"Jadi kemana kita hari ini, Eomma"
Pria besar itu memajukan wajahnya kesamping pundak sang istri"Emm... Terserah, asal JungHae suka"
Tutur Laras"... Cepatlah mandi"
Jungkook masih menempel seperti ulat bulu di pundak sang istri
"Mandikan, euung"
Pria itu bahkan masih setia dengan posisinya yang menempelkan dagu pada sang wanita. Bahkan ketika wanitanya beranjak untuk mengambil talenan ia tetap dengan posisi hemm asataga... Memang sedikit manja dan kekanakan mengingat ia telah menjadi seorang ayah tapi kelakuan manjanya tak pernah berkurang, sepertinya malah bertambah dengan dalih tak mau kalah dengan sang anak.Meskipun begitu ia sangat menyayangi sang buah hati.
Tiga tahun telah berlalu, Jungkook dan Laras telah dikaruniai seorang putri kecil yang sangat imut, perpaduan wajah sang ibu dan ayah.
Tapi sialnya wajah Jungkook telah mendominasi wajah sang putri.
Namanya adalah Jeon Jung Hae.
tak semata ingin memberi nama pada sang putri, kendati nama itu memiliki arti yang sangat bagus bagi Jungkook maupun Laras. "Anak perempuan yang seperti laut atau samudera"
Ingin selalu dipenuhi cinta dan memiliki kebaikan hati seluas laut dan samudra."Pergilah oppa... Pundakku jadi berat"
Keluh Laras tak bisa menyentuh wajah suaminya agar segera bergeser karena tangannya yang baru saja menyentuh bumbu dapur. Tak ingin mengotori wajah sang suami yang baru bangun tidur itu lengkap dengan piyamanya."Hemm"
Jungkook hanya berdeham seolah tak menghiraukan keluh sang istri tercintanya.
Beberapa detik kemudian suara sang anak yang menangis membuat Jungkook tertegap segera.
"Oppa cepat ke kamar Junghae, dia sudah bangun"
Jungkook melesat ke dalam kamar sang putri.
Sampainya di kamar sang putri, Jungkook lalu naik ke atas ranjang dan duduk menyilang di depan sang putri yang mempoutkan bibirnya
"Appa... Hiks hiks"
Masih dengan isakannyaJungkook mengusap air matanya dengan lembut
"Gadis appa kenapa menangis sih, masih pagi nanti suaranya serak bagaimana?"
Masih dengan kelembutan dan usapan hangat di pipi sang putri"Eomma dimana?"
"Di dapur sayang, sini appa gendong"
Jungkook merentangkan tangannya agar dicapai sang putriJunghae menempelkan wajahnya di ceruk leher sang ayah.
Jungkook merangkak turun dari ranjang membawa sang putri keluar menuju dapur dimna sang ibu masih sibuk.
Jungkook menepuk-nepuk pelan punggung kecil itu sembari mengangkatnya seolah tanpa ada beban sama sekali. Yah tentu saja berat sang anak tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan berat Laras saat Jungkook menggendongnya 🌚
"Sarapannya sudah jadi, sini.."
Laras menjulurkan tangannya ingin mengambil alih sang putri di gendongan suaminya. Agar Jungkook bisa sarapan dan ia akan menyuapi sang putri."... Sarapan dulu eoh, setelah itu Junghae harus mandi"
Jungkook biasanya sangat sibuk. Ia sudah punya restoran yang dirintis bersama Taehyung, selain itu ia juga bekerja di Agency, bukan sebagai seorang Idol lagi melainkan salah satu pemegang saham yang ambil andil mengelola perusahaan juga, pun juga ke enam hyungnya, jangan lupakan investasi properti yang ia miliki. Pria itu telah memikirkan masa depannya sejak masih diusia sangat muda. Ia tak menghamburkan hasil jerih payahnya... Ia terus mengembangkan hartanya agar kelak ia tak kesusahaan saat dirinya bukan lagi grup dunia yang di kenal di seluruh penjuru negri.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER IMAGINED (JJK) ✓
Fanfiction________________________________________ Bisa di sebut dengan pensiun, ya begitu yang di rasakan Laras, gadis Indonesia yang dulunya adalah seorang Fangirl, benar. Dulu. Mencoba menghindari semua hal tentang Fangirl tapi tidak dengan negara asalnya...