Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada memiliki segalanya dan masih merasa sangat sedih. Bahkan terkadang untuk hidup adalah sebuah tindakan keberanian.
Apa kamu pernah mendengar kutipan "Bila Kamu bahagia, kamu akan menikmati musiknya. Tapi saat kamu sedih, kamu mengerti liriknya" sejauh ini Pria bermaga Jeon tersebut hanya diam sambil menghidupkan musik dari playlist kesukaannya... Ia bahkan bisa mengartikan setiap bait lirik dalam lagu tersebuh. Ah sialnya itu malah membuat otaknya semakin sakit.... Pria itu putuskan untuk kembali berbaring menatap langit-langit kamarnya.
Dreett ....
Itu bunyi ponselnya yang lain."Jangan lupa besok kau harus datang ke perusahaan"
Isi pesan dari sang manager
"Ah sial aku benar-benar ingin istirahat"
Jungkook membanting ponsel canggihnya di ranjang. Lalu menutup matanya dengan lengan kekar itu. Ia memejamkan kelopak indahnya seraya berdoa. -Mari hidup lebih baik atau akhiri saja semua ini aku sudah muak-. Batinnya lalu ia pria itu berlalu menuju alam mimpi..
.
.
.Dan tiba-tiba aku menjadi sedih tanpa alasan sama sekali.
Keesokan harinya Pria itu sudah siap dengan setelan jas melekat di tubuhnya.
Ia memasuki gedung dan beberapa pegawai memberi salam padanya
"Selamat Pagi"
Dan Jeon Jungkook dengan paras dan senyum menawan tak henti-hentinya terpancar menampakkan sebuah kehangatan dari senyum bahagianya itu.Ia menatap pintu bercorak cream di depannya lalu menyentuh knop pintu tersebut dan memasuki ruangan yang tak ada penghuninya.
Menutup pintu segera dengan ekspresi wajah yang segera pula berubah. Sangat bertolak belakang dengan beberapa menit lalu saat senyum khas gigi kelinci yang menawan itu terpancar. Ia mendengus dengan langkah lemah...
Senyuman itu hanyalah menunda luka.
Seseorang memasuki ruangan dimana Jungkook berada
"Sudah siap Jungkook?"
"Kenapa yang lain tidak datang?"
Tanya Jungkook dimana para Hyung.nya"Ini hanya project untukmu"
Jawab sang manager singkat"Lagi?... Hyung bisa tidak ambil project bersama, aku ingin seperti dulu"
Air mukanya berubah seketika"Jung... Tidak ada kata seperti dulu dunia sudah berubah... "
Jungkook, Pria itu hanya diam dengan menggigit bibir bawahnya dan mengepal keras.
Jungkook POV
Aku melangkah keluar dari ruangan tersebut, mengikuti langkah manager Lee, sungguh hidupku seperti boneka sekarang setelah co-CEO sialan yang baru saja diangkat oleh PD-nim, mengatur segalanya dengan otak kotornya itu. Mencari Laba investasi katanya, Sh*t!... Alasan bodoh. Itu bukan demi perusahaan melainkan ketamakannya mengelola bisnis. Dan menjadikan kami seolah budak penghasil dollar.
Bagaimanapun aku masih terikat kontrak dan aku harus tetap bertahan seperti ini demi member lain juga. Jika aku membuat sedikit masalah saja otomatis akan berimbas pada mereka bukan? Itu seolah ancaman secara tak langsung yang dikenakan padaku. Hidupku seperti terkurung di sangkar. Aku ingin bebas... jika aku memaksa kabur saudara-saudaraku akan terancam dimangsa predator. Begitulah siklus hidup sialanku ini.
Aku tetap melangkah mengikuti pria yang ada di depanku tersebut, sesekali aku melihat sekeliling ada beberapa space yang berubah sepertinya itu salah satu ulah wanita sialan itu. Oh tunggu... Tiba-tiba aku mendapati presensi wajah yang tak asing bagiku. Ah benar.... Yora sahabat Laras.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER IMAGINED (JJK) ✓
Fanfiction________________________________________ Bisa di sebut dengan pensiun, ya begitu yang di rasakan Laras, gadis Indonesia yang dulunya adalah seorang Fangirl, benar. Dulu. Mencoba menghindari semua hal tentang Fangirl tapi tidak dengan negara asalnya...