24 Why?

577 38 0
                                    

Typo bertebaran
Happy reading

.
.
.
.






Hal yang selalu aku ingat, apapun yang terjadi yang ku percayai ialah takdir Tuhan itu indah.

Laras :

Pengangguran, emm... tidak sepenuhnya karena setelah lulus aku bisa cari kerja yang lebih baik tentunya. Ya waktu magangku di sini sudah habis dan aku bersyukur mendapatkan banyak pengalaman dan teman-teman yang baik. Meskipun tak semua.

Malam ini setelah jam kerja selesai kami, aku, Yora dan yang lainnya akan mengadakan pesta perpisahan untukku dan juga Yora yang beberapa hari lagi akan segera menyelesaikan masa magangnya.

Aku melihat jam di dinding ruang kerja ku, sebentar lagi aku akan pergi aku juga sudah mengemasi semua barang-barang ku, aku melihat sekeliling dan tersenyum karena segala hal yang telah ku lalui di tempat ini sangat berharga. Banyak hal baru yang aku dapatkan... Termasuk bisa bertemu Jungkook ya berawal dari sini bukan? Ah untuk apa aku membahasnya sekarang, mungkin saja dia sedang bersenang-senang dengan kekasihnya Eunha sekarang, sudahlah mereka memang sangat serasi. Ingin sekali menertawai diriku sendiri yang dulu pernah berharap pada seorang Jeon Jungkook. Tidak pantas!

Karena sudah berpamitan dengan atasan juga aku segera mengangkat semua barangku berjalan menuju lift dan akan keluar.

Author :

Laras berjalan sambil memikirkan hal yang membuatnya terus terbayang. Ia menekan angka lantai dasar sambil terus memandang kosong.

Ting...

Pintu terbuka secara otomatis dan gadis itu melangkahkan kakinya keluar, ia tersenyum hambar. Ini adalah hari terahir bekerja di sini.

Ketika sudah sampai di luar Laras dibuat kaget oleh pria yang entah darimana datangnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"
Tanya Laras dengan dengusan tak kasar

"Menjemput mu, Nyonya!"

"Sejak kapan aku jadi majikanmu?"
Tanya Laras sambil memajukan wajahnya karena susah membawa kardus berisi barang.

"Sejak hari ini, ah sudahlah biar ku bantu"
Pria itu langsung menarik barang yang dibawa Laras "Langsung pulang kan?"

"Tidak... Aku ada acara perpisahan dengan teman-teman kantor dulu"
Jawab Laras yang sudah di belakang pria tersebut.

"Akan ku antar"
Jawabnya enteng setelah meletakkan barang bawaan Laras di jok belakang

"Astaga Reyhan si bodoh, sudahlah... Aku akan pergi sendiri, oh iya... kau bisa dapat mobil dari mana? Punya SIM? Kau bisa ditangkap polisi nanti"
Celoteh Laras pada Reyhan sahabatnya yang tiba-tiba datang tak diundang seperti setan

Reyhan membalik badannya lalu menatap Laras, pria tampan tinggi semampai postur tubuhnya bak model yang alhasil membuat Laras di dekatnya terlihat pendek

"Sudah selesai ngocehnya?"
Tanya Reyhan enteng sambil melipat tangannya di depan dada

"BELUM!"
Laras melotot ikut menyilangkan tangan di depan dada juga sambil mendongak mengingat perbedaan tinggi mereka

Tak mau kalah si keras kepala Reyhan ikut melotot ke arah Laras, jadilah dua manusia ini saling melotot.

Reyhan yang merasa wajah Laras ingin meledak pun dengan sigap ia menelangkuup pipi kiri dan kana Laras otomatis bibir gadis itu nampak seperti burung pipit, Laras memukul lengan Reyhan sambil nyerocos tak jelas, seketika geram dan menendang tulang kering Reyhan.

NEVER IMAGINED (JJK) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang