26

25.5K 1.9K 29
                                    

Sudah sebulan aku di Samarinda mengurus segala persiapan pengajuan berkas. Sudah tak terhitung berapa kali aku mengeluh karna capek banget bolak balik Samarinda-Balikpapan. Mungkin orang-orang disekitar ku capek juga mendengar ku terus mengeluh akibat perjalanan panjang Samarinda-Balikpapan, jadi aku diberi izin tinggal oleh kedua orang tua ku disebuah unit apartemen selagi mengurus pengajuan berkas.

Ya walaupun mas Anu punya rumah disini, tapi nggak mungkin dong kami tinggal berdua padahal belum sah. Jadi kalau tidak ada kegiatan, aku hanya goleran saja dikasur empuk ku atau bermain dengan Chiro, kucing berjenis british shorthair pemberian mas Anu.

 Jadi kalau tidak ada kegiatan, aku hanya goleran saja dikasur empuk ku atau bermain dengan Chiro, kucing berjenis british shorthair pemberian mas Anu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini aku sedang siap-siap karna ada janji temu dengan Risa disebuah restoran disalah satu mall di kota ini. Setelah memesan taksi online, aku segera turun ke lobi apartemen ku.

Membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai di mall tempat kami janjian. Aku memasuki mall tersebut dengan terburu-buru dan aku melihat Risa yang sedang duduk memainkan handphone nya.

"Risa!" panggil ku kegirangan sambil memeluknya secara brutal. Maklum, ini adalah pertama kalinya kami bertemu sejak akhir semester 5.

Walaupun satu kota, aku selalu sibuk mengurus pengajuan berkas ku dan Risa juga sibuk membantu bisnis keluarganya.

"Kia! Ih aku kangen banget sama kamu." balasnya sambil memeluk ku sama eratnya.

"Maaf banget ya telat. Soalnya tadi perjalanan kesini macet banget." ucap ku sembari duduk menghadapnya.

"Ih nggak papah ia, cuma telat 10 menit aja ah." jawabnya tersenyum hangat.

Setelah memesan, kami menikmati waktu kami menunggu makanan tiba dengan mengobrol. Dari Risa pun aku tahu tentang hubungan Nanda dan Salsa yang mulai merenggang.

"Nanda rada jengah gitu katanya sama sikap manja dan posesif Salsa yang kebangetan. Jadi dia kadang sengaja cuekin Salsa gitu." jelas Risa yang membuat ku menghela napas lelah.

"Pantesan mereka berdua jarang banget muncul di grup kita ya, sa." jawab ku sedih.

"Nanda bilang, Salsa masih suka bandel ia. Dia sering bohong ke Nanda." lanjut Risa yang membuat ku bingung.

"Bohong? Salsa bukan tipe orang yang suka bohong ah." bantah ku dan bersamaan dengan makanan kami yang datang.

"Makan dulu yuk, ngobrolnya dilanjut nanti." ajak Risa yang ku iyakan.

Aku merasa handphone ku bergetar yang menandakan ada pesan masuk.

Mas Anu
Sayang, mas minta maaf ya nggak bisa anter kamu buat ketemuan sama Risa.

Memang sebelumnya aku sudah minta mas Anu buat nganterin ke mall ini karna aku nggak punya kendaraan di kota ini. Mobil ku di Malang, dan di Samarinda hanya ada sebuah sepeda motor yang bapak pergunakan untuk berkebun dan mengantar ibu ke pasar. Bapak nggak bisa nyetir dan ibu mabuk tiap naik mobil. Makanya selama dikota ini aku hanya mengandalkan mas Anu dan para pengikutnya.

Stuck With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang