BAB 29 - KE PUNCAK

2.3K 233 0
                                    

Gue suka suka sama lo, Arion!

- Meisya.

***

"Abis dari mana, Na?" tanya Meisya sambil melipat bajunya lalu memasukkannya ke dalam tas yang dia bawa.

Reina yang baru saja masuk ke dalam kamar, lantas langsung menghamburkan dirinya ke dalam pelukkan Meisya. Meisya berhasil dibuat bingung.

"Kenapa, na?" tanya Meisya bingung.

"Aku seneng banget, Sya!!" ujar Reina histeris dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Iya, seneng kenapa?"

Reina melepaskan pelukannya, beralih menunjukkan ponselnya yang sedari tadi dia genggam. "Tadi Hito telepon aku!"

"Terus?"

"Kamu mau tau gak dia bilang apa?" tanya Reina.

"Apa?"

Reina mengatur nafasnya untuk tidak menjerit ditempat, baru saja dia melanjutkan. "Dia ngajakin aku jalan nanti hari minggu!!" teriaknya dan memeluk Meisya lagi.

Meisya yang berada di dalam pelukan Reina terdiam. Mau apa?

"Aku deg-degan banget, Sya! Kira-kira dia mau ngapain ya, kok tiba-tiba ngajak aku jalan?" tanya Reina.

Meisya hanya menaikkan kedua bahunya. Tetapi perasaannya tidak enak setelah mendengar ini.

***

Waktu kini menunjukkan pukul delapan malam, udara di Puncak semakin dingin terasa. Kedua keluarga itu memilih untuk membakar jagung dan barbeque sosis sebagai santapan mereka malam ini.

Para ibu kegiatannya itu membakar jagung dan sosis, para bapak sedang sibuk mempersiapkan untuk menyalakan kembang api didekat kolam sana, Reina sibuk mengurusi kedua keponakannya yang berlari kesana kemari dan Arion sibuk main ponsel di taman. Kalau Meisya, sedang sibuk memperhatikan kelap-kelip cahaya lampu yang berasal dari kota.

"Bagus banget!" Meisya mengeratkan jaketnya, udara semakin malam semakin dingin.

Meisya duduk di atas rerumputan yang sudah dipotong rapih, pandangannya masih tertuju pada gemerlap lampu di sana. Sekali lagi, dia mengagumi keindahan itu.

Ingatannya kembali memutar kenangan saat dia kecil. Saat itu, Meisya sering sekali diajak ke Puncak oleh papanya bersama mama dan kakaknya. Begitulah cara mereka menghabiskan family time.

Meisya benar-benar merindukan hal itu.

"Ngapain?" suara berat seseorang membuat Meisya langsung menghadap ke belakang, detik berikutnya senyum Meisya terbit.

Meisya menepuk tempat yang ada di sampingnya, "Sini deh lihat!"

Arion menurut, dia duduk di samping Meisya.

"Gimana? Bagus, kan?" tunjuk Meisya pada pemandangan di hadapan mereka.

"Hm, bagus."

I'M SORRY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang