Warning banyak typo‼️
Chapter2 terahir, sebelum tamat mari jangan lupa di vomen yang manteman.
.
.
.
.Jangan tersenyum jika kau tak bahagia, ekspresikan apapun sesuai dengan kenyataan. Jangan membodohi dengan topeng itu.
Jika sakit kau harus mengatakan sakit. Jangan berbohong dan seolah kau baik-baik saja.
Laras seolah menemukan saudara, kakak, teman, keluarga pada diri Lyora yang baru ia kenal. Sejatinya bukan hanya karena mereka dari tanah dan bahasa yang sama.
Laras gadis itu memiliki rasa simpati tinggi juga rasa kasih sayangnya yang alami membuat gadis itu tak bisa berhenti menitihkan air mata di hadapan kawannya saat ini. Yang ditangisipun menampakkan wajah kebingungan pasalnya gadis manis itu tiba-tiba datang sudah dengan air mata yang menghiasi mata bulat dan juga pipinya dengan terus bergumam tak jelas. Tentu saja Lyora hanya bisa diam, menunggu hingga gadis yang lebih muda darinya itu tenang.
Laras terus mengoceh sedangkan lawan bicaranya tak bisa mencerna kalimatnya dengan baik.
"Duduklah dulu"
Lyora menyarankan Laras untuk menjatuhkan bokongnya di atas kursi duduk di samping ranjangnya tersebut.
"Tarik nafas pelan-pelan hembuskan... Lakukan sampai tiga kali, sampai dirimu sedikit nyaman"Pun Laras megikuti perintah gadis yang ada di hadapannya.
"Sudah?"
Laras mengangguk sambil sesekali, sesenggukan yang masih tersisa
"Emm"
Jawab Laras pelan sambil mengangguk.Sekarang empat mata itu saling bertatapan. Tatapan yang seolah ingin meluapkan segala hal. Laras... Gadis itu mulai menetralkan suaranya dan menyentuh jari Lyora.
"Kenapa tidak mengatakan padaku?"
Tanya Laras tanpa basa basi. Sejatinya gadis ini tak suka berbasa-basi sama sekali. Dilihat lagi ia terlihat frustasi dengan air matanya tadi."Em... "
Lyora tanpa beban masih mengedarkan senyum cerianya seolah tak ada masalah Atau sakit apapun yang ia derita."Eonnie.... Kau akan baik-baik saja kan?"
Kali ini ia memanggil Lyora dengan sebutan -Eonnie... Itu artinya ia ingin terdengar serius sekarang."Tentu saja. Lihatlah aku sangat luar biasa baik"
Senyuman itu, kenapa tak pernah bisa luntur dari sana."Eonnie!.... Ayolah, jika kau sakit kau harus katakan sakit. Senyuman itu mengelabuhi semua orang kau tahu"
Astaga Laras memanglah sangat sangat tidak bisa menahan diri.Lyora hanya menghela nafas panjang.
"Sunghoon... Kau bertemu dengannya kan?"
Tanya Lyora"Em.. dia menceritakan semuanya"
"Sudah ku duga.... Baiklah.. sudah terlanjur, berdalih pun tak akan ada gunanya"
"Eon... Kok tak bisa mempercayai diriku? Kenapa kau tak memberitahu padaku, kita ini sudah seperti saudara kau lupa"
"Bukan begitu... Hanya saja aku akan memberitahu mu tapi nanti. Bukan sekarang"
Lyora menatap Laras penuh arti... Ekspresi wajahnya yang semula ceria berubah serius. Andai Laras tau jika Lyora memiliki bakat merubah ekspresi wajah dengan mudah. Ia tak akan terkecoh dengan senyum cerianya selama ini."Baiklah... Aku mengerti. Lalu sekarang apa?"
Kata LarasLyora menatap Laras dalam
"Aku akan pulang ke Indonesia-""Mwo?"
"Kapan?""Segera... Sepertinya tubuhku tak bisa bertahan lebih lama lagi hehe"
sungguh reaksi macam apa itu. Kenapa ia malah tersenyum. Seolah ia menunjukkan -tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER IMAGINED (JJK) ✓
Fanfiction________________________________________ Bisa di sebut dengan pensiun, ya begitu yang di rasakan Laras, gadis Indonesia yang dulunya adalah seorang Fangirl, benar. Dulu. Mencoba menghindari semua hal tentang Fangirl tapi tidak dengan negara asalnya...