemudian...
"Meisya, sarapan dulu!" teriak Tante Sena dari dapur.
"Iya, tante!" jawab Meisya kemudian mengecek penampilannya kembali di depan cermin. Disingkirkannya rambut yang menutupi sedikit jidatnya. Terlihat bekas luka kecelakaan satu bulan yang lalu, Meisya kemudian menutup bekas luka itu dengan rambutnya lagi.
Gadis itu bergegas turun ke lantai satu, bersiap untuk sarapan pagi. Hari ini Meisya mulai sekolah lagi setelah hampir satu bulan tidak sekolah. Dia sibuk menyembuhkan dirinya.
"Pagi tante," sapa Meisya.
"Pagi. Udah siap sekolah lagi?" tanya tante Sena sambil mengoleskan selai nanas ke roti.
Meisya mengangguk, "Siap tante."
"Kalau ada apa-apa bilang sama tante, ya?"
"Iya, tante. Tante gak usah khawatirin Meisya lagi, aku udah sepenuhnya sembuh kok." ujar Meisya lalu menyantap rotinya.
"Ya, tetep aja tante masih khawatir sama kamu."
"Tante santai aja, aku udah gak apa-apa kok. Serius." Meisya mengangkat kedua jarinya hingga membentuk huruf 'V'. "Ohiya tante, tante udah lakuin apa yang aku bilang dua hari yang lalu?" tanya Meisya teringat sesuatu hal.
Tante Sena berpikir sejenak, tak lama dia mengangguk. "Udah, tante udah jual sekuter kamu."
Meisya menundukkan kepalanya, tangannya yang memegang roti. bergetar di atas meja. Entah kenapa, setiap ingat tentang sekuter itu, Meisya juga teringat dengan kecelakaan yang merenggut Reina.
"Maaf, Meisya harus jual hadiah ulang tahun pemberian tante." ujar Meisya lesu.
Tante Sena yang melihat tangan Meisya yang bergetar, langsung menggenggamnya erat. "Gak papa, tante ngerti."
Meisya mengangguk pelan lalu berdiri bersiap untuk berangkat ke sekolah. Dia mencium punggung tangan tantenya. "Meisya berangkat dulu. Tante gak ke sekolah hari ini?"
"Iya, tante ada rapat di sekolah lain."
"Yaudah, Meisya berangkat, ya, tante." pamit Meisya lalu berjalan keluar. Di luar, supir tante Sena sudah menunggu di depan rumah. "Ayo, Pak." ujar Meisya begitu sudah ada di dalam mobil.
"Siap non Meisya."
***
Sekolah, kini sudah seperti tempat yang asing bagi Meisya. Selain karena selama satu bulan ini dia beristirahat di rumah, tatapan orang-orang yang melihatnya saat ini sudah seperti orang yang melihat anak baru datang ke sekolah. Meisya sulit menjelaskan arti tatapan itu.
Eh, Si Meisya mulai sekolah lagi tuh.
Katanya dia, ya, yang nyebabin Reina meninggal?
Emang bener, ya?
Katanya sih, Reina kecelakaan bareng si Meisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M SORRY [SELESAI]
Ficção Adolescente"Gue itu bodoh suka sama orang yang suka sama orang lain!" Kalian pernah mengatakan hal itu pada diri sendiri? Jika pernah, kalian mungkin kini berada di posisi yang sama seperti Meisya. Entah alasannya apa yang membuat dirinya begitu mencintai Ar...