4

43.7K 3.3K 148
                                    

Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Sialnya lagi Nanda lupa buat bawa jas hujan. Jadi disinilah kami, berteduh didepan sebuah ruko kosong.

"Maaf ya ia, aku lupa bawa jas hujan. Soalnya kemarin hujan jadi tadi jas hujannya aku jemur." Ucap Nanda.

"Selow ae nan, gue udah lama nggak hujan-hujanan." jawab ku.

"Kamu...serius mau terima perjodohan itu? Bukannya kamu nggak suka ya sama abdi negara?"

"Ya jalanin dulu ajalah nan, gue bukannya nggak suka tapi minder aja. Lo tau sendiri lah alasan gue minder." jawab ku.

"Kamu cantik ia, dan apa yang selama ini jadi gosip anak-anak kalau aku suka sama kamu itu bener." sahut Nanda sambil melihat ke arah ku.

"Nan, lo tau kan Risa suka sama lo? Gue nggak mau hubungan persahabatan kita rusak gara-gara perasaan suka lo ke gue." jawab ku sambil mengalihkan pandangan dari Nanda.

"Aku tau kok. Pokoknya aku bakal terus suka sama kamu ia, selama janur kuning belum melengkung masih ada kesempatan aku buat deketin kamu kan?"

Jleb, anjay tau gini mending tadi gue pulang naik ojol bae. Ucap ku dalam hati.

"Hujannya udah berenti nih nan, buru pulang yuk ntar mbatar ngamuk gue belum pulang." ucap ku sambil jalan ke arah motor Nanda terparkir.

Setelah menempuh 15 menit dari tempat aku berteduh tadi, akhirnya sampai juga dirumah ku. Setelah buku Nanda yang ku pinjam sudah ku kembalikan ia pun langsung pamit pulang. Tidak lama setelah Nanda pulang, terlihat mobil Honda Civic milik mbatar.

"Ngapain kamu bengong depan rumah?" tanya mbatar.
"Bengong apaan, aku habis nganter temen ku balik ya." sahut ku sambil berlalu ke dalam rumah. Belum juga duduk, hp ku berdering.

"Pakkk, aku mau mobil!" rengek ku
"Kenapa ni anak nggak bilang halo atau salam tiba-tiba minta mobil aja." sungut ibu ku.
"Pokoknya aku mau mobilll, nggak usah yang mahal-mahal deh. Aku nggak enak tau nebeng temen ku terus." jawabku

"Versi nggak mahal mu itu gimana dek? Dulu bapak tawarin mobil kamu bilang nggak usah. Sekarang malah minta, ada apa?"

"Nggak ada apa-apa. Anggep aja sih ini imbalan dari bapak ibu karna aku mau nerima perjodohan ini." jawab ku.
"Yaudah nanti ngomong aja sama mbak mu mau mobil apa, biar uang nya bapak transfer ke mbak mu."
"Pak! Kebiasaan deh manjain anak bandel ini. Lagain kan ibu jodohin kamu harusnya kamu bersyukur. Mas Arga tu udah mapan, dari keluarga baik-baik, cakep lagi." ucap ibu ku.

"Udah lah bu, namanya anak sendiri ya wajar kalau dimanjain." Ucap bapak ku.
"Asik, fortuner ya pak. Warna abu." Jawab ku sambil terus tersenyum.
"Heh! Dikasih hati malah minta jantung. Yang kecil aja dek, ngapain kamu punya mobil gede-gede!"

"Ya sesuai body lah bu, kan lucu kalo aku ngendarain jazz atau civic kayak mbak." Jawab ku.

"Yaudah oke, bapak tutup dulu deh telpon nya daripada kalian berdua kelahi terus. Assalamualaikum sayang."
"Waalaikumsalam bapak ku tercinta, muach!"

-
Sudah sebulan berlalu semenjak insiden perjodohan itu. Dan sudah sebulan juga aku tidak ada berhubungan dengan Saskia. Chat terakhir yang ku kirimkan juga hanya dibaca saja. Saat ini aku sedang ada dirumah orang tua ku di Samarinda.

"Gimana mas? Kia anaknya baik nggak?" Tanya mamah dengan semangat saat aku baru saja memasuki kamar ku.
"Nggak tau mah, chat terakhir sama dia sebulan lalu. Itu pun cuma karna maamh suruh." jawab ku sambil memindahkan baju ku dari tas ke dalam lemari.

PLAK
"Aduh! sakit mah, apaan sih mukul-mukul segala?" ucap ku karna mamah baru saja memukul punggung ku.
"Ya kamu inisiatif dong mas, kamu kan laki-laki!" Ucap mamah sambil memelototi ku yang tidak ku jawab.
"Kamu malu ya mas? Kia anaknya baik kok, udah deh mending kamu buruan mandi terus habis isya kita ke rumah jeng Ida."

Percuma ngebantah omongan mamah, buktinya aku sudah disini. Terdampar di tengah ibu-ibu yang asik ngerumpiin tentang konsep acara lamaran ku nanti.

"Mas Arga kok diem aja? Kata mamahnya pemalu ya? Ih cocok banget deh sama Kia yang nggak tau malu hihi" ucap bu Ida.
"Ya gitu jeng, Arga ini pemalu banget. Sok cool aja dia padahal mah anaknya pemalu abis!"

"NGGAK MAU FORTUNER PUTIH PAK! AKU MAUNYA WARNA ABU-ABU MONYET!"

Saat sedang asyik menyesap teh yang dihidangkan tiba-tiba aku mendengar suara cempreng yang baru saja berteriak itu. "Ehehe maaf ya jeng, mas Arga. Itu si Kia minta mobil sama bapaknya trus warna yang dia mau nggak ada, jadi ya gitu hehe." ucap bu Ida sambil tersenyum malu.

"Pak matiin dulu itu loudspeaker nya! Kebiasaan deh kamu tiap orang telpon di loudspeaker. Ada tamu juga ini lo, malu!" ucap bu Ida yang hanya dibalas deheman oleh suaminya.

"Ya gitu jeng, bapaknya tu manjain si Kia banget makanya anaknya ngelunjak gitu. Padahal mbaknya nggak gitu lo." Terang bu Ida.

"Ah nggak apa jeng, wajar lah namanya juga anak bontot. Iya kan mas?" Tanya mamah sambil mengerlingkan matanya padaku.
"Iya mah." Jawab ku karna kaki ku diinjek mamah sebagai tanda setuju.

"Apa mas Arga ibu jodohin sama mbak nya Kia aja? Dia dosen lho. Ya tapi gitu, tahun depan sudah 30 tahun."

"Eh jangan jeng, aku suka sama Kia montok gitu. Lumayan buat memperbaiki keturunan soalnya keluarga kami nggak ada yang montok kayak Kia." Jawab mamah ku.

Sudah terhitung 1 jam setengah aku terjebak disini dan mamah seperti tidak ada niatan untuk pulang.
"Mah pulang yuk, Arga capek banget ini belum ada istirahat." ucap ku.
"Eh ya ampun keasikan cerita sampe lupa waktu gini. Yaudah aku pulang dulu ya jeng, nanti Arga sering-sering deh main kesini." ucap mamah ku yang hanya bisa ku balas dengan kernyitan bingung.
"Ih maaf ya mas Arga, keasyikan ngobrol sampe kamu dilupain gini. Sering-sering ya main kesini kalau cuti."

Sudah tengah malam disini dan aku belum bisa tidur kepikiran si pemilik suara cempreng tadi. Kia...ku coba untuk memutar otak ku mengingat-ingat rupa dari pemilik nama tersebut. Tapi nihil sepertinya ini karna aku terlalu lama tidak pulang kesini sehingga aku melupakan wajah-wajah anak muda disekitaran rumah ku. Ku ambil handphone ku dan ku buka aplikasi chat WA

Arganta Kanu
Saskia, sudah tidur?

~~
Sampai disini dulu yaa. Maafkan kalau ada typo! Seperti biasa, kalau ada yang kurang berkenan bisa kasih tau aku ya. Tapi secara baik-baik dan dengan bahasa yang baik juga, bye^^
-R

Stuck With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang