20

27.4K 1.9K 23
                                    

Sudah dua minggu aku menjalani KKN di desa ini, dan sudah dua minggu pula aku tersiksa selama disini. Sinyal terbatas, dipaksa untuk bangun pagi, tidak leluasa buat ngabarin mas Anu, dan yang paling parah aku selalu diganggu Rama dan para antek-antek nya.

Rama, salah satu anggota kelompok KKN ku yang berasal dari Fakultas Hukum. Selama KKN berlangsung, sudah tidak terhitung aku yang baperan ini dibuat nangis Rama dkk. Beruntung teman-teman ku yang lain care banget ke aku dan selalu ngelindungin aku dari si Rama sialan itu.

"Oy ndut, yang bener dong lo megang talinya! Susah ini gue mau masang kerupuknya kalo lo gerak mulu. Keberatan badan sih lo makanya bediri agak lama nggak kuat." ucapnya yang disusul tawa ketiga anak buahnya.

Saat ini kami akan melakukan permainan dengan anak-anak dikampung ini. Aku ditugaskan Raga dibagian persiapan yang sialnya harus bersama Rama dkk.

Aku diam saja tidak menjawab ejekan Rama yang menyakitkan hati itu.

"Kok diem sih lo? Biasanya udah ngambek trus nangis lo ngadu ke Raga cupu." lanjut Rama tidak puas ketika melihat aku hanya diam saja.

"Woy! Kalo diajak ngomong itu jawab ndut." sahut Alfi, salah satu anak buah Rama.

"Masih lama nggak? Perasaan lo daritadi kaga kelar masang krupuk gitu doang." jawab ku setenang mungkin.

"Ya gimana mau kelar lo daritadi megang talinya goyang-goyang." ketus Rama yang hanya ku balas dengusan.

Tiba-tiba Raga yang entah muncul darimana merebut tali yang ku pegang dan mengucapkan kalimat yang membuat ku ingin menangis bahagia, "Kia, kamu mending temanin Intan aja sana bungkusin hadiah buat pemenang nanti."

"Eh nggak bisa gitu dong ga! Kan si ndut setim sama gue enak aja tiba-tiba pergi gitu aja." jawab Rama tidak terima.

"Udah ram, kamu nggak capek apa gangguin Saskia terus? Udah ia buruan sana bantuin Intan." jawab Raga yang ku tanggapi dengan isyarat oke.

Selama perjalanan menuju posko tempat aku tinggal selama KKN, aku terus memikirkan alasan kenapa Rama dkk senang sekali mengganggu ku. Waktu pertemuan pertama kali kelompok, Rama tidak hadir karna masih dikampungnya.

Kita baru saling bertemu dan mengenal ketika bis yang membawa kami menuju desa tempat kami KKN sudah sampai.

"Udah lah ia, nggak usah kamu pikirin tingkahnya si Rama itu." ucap Intan begitu aku menceritakan apalagi ulah yang Rama buat.

"Tapi gue masih penasaran kenapa dia jahat banget sama gue tan." jawab ku sambil terus menggunting kertas kado yang kami gunakan untuk membungkus hadiah untuk pemenang permainan nanti.

"Kata temen aku yang anak hukum juga, Rama baik kok ia. Makanya dia kaget waktu aku ceritain tentang Rama yang selalu berulah sama kamu." sahut Zara teman sekelompok KKN ku juga.

"Apa jangan-jangan dia suka sama lo?" sambar Tyas yang membuat kami semua bergidik ngeri.

"Teori lo aneh banget tau! Lagian gue udah punya mas Anu ya." jawab ku sebal.

"Iya sih, mana mas Anu lo cakep banget lagi." lanjut Tyas sambil senyum nggak jelas.

"Heh mau jadi pelakor ya lo?!" sahut ku sambil melempar Tyas dengan sisaan kertas kado.

"Kaga lah ia, ampun deh. Gue mah setia orangnya sama aa Ropik." jawabnya sambil menaik turunkan alisnya.

Fyi, aku nggak paham kenapa aku selalu punya teman yang suka sama laki orang. Kemaren Salsa, kini Tyas. Tyas suka sama pak Rofik, salah satu pegawai di balai desa yang akan menikah dengan mbak Lilis tahun depan.

Stuck With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang