Malang, pukul 18.39 WIB.
"Kenapa nggak ngomong sama aku dulu sih bu?" Ucap ku saat sambungan telepon kami sedang berlangsung.
"Ya...e...yaudah sih terima aja dek." Sahut ibu sambil sedikit memaksa.
"Ya maksud ku kan masih ada mbak, kenapa aku dulu yang mau di jodohin." Sahut ku lagi tetap ngeyel menolak perjodohan ini.
"Heh, mbak mu itu umurnya tahun depan udah 30 ya! Mas Arga baru 24, gimana ceritanya mbak mu yang ibu jodohin!" Jawab ibu sambil mengomel.
"Ya tapi kan ak-"
"Udah ya gaada tapi-tapian. Pokoknya perjodohan ini harus terus jalan atau uang jajan kamu ibu stop." Hmm...belum selesai ngomong ibu sudah motong aja + dengan ancaman yang menyengsarakan ku sebagai anak kos.Arga, kucoba untuk mengingat nama itu. Perasaan tetangga yang namanya itu cuma satu deh. Tapi ya masa dia mau dijodohin sama gue yang bentukannya kek gini. Dapat hidayah darimana orang tua nya mau jodohin gue yang jauh dari standar kecantikan ini sama anaknya yang cakep plus rajin ke langgar samping rumah gue.
Oke, ini saatnya meminta pendapat ke Salsa dan gue jamin dia pasti nggak bakal percaya sama apa yang bakal gue omongin.
Tuttt...tut...tuttt
"Halo ia, kenapa? Tumben banget lo telpon gue." Jawab Salasa."Sa, gue tau ini aneh banget tapi please percaya sama gue. Gue dijodohin sama my moms." Jawab ku dengan seserius mungkin.
"Hah, apaan dah lo aneh banget ngehalu maghrib-maghrib. Kesambet lo?"
"Ini serius sa."
"WOY YANG BENER LO?! ALHAMDULILLAH TEMEN GUE LAKU YA ALLAH." Teriak Salsa hingga membuat ku menjauhkan handphone ku untuk sementara dari kuping ku karna teriakan cetar Salsa.
"Please sa, jangan kasih tau anak-anak yang lain ya. Gue malu banget."
"Woles sis, eh tapi kalo si Nanda tau gimana? Secara dia kan suka sama lo."
"Ngaco ah lo, nggak mungkin Nanda suka sama gue yang bentukannya gini sa." Jawab ku.
"Ampun dah ni anak, udah gue bilangin juga dari semester 2 kalo Nanda tu suka sama lo. Cuma karna lo selalu insecure makanya lo nggak nganggep serius tiap ada orang yang suka sama lo."
Gue cuma bisa terdiam mendengar ucapan Salsa. Memang selama ini Nanda baik sih. Oh iya Nanda itu kating di kelas gue dan kita satu tongkrongan juga. Gue memang sadar kalau selama ini perlakuan Nanda ke gue beda dengan ke anak-anak lainnya. Baik ke anak kelas maupun tongkrongan. Tapi gue selalu denial dan nganggap semua kebaikan yang Nanda kasih ke gue emang karna dia baik aja ke semua orang.
"Kia..woy ia..yuhuu Kiaa." Panggil Salsa mencoba untuk membangunkan ku dari lamunan ku.
"Eh iya, gimana sa?"
"Ye malah ngelamun dia. Ngelamunin Nanda apa calon suami lo ni?" Sahut Salsa sambil tertawa menggoda.
"Apaan sih sa, gue nggak ngelamunin mereka berdua ya." Jawab ku mengelak.
"Iya deh. Ceritain dong ia giman calon suami lo? Cakep kaga?" tanya Salsa kepo.
"Cakep sih, cuma gue bingung aja kenapa orang tua mas Arga mau ya jodohin anaknya yang cakep sama cewek modelan kayak gue gini."
"Heh lo tu cantik tau ia! Gue ngga suka deh kalo lo mulai insecure gitu." Jawab Salsa sambil emosi. "Jadi namanya Arga ya...lo pernah ketemu ia?" lanjut Salsa.
"Pernah sih cuma gue rada lupa sama mukanya gimana."
"Jadi penasaran gue lanjutan perjodohan ini gimana. Gue ke McD ni lo mo ikut ngga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With U
عشوائيKebanyakan kriteria ideal para lelaki ketika mencari pasangan itu rata-rata pasti pada nyari yang; 1.Cantik 2. Langsing 3. Pintar 4. Putih 5. Lemah lembut Tapi sepertinya semua hal itu tidak didapatkan oleh Arganta Kanu Wibisana. Arga dengan sifat...