36. Janji Persahabatan

10.9K 1.4K 164
                                    

Kesibukan terlihat di kediaman Angkasa Yudha. Hilir mudik terlihat di ruang tamu keluarga Gubernur Akademi Militer itu. Tatanan bunga mawar di campur dengan hydrangea menghiasi ruang tamu. Tiang-tiang di lapisi kain putih dan rangkaian standing flower terlihat begitu cantik.

Para fotografer sudah datang untuk mengabadikan momen sekali seumur hidup untuk seorang Calla Senja dan Pradipta.  Di tengah bebungaan ada nama ke duanya. Calla & Dipta

Di kamar atas Calla tengah bersiap untuk acara sakral yang akan di adakan tiga puluh menit lagi.

Bina menatap takjub pada wajah putrinya. Cintanya bersama Aksa sudah tumbuh begitu dewasa. "Daffa bahagia mbak. Abang lah yang meminang Mbak Calla." Calla hanya tersenyum tipis, menyentuh lengan Daffa.

"Bahagiamu bahagia embak juga dek." Daffa tersenyum. Siang ini ia memakai pakaian dinas pesiar. Menambah kadar kegantengan Daffa 10% lebih tinggi.

Di luar rombongan dari rumah Pradipta sudah datang. Di sambut dengan senyum dan pelukan hangat dari sang empunya rumah.

Seserahan yang di bawa keluarga Wijaya tidak main-main. Galih Rakha Wijaya mantan danpuskesad juga seorang direktur utama rumah sakit swasta di daerah Kulon Progo.

Ada kurang lebih lima belas kotak yang di bawa. Berisi keperluan Calla dan juga sepasang kebaya dan batik untuk Uti dang Kakung nya.

Ada kotak berisikan kain hijau pupus khas baju istri tentara. Seperangkat perhiasan emas dan makanan.

Dipta berdiri mengenakan kemeja batik slim fit warna tosca. Di tangannya ada seikat bunga cantik khusus untuk adik tercintanya.

Acara di mulai. Dengan perkenalan dan maksud kedatangan dari keluarga Wijaya.

"Saya berdiri di sini, mewakili keluarga Bapak Letnan Jendral TNI Purnawirawan dr. Galih Rakha Wijaya, Sp. BS. Mengucapkan salam, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Paman Dipta, Gading menyampaikan maksud kedatangannya. Di sambut ramah tamah dari keluarga Aksa yang di wakili oleh Kakung Arya.

"Suatu kehormatan bagi kami, menerima tamu agung tamu jauh yang datang dari tetangga sebelah. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Cukup panjang hingga Calla turun di apit oleh Daffa yang memakai pakaian dinas pesiar malam. Calla begitu anggun, jilbabnya di tarik ke belakang. Polesan make up natural menambah kecantikan Calla. Bahkan Dipta yang tadi terus menerus menunduk. Kini menatap Calla tanpa kedip. Ikut berdiri menyambut calon istrinya yang di balut dengan kebaya warna tosca.

Pembawa acara mempersilahkan Dipta untuk berbicara langsung melamar Calla.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, mohon izin Pak Aksa dan Bunda Bina. Kedatangan keluarga kami sore hari menjelang senja di hari Minggu ini. Izinkan saya untuk berbicara di hadapan ayah dan bunda juga Calla dan keluarga besar."

"Calla... Di sore hari ini, abang kembali datang bukan sebagai Abangmu lagi. Melainkan datang sebagai seorang laki-laki dewasa yang ingin memintamu menjadi pendamping hidup."

"Calla.. tentu pasti kamu ingat setiap janji yang kita ucapkan bertiga dengan Daffa. Bahwa kita akan terus saling menjaga selamanya. Dan janji persahabatan yang akan selalu kita jaga sampai nanti."

"Di sore hari ini. Aku ingin meminta kamu untuk bersedia ku jaga selamanya, sempat terbersit ragu bagiku saat meminta kamu menjadi pendampingku. Bahkan aku jauh dari kata sempurna."

"Dan di sini aku berdiri, dengan segenap keberanian dan kesungguhan hati. Memintamu untuk menjadi istriku, menjadikan satu-satunya wanita di hidupku. Aku tahu aku bukan yang pertama bagimu. Tapi akan aku pastikan bahwa aku akan jadi yang terakhir untuk kamu. Dan begitupun kamu yang akan menjadi yang terakhir untuk aku."

"Dan di luar sana kini matahari senja mulai kembali ke peraduannya. Sinarnya sama cantiknya sama dengan sinar dan kilau namamu. Cinta Calla Senja, di hadapan buk e pak e ayah bunda,dan semua keluarga besar. Maukah kamu menjadi istriku?" Air mata Calla dan Bina meluncur begitu saja. Calla dengan gemetar memegang microphone.

"Di hadapan ayah bunda Uti Kakung dan Dek Daffa yang Mbak Calla cintai. Juga di hadapan budhe dan Pakde yang Mbak Calla cintai. Mbak Calla tidak menyangka hari ini akan tiba dan seperti ini. Orang yang begitu Mbak Calla sayangi datang dengan sejuta kejutannya. Bang Dipta yang Calla sayangi. Dengan ridho ayah dan Bunda juga keluarga besar. Calla menerima pinanganmu. Calla bersedia menjadi pendamping mu. Menemani setiap potret momen yang akan kita lalui bersama. Akupun bukan yang pertama bagimu. Tapi in syaa Allah atas ridhoNya kita akan jadi satu." Tawa dan senyum terus terlihat setelah Calla selesai berbicara. Dipta menyerahkan buket bunga yang ia bawa.

Dan dengan senyum yang tak luntur, Galuh menyematkan cincin emas putih di jari manis Calla. Begitupun dengan Bina, menyematkan cincin di jari manis Dipta. Lalu memeluk erat Dipta.

"Jagain permata bunda ya mas. Bunda begitu menyayangi dia." Di akhir acara Calla langsung memeluk bundanya.

"Makasih banyak bunda. Sudah mewujudkan lamaran impian Calla. Sudah menyiapkan segalanya seperti apa yang mbak inginkan. Semoga ini bisa menjadi bakti Calla untuk kalian. "

"Berbahagialah putri bunda. Ada cahaya yang menunggu untuk kau jemput. Jemputlah kebahagiaan bersama masmu. Mulai sekarang biasakanlah memanggilnya mas. Kelak dia surga mu. Surga seorang istri."

Dipta mendekat, videografer meminta Calla dan Dipta berpose. Di luar rumah dengan sinar senja yang indah. Dipta memeluk Calla dari belakang. Lalu senyum itu muncul dari bibir keduanya.

Kisah yang tak pernah terduga, kisah yang tak pernah Calla dan Dipta bayangkan sebelumnya.

"Nggak nyangka ya Mas kisah kita berlabuh pada pernikahan. Aku tak pernah sekalipun berpikir tentang hal ini. Dalam fikiranku aku hanya akan menjadi orang yang selalu ada di belakang mu untuk mendukungmu." Dipta merangkul bahu Calla.

"Sama dek, mulai sekarang sama-sama belajar ya. Tegur aku jika akau salah. Aku akan belajar mencintai kamu. Kurangku banyak, tolong sempurnakan ya." Calla tersenyum tipis.

Dipta mengantar Calla ke kamarnya. Lantas melirik kamar Daffa. Dan masuk ke dalamnya. Daffa sedang menata barang bawaan ke dalam tas ransel hitam.

"Bang. Makasih ya." Daffa langsung memeluk Dipta.

"Aku titip Mbak Calla ya. Bahagiakan dia, buat dia menjadi wanita yang selalu bahagia. Aku percaya Abang adalah jawaban dari doa kami semua. Jagain dia untuk aku ya. Demi persahabatan dan janji kita. Aku percaya sama Abang.  Abang akan selalu bahagiakan mbak ku. Mengobati semua lukanya dan menjadikan dia wanita yang paling bahagia. Hingga dia lupa bagaimana rasa sakit yang pernah datang untuknya." Dipta mengusap air mata Daffa.

"Abang akan berusaha, terima kasih ya untuk kepercayaan yang sudah kamu berikan ke abang. Abang nggak janji untuk terus ada di samping Mbak mu. Tapi Abang akan berusaha untuk jadi suami yang mencintai mbak mu. Dan selalu berusaha menjadi suami yang selalu ada di semua kehidupan mbak mu. Abang janji demi persahabatan kita."

Langit sore menjadi saksi seorang Dipta yang berusaha mencintai.

🌻🌻🌻

Sorry bgt membuat kalian menunggu lama. Aku baru balik kerja, ada sesuatu yang harus aku selesaikan.

Terima kasih banyak vote dan komennya.

Jangan senyum-senyum sendiri ya 😁

Yogyakarta, 5 Agustus 2020

CINTA CALLA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang