37. Mencoba Jadi Sumber Kebahagiaan

10.7K 1.4K 142
                                    

Tak pernah ku bayangkan akan serumit ini. Dan mungkin seorang Cinta Calla Senja sudah termakan karma atas ucapannya sendiri.

Nggak mau punya suami tentara. Tapi di sinilah aku sekarang. Di depan kelurahan Terban aku mengurus surat ijin menikah. Pengantar dari RT dan RW sudah ku urus sejak kemarin.

Setelah ini aku akan ke Polresta Yogyakarta. Mencari surat keterangan catatan kepolisian. Sebagai salah satu syarat menikah dengan anggota TNI.

"Ini semuanya tinggal di bawa ke kecamatan ya mbak. Bawa pas foto lagi ya." Aku keluar dari loket pelayanan kelurahan. Lalu menuju kantor kecamatan Gondokusuman. Jangan tanya kenapa aku sendiri, ya karena calonnya jauh dan harus mengurus syarat nikah di sana pula.

Aku sampai ke di kecamatan. Meminta tanda tangan dan pengantar dari kecamatan. Sembari menunggu aku terus bersenandung kecil. Mendengar kan lagi dari handphone. Mars dan hymne Persit Kartika Chandra Kirana.

Kling....

Mas Dipta
Dek , jangan lupa makan siang dulu.

Semenjak hari lamaran itu kami memutuskan untuk saling belajar mencintai.  Dengan hal sederhana, kini Mas Dipta tak pernah lagi memanggil ku dengan nama. Melainkan dengan dek.

Ini masih awal, sebuah pembiasaan yang harus terus ku coba dan coba.

Me:
Habis dari Polsek ya. Sekalian lagi pengen bgt dapur sambel. Happy lunch mas 😁

"Atas nama saudari Cinta Calla Senja."

Aku menuju loket, menerima berlembar-lembar kertas yang sudah di cap dan di legalisir.

"Ke sana bawa pas foto 2x3 dan 4x6 ya mbak." Aku mengangguk cepat.  Waktu belum begitu siang. Hari ini aku harus selesai mengurus SKCK. Sehingga besok hanya tinggal meminta surat pengantar dari Koramil.

Kata Bunda aku harus mengurusnya sendiri, supaya jadi kenangan indah saat tua nanti. Ribet sih iya bun. Bolak balik bolak balik.

Di Polsek aman saja. "Mbak ini mau di gunakan untuk melamar pekerjaan ya?"

Aku menggeleng. "Bukan pak. Untuk syarat menikah dengan anggota TNI." Bapak polisi di depanku ini tersenyum.

"Kalau ngurus pengajuan nikah kaya gini jangan lupa istirahat mbak. Anak saya kemarin sampai typus."

"Iya pak. Apalagi melebihi dengan apa yang saya bayangkan."

"Ini mbak pengantar dari Polsek untuk dibawa ke polres. Semoga lancar ya Mbak."

"Baik pak. Makasih banyak ya." Cuaca panas membuat ke gerah.

Dengan hati-hati aku mundur keluar dari parkir Polsek Gondokusuman. Menuju dapur sambel untuk mengisi perut yang sudah disko.

🌻🌻🌻

"Mbak ini kok belum ada foto gandeng nya? Terus sama ini tanda tangannya ibu kurang satu." Aku menepuk kepalaku sendiri.

"Harus ada ya pak?" Tanyaku polos.

"Lho Laiya. Gimana to Mbak. Besok balik ke sini kalau sudah ada foto gandeng nya. Dan semua syarat lengkap." Bibirku mengerucut. Menerima dengan murung map yang berisikan kertas sakti pengajuan pernikahan.

Dengan langkah gontai aku kembali ke rumah. Sampai rumah langsung menangis karena semua begitu melelahkan. "Mbak kok nangis." Uti memelukku.

"Capek Ti. Aku bolak balik Jogja Magelang tapi tetep aja ada yang salah dan kurang. Boleh nggak sih udah aja, Mbak capek." Keluhku.

CINTA CALLA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang