23. Cepat Sembuh Dipta

9.7K 1.3K 81
                                    

"Makan dulu dek." Dimas menyodorkan sebungkus nasi padang. Calla bisa mencium bau rendang dari dalam bungkusnya.

"Makasih." Calla masih terus menatap ke arah pintu ruang operasi. Menunggu operasi Bang Dipta yang tak kunjung selesai.

"Dimakan dulu dek Calla. Tadi habis donor." Calla menggeleng dan tentu tidak merasa lapar.

"Tadi sudah makan biscuit kok kak." Jawab Calla.

"Oke deh. Dek Calla, saya ada panggilan mendadak. Saya tinggal ya. Gapapa kan?" Calla menoleh.

"Nggak papa Kak Dimas. Makasih banyak sudah bantuin aku ya kak. Hati-hati." Calla ikut berdiri.

"Ini nomor WhatsApp saya. Bisa kamu hanya hubungi kalau kamu butuh sesuatu di Jakarta." Calla menerima uluran kertas kecil dari Dimas. Dimas meninggalkan Calla dengan sedikit berlari.

Dua puluh menit kemudian ruang operasi terbuka. Ada dua dokter yang keluar. "Operasi Lettu Pradipta berjalan lancar. Tetapi keadaan masih kritis dan harus di pantau di ruang ICU" Calla terlihat mengusap air matanya. Calla juga tidak  berani mendekat, hanya melihat dari jauh. Saat brankar Dipta di dorong melewati Calla. Calla hanya bisa menatap wajah Dipta yang terlihat pucat.

"Bu. Aku mau ngomong dulu sama Calla ya." Calla melihat wajah Mbak Gita sok baik dengan Galuh.

"Iya. Ibu tunggu di depan ICU ya." Galuh dan Galih menjauh.

"Lihat kan Calla. Kamu berurusan sama orang yang salah. Dipta udah jatuh ke pelukan aku seutuhnya. Dan setelah dia sembuh aku bakalan di nikahin. So jangan harap ada lagi Dipta di hidupmu dan Daffa. Karena aku nggak akan biarkan itu semua terjadi." Calla menggeleng. Gita pergi begitu saja. Sekarang Calla kembali merasakan sakit saat tidak di percayai.

🌻🌻🌻

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Calla masih setia duduk di kursi panjang depan ruang ICU. Perutnya belum di isi. Hanya satu biscuit selepas donor tadi. Di dalam ada Galuh menunggu Dipta yang belum juga siuman.

Galih berdiri masuk ke ruang ICU. "Buk e sama Gita pindah saja ke ruang perawatan. Di sana ada sofa biar kamu bisa istirahat sama Gita buk." Galuh menggeleng.

"Iya Bu. Ibu harus istirahat ya. Besok harus seharian juga jagain mas Dipta Bu." Akhirnya Galuh luluh juga.

Saat berjalan melewati Calla, Galuh hanya diam tak menganggap Calla. Calla hanya menunduk. Rasanya lebih sakit daripada di tinggal nikah dokter Fathur.

"Di minum mbak." Calla langsung memeluk laki-laki yang ada di depannya.

"Ayah nggak nyangka kamu tahan nggak minum seharian. Bahkan kamu belum makan juga." Lagi Calla menangis di pundak ayahnya.

"Bang Dipta yah." Aksa mengangguk. Mengusap lembut punggung putrinya. Putrinya begitu rapuh bahkan mata cantiknya terlihat bengkak karena terus menangis.

"Semuanya akan baik-baik saja nduk. Percayalah. Ayah akan terus ada di sampingmu. Ayah akan menemani kamu. Jangan takut ya nak. Jangan menangis, sekarang makan. Ayah tahu hari ini kamu berjuang keras untuk abang mu." Aksa berjongkok, mengusap air mata Calla yang terus menetes.

"Bunda yang masak tadi sebelum ayah berangkat ke sini." Aksa membuka tempat makan. Ada ayam kecap dan sambel tempe kesukaan Calla. Dengan telaten Aksa menyuapi Calla. Sesekali mengusap air mata putrinya.

"Udah yah." Aksa menggeleng.

"Kamu mau tunggu Dipta sampai sembuh kan? Kamu nggak boleh sakit Mbak. Ayah juga sakit kalau kamu sakit." Calla hanya diam.

CINTA CALLA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang