Tak terasa sudah dua minggu berlalu sejak resminya kami menjadi sepasang suami istri, dan itu artinya sebentar lagi aku harus menjalankan LDM (long distance marriage) dengan mas Anu.
Setelah melalui konsul dengan dosen wali serta keluarga ku, maka diputuskanlah bahwa aku akan tetap melanjutkan kuliah ku sama seperti sebelum menikah. Hanya saja, nantinya aku akan sering bolak-balik Malang-Balikpapan.
Semenjak sudah sah, kini aku tidak tinggal di apartemen lagi. Saat ini aku tengah sibuk bermanja-manja dengan Chiro diruang televisi dirumah mas Anu. Nanti malam adalah waktu keberangkatan ku untuk kembali ke Malang.
Sengaja aku memilih penerbangan malam karna kebetulan Rama juga akan kembali ke Malang. Fyi, selama ini aku sangat dilarang untuk mengambil penerbangan malam oleh bapak dan ibu. Tapi karena Rama, maka..akhirnya! Aku bisa merealisasikan impian ku untuk naik pesawat malam-malam.
"Woy malah goleran lo! Ayo ege berangkat, kan masih mo ke kantor laki lo dulu." ucap Rama setelah selesai mengangkut koper kami le bagasi mobil mas Anu.
"Chiro, mami pergi dulu ya. Jagain papi kamu ya, nak! Pokoknya kalo ada betina lain masuk sini kamu gigit aja!" ucap ku pada Chiro sambil mendekap Chiro erat.
"Abis nikah makin aneh lo. Buruan njir, ntar macet terus nggak sempat lo pamitan sama laki lo."
"Tapi bentar deh ia, lo kaga mau ganti baju dulu apa? Sumpah gue bingung lo pd banget pake tu baju." lanjut Rama saat aku mengunci pintu rumah.
"Apaan sih lo?! Bagus gini ootd gue. Dahlah hayuk jalan."
Perjalanan dari rumah mas Anu ke kesatuannya hanya memerlukan waktu 15 menit, tapi karna sore ini jalanan macet maka 30 menit kemudian kami baru sampai dikantor mas Anu.
"Anjir lah, ngapain sih bang Satria pake ikut segala." umpat ku saat melihat bang Satria yang jalan bersisian dengan mas Anu.
Rama keluar dari bangku pengemudi dan bertukar tempat dengan mas Anu.
"Masa baru dua minggu sah kita udah pisah aja sih mas." rengek ku pada mas Anu sambil menyalaminya.
"Yailah sist, teknologi udah canggih kali. Lo bisa vidcall Arga tiap saat." sahut bang Satria dari bangku penumpang.
"Ish! Gue ngomong sama siapa yang jawab siapa." gerutu ku sebal.
"Betul itu kata Satria, sayang. Lagian kan ntar kamu tiap weekend atau nggak ada kegiatan bakal balik kesini." jawab mas Anu sambil mengelus kepala ku.
"Makan ditempat biasa aja ga. Jam segini sih biasanya masih buka." sahut bang Satria.
"Lagian ya, bang Satria ni kenapa sih buntutin mas Anu mulu?" tanya ku heran.
"Gue sama Arga dah satu paket, kaga bisa dilepasin."
"Bang Arga kan satu-satunya orang yang mau temenan sama bang Satria ia, makanya bang Satria ngintilin mulu." ucap Rama yang dibalas omelan cerewet bang Satria.
Sepanjang perjalanan menuju rumah makan yang akan kamj datangi, hanya ada suara perdebatan bang Satria dan Rama yang memekakan telinga. Rasanya dua orang itu pengen ku tendang keluar dari mobil saat itu juga.
Setelah 20 menit berjuang menebalkan telinga, akhirnya kami sampai juga dirumah makan langganan mas Anu dan bang Satria.
"Woylah ada macan lepas ram! HAHAHAHAHA" cibir bang Satria saat melihat outfit ku saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With U
AléatoireKebanyakan kriteria ideal para lelaki ketika mencari pasangan itu rata-rata pasti pada nyari yang; 1.Cantik 2. Langsing 3. Pintar 4. Putih 5. Lemah lembut Tapi sepertinya semua hal itu tidak didapatkan oleh Arganta Kanu Wibisana. Arga dengan sifat...