25

27.3K 1.8K 20
                                    

Aku sudah tiba di Balikpapan dan sedang menunggu jemputan mas Anu. Sehari sebelum kepulangan ku yang mendadak ini, aku sudah pasti mengamuk kepada kedua orang tua ku dan mbatar. Tapi apalah daya amukan ku kalau ibu sudah bersabda tentang uang jajan.

Sudah 30 menit aku menunggu di depan pintu kedatangan sendirian. Sejak tadi sudah tidak terhitung berapa banyak supir taksi ilegal yang menawari ku jasanya. Kesal, hanya itu yang ku rasakan saat ini.

Sampe 15 menit lagi kaga muncul juga batang idung mas Anu, fix gue mending pulang ke Samarinda naik travel.

Namun tidak sampai 5 menit terlihat mobil mas Anu yang mulai mengantri untuk menjemput penumpang. Ketika sudah tiba giliran mas Anu, aku melihat mas Anu terburu-buru turun dan masih mengenakan seragam kepolisiannya.

"Maaf ya, tadi jalanan macet terus mau masuk bandara antri banget." ucapnya sembari memasukkan koper ku ke dalam bagasi.

Aku tidak menjawab ucapan mas Anu dan langsung masuk ke dalam mobil. Tak lama mas Anu masuk juga dan mulai menjalankan mobilnya. Saat mengantri untuk keluar area bandara, ku lihat antrian panjang untuk memasuki area bandara. Oke, berarti mas Anu nggak bohong.

"Kamu marah ya?" ucap mas Anu tiba-tiba.

Aku hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan mas Anu, lagi.

"Maaf ya sayang, mas minta maaf banget. Kamu mau apa aja mas turutin deh." lanjut mas Anu.

"Kamu manggil aku sayang mesti nunggu aku marah dulu ya?" sembur ku yang membuat mas Anu kicep seketika.

"Yaudah maaf ya, mas panggil sayang seterusnya deh." jawab mas Anu sembari mengelus kepala ku.

Belum sempat aku menjawab, handphone mas Anu berdering.

"Halo assalamualaikum. Kenapa cok?"
"...."
"Kenapa bisa lupa sih?! Untung saya masih di Balikpapan. Yaudah saya mampir ke kantor sebentar."
"...."
"Iya nggak papah. Yaudah saya tutup ya, lagi nyetir soalnya ini. Assalamualaikum."

"Kita mampir ke kantor saya bentar ya, ada berkas perkara yang Ucok lupa kasih ke saya tadi." ucap mas Anu begitu menutup telepon nya.

Aku hanya menganggukkan kepala saja sambil terus memainkan handphone ku. Dapat ku rasakan kepala ku yang dielus bersamaan dengan desahan pasrah mas Anu disebelah ku.

Kurang lebih 30 menit perjalanan, kami sampai di kesatuan mas Anu.
"Mau ikut masuk atau gimana?" tanya mas Anu.
"Mau disini aja." jawab ku singkat.

"Yaudah mas masuk sebentar ya." lanjutnya sembari mengelus kepala ku.

Mas Anu terlihat memasuki gedung kantornya terburu-buru. Capek memainkan handphone, aku keluar dari mobil mas Anu dan duduk di bangku taman yang kebetulan berada dibelakang mobil mas Anu.

Aku memperhatikan sekitar dan mulai merasakan lapar. Karna menaiki penerbangan subuh, aku terpaksa tidak sarapan karna tidak terbiasa makan pagi dan kini sudah memasuki jam makan siang.

Aku mulai berdiri dari tempat duduk ku dan mulai berjalan pelan ke arah 3 orang polwan yang sedang duduk tak jauh dari ku.

"Permisi kak, maaf mengganggu. Saya mau tanya, kantin disini ke arah mana ya?" tanya ku mencoba ramah walaupun aku eneg.

Tidak langsung membalas pertanyaan ku, 3 mbak-mbak polwan ini malah memperhatikan ku dari atas sampai bawah. Jengah, aku menjentikkan jari ku ke depan muka mereka bertiga.

"Hellow! Gue nanya kantin woy. Napa dah lu pada ngeliat gue gitu banget! Nggak pernah ngeliat cewek cantik lo?!" ucap ku nyolot.

"Eh, maaf mbak. Tadi nanya apa? Kantin ya?" ucap salah satu dari mereka.

Stuck With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang