55. Kejujuran Dipta

11.8K 1.4K 74
                                    

Dipta POV...

Aku terus memeluk Calla, setelah pengakuan cintanya aku jadi makin cinta makin yakin makin sayang dan makin segalanya.

Kami baru saja mandi di siang bolong. Alhamdulillah air PAM komplek ini tidak mati. Jadi stok air untuk keramas melimpah ruah.

"Dek. Sore ini kita berangkat bulan madu ya."

"Kemana?" Tanyanya.

"Ada ke suatu tempat. Eh banyak ding, mas yakin kamu bakalan bahagia." Dia mengangguk. .

"Aku perlu packing apa? Tapi kan baju kamu di rumah buk e semua." Males deh kalau harus kembali ke rumah saat ada Mas Dika.

"Beli aja dek."

"Siapa sih yang tadi mau hemat. Biar aku yang ambil. Kamu istirahat aja, sekalian mau ketemu ibuk. Nggakpapa kan?" Aku mengangguk malas.

"Iya. Tapi cium dulu." Ucapku. Dengan cepat Calla mengecup pipiku.

"Kok cuman pipi. Di sini dong." Protesku.

Calla malah lari ngibrit. Bulan madu kali ini akan sangat spesial. Aku akan mengajak Calla nostalgia masa kecil kami.

Aku tersenyum. Mengingat wajah Calla yang selalu tersipu dari kemarin. Ini awal yang indah. Awal aku dan Calla memadu cinta. Ya Allah hadirkanlah cinta yang indah untuk aku dan Calla.

🌻🌻

"Mas ini kok dari tadi cuman muter terus ya? Kapan nyampenya. Lagian tumben pakai motor?" Aku hanya diam. Membawa Calla dengan motor Supra X 125 milikku sejak SMA. Simbah yang membelikan untukku. Karena Simbah kasihan saat aku harus naik sepeda dari Sagan ke Wirobrajan sekolahku.

Ia rela menggadaikan sertifikat pensiun miliknya demi membelikan motor ini.

"Ada deh." Aku memarkirkan motor di tempat parkir taman sari. Menarik tangan Calla untuk naik ke tangga yang akan membawa kami ke tempat yang indah untuk melihat senja.

"Cantik banget. Ayah suka ajak aku ke sini mas." Aku mengangguk.

"Dan ayah juga yang mengenalkan tempat ini dek. Sini duduk." Calla duduk di sampingku. Menghadap ke arah matahari yang akan turun.

"Masalah keluarga ku begitu pelik dek. Mungkin aku tidak di harapkan, dulu aku selalu berfikir seperti itu. Kakak kandung ku saja nggak mau ngakuin aku. Nggak terima kalau aku ini ada di dunia. Dulu saat kecil orang-orang maklum. Kenapa mas Dika selalu benci aku. Dari cerita Simbah Uti, semenjak buk e hamil aku. Mas Dika selalu pukul perut buk.e selalu nyakitin buk e. Bahkan hingga aku lahir aku hampir di bekap pakai bantal sama mas Dika saat kecil."

"Orang-orang maklum dulu. Tapi setelah mas Dika SD, aku masih kecil mas Dika masih sama. Masih membenciku, bahkan selalu saja mas Dika menyakitiku. Semua mainan perhatian buk e pak e pasti selalu hanya boleh untuk Mas Dika."

"Sampai saatnya aku paham dan bisa berfikir. Aku nggak mau tinggal sama mereka. Aku takut Mas Dika nyakitin aku. Bahkan setiap mau ambil rapot mas Dika melarang buk e atau pak e pulang ke Jogja. Tahu kan dek rasanya di benci kakak sendiri. Bahkan aku nggak tahu rasanya di ambilin raport sama orang tua."

"Simbah, Oma opa dan ayah Aksa lah orang tua bagiku. Saat Opa harus ke Bandung ke tempat Om Gading. Aku selalu di titipkan ke opa. Ayah dulu masih sering pulang. Melihat aku menangis karena semua temanku di temani pentas perpisahan TK. Kamu tahu dek. Ayah yang menggantikan peran buk e dan pak e di sini. Maka dari itu aku begitu menghormati beliau. Dan saat itu aku terus menangis hingga sore. Lalu aku di ajak ayah naik ke sini. Duduk di tempat ini melihat senja yang indah. Dan ayah selalu bilang. Kalau aku harus percaya sama cinta pak e dan buk e. Karena obatnya luka itu cuman percaya."

"Bahkan ayah dan buk e takut sama mas Dika. Mas Dika selalu mengancam berbagai macam, bahkan untuk menyingkirkan aku sekalipun dek. Karena mas Dika dan aku segalanya bagi mereka. Mau nggak mau Buk e dan Pak e hanya diam.  Yang hanya aku bisa hanya mengalah selama ini. Dan begitu aku bertemu kamu dan Daffa. Aku seperti menemukan diriku."

"Dan saat itu aku selalu percaya. Mungkin cinta mas Dika sayang mas Dika untukku blm begitu besar. Tapi yang aku bisa saat ini hanya ikhlas. Yang penting sayang dan cinta buk e pak e juga untukku." Calla memelukku erat-erat. Lalu tangannya bergerak untuk mengusap air mataku.

"Buk e selalu bilang untuk aku bersabar. Pasti Mas Dika berubah. Tapi selama dua puluh enam tahun saja nggak ada yang berubah. Tetap sama, dia tetap membenciku dek."

"Aku juga takut kalau kamu terancam dek." Aku benar-benar takut.

"Mas Dika nggak di bawa ke psikiater?"

"Udah. Berulang kali. Hasilnya nihil. Mas Dika selalu kembali kaya gitu. Aku bisa apa dek."

"Sebenarnya Pak e ingin kamu juga meneruskan rumah sakit yang di Kulon Progo. Tapi Mas Dika pasti akan menguasai semuanya."

"Nggakpapa mas. Aku bakalan sama kamu terus. Kita bangun sendiri nanti. Kamu modalin aku kan." Wah Calla malah bercanda.

"Mas. Sekarang ada aku di sini, aku yang akan mencintai kamu. Menemani kamu jadi kamu nggak sendiri mas. Kita adalah sepasang sayap yang akan terbang. Kita akan sama-sama bahagia. Ada aku yang mencintaimu. Aku yakin pak e dan buk e sangat menyayangi kamu mas. Kita akan melawan dunia yang kejam ini. Inget kan CallaDiptaAgainsTheWorld." Aku mengangguk. Menarik lagi Calla dalam pelukan ku.

"Terima kasih dek. Maaf membawa kamu pada hal yang sulit. Aku cuman tentara miskin lho. Kita berjuang sama-sama ya."

"Kita bakalan berjuang dari nol mas. Aku juga miskin kok. Tabungan ku cuman tiga juta kalau kamu tahu." Aku mengacak rambutnya.

"Kalau aku gadein SK di BRI gimana? Buat modal usaha?" Lenganku langsung di pukul Calla.

"Aku nggak ikut tanda tangan." Kami tertawa.

Melihat Calla tertawa kini membuat semua emosiku meredam. Melihat tawa Calla membuatku terus melayang. Dan semakin aku melihat tawanya, cinta ini terus tumbuh dan mekar.

"Coba lihat. Senja di ujung sana terlihat begitu indah kan." Ucapku. Calla mengangguk.

"Tapi senja di sampingku lebih indah. Tetap di sampingku ya Dek. Kita akan melewati hari-hari yang lebih berat nantinya."

"Iya mas. Aku akan selalu di sampingmu. Menemani kamu, mendampingi kamu. Kemana pun kamu tugas."

"Dan aku akan menjadi lelaki yang paling bahagia. Punya istri sebaik dan secantik kamu. Yang sinarnya begitu cantik melebihi sinar Senja."

"I love you Mas Dipta."

🌻🌻🌻

Happy weekend everyone. Semoga sehat selalu ya....

Makasih banyak doa temen-temen semua. Terharu. Semoga suka dengan cerita ini ya.

CINTA CALLA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang