Kebanyakan kriteria ideal para lelaki ketika mencari pasangan itu rata-rata pasti pada nyari yang;
1.Cantik
2. Langsing
3. Pintar
4. Putih
5. Lemah lembut
Tapi sepertinya semua hal itu tidak didapatkan oleh Arganta Kanu Wibisana. Arga dengan sifat...
Drttt...drtt...drtt... Ku rasakan handphone ku berdering, saat ku lihat ternyata Hali yang menelpon ku. "Ha, apaan?" jawab ku malas. "WOY LO DIMANA NYET! CEPETAN BUKA GRUP SEKARANG." teriak Hali yang langsung mematikan sambungan teleponnya.
"Siapa?" tanya mas Anu. "Hali." jawab ku singkat sambil membuka aplikasi chat dimana ada ratusan pesan dari teman-teman ku digrup yang belum sempat ku buka dari semalam.
"Astaga! Mas, si Nanda kecelakaan." ujar ku panik ketika membaca isi dari pesan di grup tersebut. "Aku mau ke rumah sakit sekarang." lanjut ku.
"Dimana rumah sakitnya? Saya antarkan." jawab mas Anu. "Tapi kan penerbangan mas besok pagi banget." ucap ku. "Tidak apa, sekarang kamu tunjukkan dimana letak rumah sakitnya." ucap mas Anu.
Aku langsung menelpon Salsa untuk menanyakan dimana rumah sakit tempat Nanda dirawat. "Halo sa, lo tau nggak Nanda dirawat dimana?" tanya ku langsung begitu telpon ku diangkat Salsa. "Akhirnya iaa, lo kemana aja sih dari tadi kita hubungin nggak bisa-bisa!" sahut Salsa sebal. "Ya lo tau sendiri lah gue kemana. Jadi lo tau nggak?" jawab ku. "Di rumah sakit kampus kita. Lantai 6 ruang anyelir 3." jawab Salsa. "Nanda daritadi nyariin lo tau! Kita sampe bingung mau jawab apaan." lanjut Salsa. "Ya bilang aja sih gue lagi kencan sama mas Anu." sahut ku heran. "Ya menurut lo aja! Udah lo buruan kesini sebelum jam besuknya habis." jawab Salsa yang ku iyakan.
- Entah kenapa malam ini rumah sakit ramai sekali jadi mas Anu tadi menyuruh ku untuk duluan saja, karna dia masih mencari parkir untuk mobil ku. Setelah memberitahu ruangan serta lantai tempat Nanda dirawat, aku bergegas menuju kedalam rumah sakit. Kini aku sedang ada didalam lift menuju ruangan tempat Nanda dirawat.
Ku lihat didepan ruangan Nanda ada Risa yang sedang mengobrol dengan seorang ibu-ibu. "Risa." panggil ku sambil memukul pelan pundak Risa. "Eh Kia. Ayo masuk ia, Nanda nyariin kamu daritadi." ucap Risa.
Saat aku hendak masuk ke dalam ruangan tersebut, aku merasa tangan ku ditahan oleh seseorang. "Kamu yang namanya Saskia?" tanya ibu tersebut. "Iya, kenapa ya bu?" tanya ku bingung sambil melihat ke arah Risa meminta penjelasan. "Oh iya, kenalian ia ini ibunya Nanda." ujar Risa. "Oh, halo tante saya Saskia temannya Nanda." ujar ku sambil menyalimi ibunya Nanda.
"Kamu cantik, sama seperti apa yang Nanda ceritakan ke saya." ucap ibunya Nanda sambil tersenyum menatap ku.
Aku hanya tersenyum kaget sambil menatap Risa tidak enak "Hehe biasa aja tante" jawab ku kaku. "Ayo masuk nak, Nanda udah nyariin kamu dari semalem." jawab ibu Nanda sambil merangkul ku.
Saat masuk kedalam ruangan tersebut ada teman-teman tongkrongan ku yang sedang mengerubungi tempat tidur Nanda. "Le, ini Saskia nya sudah datang." ucap ibunya Nanda.
Ku lihat teman-teman ku langsung menengok kearah ku sambil memberikan death glare mereka yang hanya bisa ku balas senyuman canggung. "Akhirnya kamu datang ia, aku nungguin kamu dari semalam." ucap Nanda sambil tersenyum. "Aku nanya anak-anak tapi mereka jawabannya nggak jelas." lanjut Nanda.
"Kok bisa sampe kecelakaan gini sih nan?" tanya ku sedih. Sambil tersenyum Nanda menjelaskan kronologi kecelakaan nya. Saat kami sedang bersenda gurau bersama, tiba-tiba ada yang mengetok pintu ruangan Nanda.
Saat pintu terbuka, mas Anu muncul dengan sekeranjang besar buah-buahan ditangannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Assalamualaikum, selamat malam semuanya." salam mas Anu. "Kok lama sih mas?" tanya ku kepada mas Anu sambil berjalan kearah mas Anu. "Saya beli ini dulu, jenguk orang sakit kan harus bawa sesuatu Sasi." jawab mas Anu sembari mengelus kepala ku.
"Mas ini siapanya Saskia? Kakaknya ya?" ujar ibunya Nanda sambil tersenyum ramah. Mas Anu memberikan tatapan bingung ke arah ku, "Itu ibunya Nanda mas." ujar ku pelan.
"Oh, perkenalkan bu. Saya tunangannya Saskia." jawab mas Anu sambil menyalimi ibunya Nanda.
Bisa ku lihat tatapan kaget serta senyuman ibunya Nanda yang hilang saat mas Anu memperkenalkan dirinya sebagai tunangan ku. "Oh saya kira kakaknya, soalnya Nanda ndak pernah cerita tentang Saskia yang sudah punya tunangan." sahut ibunya Nanda sambil melihat kearah Nanda.
Tiba-tiba aku merasa ditarik paksa oleh dua orang untuk dibawa keluar. "Eh eh, ngapain lo bedua." tanya ku bingung ketika aku sedang digeret keluar ruangan. "Ya ampun Kia, lo tu sadar nggak sih sebenarnya ngajak mas lo kesini?" tanya Hali ngegas. "Hah? Apaan sih lo. Ya sadar lah, gue kaga mabuk ye." jawab ku bingung. "Ampun deh, sa lo jelasin deh ke temen lo maksud gue apaan. Gue mau masuk aja jaga-jaga kalo ada pertumpahan darah." ucap Hali sambil berlalu masuk.
"Ada apaan sih sa?" tanya ku bingung. "Jadi Nanda dari semalem nyariin lo mulu. Ibunya yang dateng jauh dari kampung aja nggak dia hiraukan karna dia sibuk nyariin lo. Sekarang lo malah datang sama mas lo." jelas Salsa. "Trus masalahnya apa sih? Ya wajar aja kan gue bawa mas Anu." jawab ku semakin bingung. "Ya emang wajar ia, tapi Nanda ngomong ke ibunya kalo lo itu calonnya!" ucap Salsa gemas.
Aku hanya melongo saja ketika Salsa bilang seperti itu. "Calon apaan sih? Gue kan sama dia cuma temen aja." sahut ku bingung.
"Gue juga nggak tau, dari awal kita sampe disini ibunya selalu nanyain lo mulu katanya penasaran sama calon mantunya." jawab Salsa sama bingungnya dengan ku. "Mantu?! Gila ya, gue kan udah ada mas Anu." ucap ku shock. "Kita juga kaget ia! Risa tadi ngajak ibunya Nanda keluar buat jelasin semuanya tapi lo keburu dateng." sahut Salsa.
"Terus sekarang gimana dong sa?" tanya ku bingung. "Baru juga gue baikan sama mas Anu, masa abis ini tengkar lagi." ujar ku. "Tengkar napa lo?" tanya Salsa kepo.
"Ya biasalah tengkar pasangan baru, lo mana ngerti kan lo jomblo. Dah ah gue mau masuk" jawab ku sambil mengibaskan rambut ku di hadapan Salsa. "Emang sialan tu anak, gue masih nggak paham kenapa mas Anu mau nerima si Kia jamet." ujar Salsa emosi sambil melihat Kia yang masuk keruangan Nanda.
- Saat aku masuk ke ruangan Nanda ku lihat mas Anu yang tengah duduk di sofa sendirian sambil memainkan handphone nya. "Mas, kok sendirian? Apa mau pulang sekarang." tanya ku pelan.
"Nggak papah, saya nunggu kamu aja." jawab mas Anu sambil tersenyum.
"Hal, lo kok nggak ngajakin laki gue ngomong sih." ucap ku ketika kepada Hali yang baru keluar dari toilet. "Gue takut ia, laki lo datar bet mukanya." jawab Hali yang hanya bisa ku balas dengusan saja.
"Gue balik lah, mas Anu besok penerbangan Pagi." ujar ku sambil melihat jam dipergelangan tangan ku. "Lu baru juga nyampe njir." sahut Tika sambil mencubit pelan lengan ku. "Aw sakit tik!" ujar ku meringis.
"Saskia mau kemana?" tanya ibunya Nanda ketika aku mengalungkan tas ku ke pundak.
Nanda dan teman-teman ku juga menatap kearah ku seakan menunggu jawaban ku. "Eh, saya mau pulang dulu bu. Soalnya mas Anu besok kembali ke Balikpapan dengan penerbangan pagi." jawab ku tersenyum kaku kearah ibunya Nanda.
"Kamu disini baru sebentar ia, dia kan bisa pulang sendiri menggunakan taksi online." ucap Nanda tiba-tiba.
Ealah ini orang kalo kaga ada ibunya gue pites juga dah, ucap ku dalam hati.
"Hehe, kan kesininya bareng aku nan masa pulangnya disuruh sendiri." jawab ku tersenyum paksa ke Nanda. "Saya nggak keberatan kok pulang sendiri sas. Temen kamu benar, kamu baru sebentar disini." sahut mas Anu.
"Nggak mas! Pokoknya mas balik aku anterin. Lagian ini udah malem pasti mbatar nyariin aku." jawab ku cepat. "Kalau gitu saya pamit dulu bu, insyaAllah besok saya kesini lagi. Assalamualaikum" lanjut ku sambil menyalami ibunya Nanda yang diikuti juga oleh mas Anu.
"Gue balik dulu ya guys, bye." ucap ku sambil berlalu dari ruangan itu.
- "Bukannya kak Tara keluar kota semingguan ya?" pikir Salsa bingung. ~~ Sampai disini dulu ya guys^^ -R