Sidang skripsi ku telah usai, kini tinggal revisi akhir & menunggu pendaftaran administrasi untuk wisuda. Rencananya sembari revisi & nunggu waktu daftar, aku akan menetap sementara di Balikpapan.
"Ih enak banget lo udaha kelar aja, ia. Gue mandek di bab 3 mulu." sungut Salsa ketika kami sedang nongkrong di gazebo perpus kampus kami.
"Makanya minta bantuan Nanda, sa. Lo gengsian banget sih buat minta tolong ke Nanda."
"Idih. Mending gue kaga lulus-lulus ketimbang minta bantuan dia." ketus Salsa padaku.
"Bisa-bisanya baru putus seminggu dah dapet gandengan baru! Mana maba lagi, dasar gatau umur." lanjut Salsa sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Dah dibilangin juga sama Hali kalo itu maba cuma adiknya temen kontrakan Nanda. Lo kalo cemburu serem juga ya." ucap ku sembari menyeruput es blewah ku.
"Woy ngaca lo! Kaga inget lo seminggu lalu abis cemburu buta sama laki lo cuma gara-gara ada yang dm laki lo terus lo balas, eh malah lo yamg ngambek nggak jelas. Untung bang Arga sabar banget ngadepin singa kek lo gini."
Aku hanya meringis dan tertawa pelan menanggapi omongan Salsa barusan. Ya lagian, udah jelas-jelas mas Anu upload foto nikah sama naroh ig ku di bio nya, eh masih aja para bocil entah darimana itu dm mas Anu. Kalo sekali dua kali sih gapapa ya, ini tiap hari coy!
Kalimatnya selalu sama. Awalnya aku tertawa melihatnya karna ku anggap lucu, tapi lama-lama jatuhnya cringe banget. Ditambah lagi aku yang saat itu sedang pusing mengolah data skripsi.
Instagram ku dan mas Anu terhubung di handphone kami. Sehingga tiap ada sesuatu di ig mas Anu, aku akan tau dan begitupun sebaliknya.
"Ya lagian tu bocil-bocil punya grup apa gimana sih. Tiap hari dm isinya sama semua, 'Ku tunggu duda mu'. Dua minggu pasca nikah gue mo menghadap illahi, eh sekarang malah didoain berjamaah buat menghadap illahi lagi dan permanen."
"HAHAHAHAHA. Aduh udah ia, jangan ngelawak lagi perut gue sakit." ucap Salsa sambil memegangi perutnya.
"Apaansi anjir. Lucunya dimana sih?!" ucap ku bingung karna perasaan ku ucapan ku tidak ada unsur lucunya sama sekali.
Saat Salsa masih sibuk tertawa, tak sengaja aku melihat Nanda yang terlihat akan menuju ruang mapala.
"Nanda! Sini dong!" panggil ku sembari tersenyum licik pada Salsa.
Salsa yang mendengar nama mantannya disebut seketika diam dan langsung menatap ku tajam.
"Kenapa ia?" tanya Nanda padaku tapi melirik Salsa.
"Mau bantuin gue, nggak?"
"Selama bisa, bakal aku bantuin kok. Jadi, mau minta bantuan apa?"
"Pasti bisa kok! Bantuin Salsa ngolah data ya, nan! Doi stuck disitu mulu padahal yang lain dah sidang. Doi gengsi mo minta bantuan lo. Daha ya gue pergi dulu, bye klean bedua." ucap ku cepat dan secepat kilat juga meninggalkan mereka berdua.
-
Aku mengumpati kepergian Kia dan sekarang tak tau harus berbuat apa."Emm, lo nggak usah nanggepin omongan tu anak. Udah ya, gue cabut dulu." ucap ku pada Nanda sambil membereskan barang-barang ku dan hendak berlalu dari hadapannya.
Baru akan jalan, aku merasa lengan ku ditahan seseorang "Bentar sa. Bisa kita bicara sebentar?"
"Eh, emm...a...aku mau bimbingan! Iya bimbingan, ehehehe." jawab ku mencoba mencari alasan.
"Kamu udah bimbingan tadi, jangan dikira aku nggak tau. Please sa, sebentar aja."
"Ck, yaudah cepet mau ngomong apaan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With U
RandomKebanyakan kriteria ideal para lelaki ketika mencari pasangan itu rata-rata pasti pada nyari yang; 1.Cantik 2. Langsing 3. Pintar 4. Putih 5. Lemah lembut Tapi sepertinya semua hal itu tidak didapatkan oleh Arganta Kanu Wibisana. Arga dengan sifat...