27. Kebusukan Gita

11.5K 1.3K 137
                                    

Masa sulit seorang Pradipta Bimantara kini sudah terlewati sedikit demi sedikit. Pradipta yang dikenal sebagai danton paling baik bagi para anggotanya harus menepi sejenak dari dunia militer kemarin.

Menjalani masa penyembuhan pasca luka tembak di dada dan kaki Dipta sudah mulai bisa beraktivitas lagi. Walaupun terbatas dan masih dalam masa cutinya. Pekan depan ia sudah bisa kembali ke batalyon tempatnya mengabdi. Menunggu rekannya pulang dari satgas pamtas di Papua.

"Yakin bisa dek?" Galuh tampak ragu saat melihat Dipta mencoba untuk memakai mobil.

"Bisa buk e. Santai to, ini kakinya udah biasa. Buk e selalu khawatir berlebihan." Galuh membantu Dipta menutup mobil.

"Adek jalan buk. Doain sukses ya." Galuh mengangguk. Hari ini Dipta akan memberikan kejutan untuk Gita selepas pulang bekerja. Walaupun masih sedikit pincang Dipta semangat sekali mendatangi pujaan hatinya.

Jalanan menuju kantor Gita cukup senggang. Mata Dipta memincing saat melihat mobil warna putih yang ia kenal. Sang pemilik sedang berkacak pinggang, sambil melihat ban. Dipta melewatinya begitu saja.

Dia Calla yang sedang bingung ban mobilnya bocor. Dipta berfikir cukup lama hingga ia menepikan mobilnya.

Keluar dan menghampiri Calla yang wajahnya sudah memerah karena terkena panas.

"Kenapa La?" Tanya Dipta. Calla langsung menoleh. Cukup lama diam hingga tersadar.

"Bocor bang. Nggak bisa pasang. Dongkraknya ketinggalan di Magelang." Dipta melihat ban Calla.

"Mau ke mana?" Tanya Dipta lagi. Calla dalam hati tersenyum. Hati abangnya tidak benar mati.

"Mau ke toko merah." Dipta mengeluarkan handphonenya. Menelfon seseorang. Tak lama seorang datang dengan dongkrak dan mengganti ban mobil Calla.

Dipta kembali melaju tanpa pamit. Calla melongo, setidaknya Dipta peduli dengan Calla.

🌻🌻🌻

Mobil Dipta sudah masuk ke dalam parkir kantor Gita. Sengaja tidak keluar karena ia akan menelfon saat nanti teng jam setengah lima.

Dipta menyalakan audio, terputar lagu kenangannya bersama Gita saat sekolah menengah atas. Gita cinta ke duanya, bagi Dipta Gita adalah wanita spesial setelah buk e dan Mbah Uti.

"Kok lama ya." Gumam Dipta.

Dari pintu keluar Gita yang bergelayut manja di lengan seorang laki-laki berkemeja abu. Dipta langsung memincing, Dipta pasti salah melihat, tidak mungkin itu Gitanya. Tapi secara jelas memang itu Gita.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil mewah yang terparkir di pojok tempat parkir. Wajah Dipta memerah, perlahan mengikuti mobil depannya. Agak jauh tapi masih tetap terpantau.

Dipta menelfon Gita. Terdengar suara halo dari seberang sana.

"Lagi di mana Git?" Dipta mencoba positif thinking.

"Ini mau ke tempat nasabah sayang." Mata Dipta melotot. Sejak kapan divisi Gita ketemu dengan nasabah. Dipta bukan lelaki bodoh yang tidak tahu tugas pacarnya.

"Oh, yaudah kalau udah kelar telfon balik ya Git." Dipta mematikan telfon, mobil mereka berbelok ke salah satu hotel bintang tiga di kawasan Seturan.

Dipta sudah tidak bisa menahan lagi gejolak emosinya.

"Shit, Calla bener." Dipta langsung keluar, bertepuk tangan di sebelah Gita.

CINTA CALLA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang