14. Efek (2)

2.9K 705 79
                                    


"Terima kasih, Bu!" Seisi kelas IPS 1 itu menyerukan kalimat yang sama saat Bu Ida, Guru PKN, selesai mengajar.

Untuk kali sekian di hari yang sama, Alea kembali menidurkan kepala di meja dengan lengan sebagai bantalan.

Saat mata Alea hampir terpejam, Yohan menusuk-nusuk pipi gadi itu dengan telunjuknya, "Neng, ini susu sama sandwichnya dimakan dulu," katanya lalu menyodorkan dua makanan dan minuman itu.

"Iya, nanti gue makan." 

Yohan berdecak malas, "Nanti kapan sih? Ini udah masuk jam terakhir. Tadi istirahat lo belom makan," ucapnya.

Alea mendengus lalu menegakkan badan, "Iya iyaa." Ucapnya lalu membuka bungkus sandwich coklat itu.

"Cih, galau mah galau aja tapi jangan lupa makan," sindir Yohan.

"Hebat dah Wooyoung, seumur-umur gak pernah gua liat lu galau begini," sahut Changbin.

Doyeon pun ikut menimpali, "Itu berarti skill buayanya udah pro banget."

"Padahal gue lagi mikirin majalah, bukan dia."

Changbin memutar bola matanya malas, "Percaya. Lo mah mikirin majalah 5 persen doang 95 persennya Wooyoung sama Nancy," katanya.

"Diem nggak?!" Sungut Alea.

"Eh Setyo dateng Setyo dateng," ucap Haknyeon lalu berlari ke depan kelas bersiap presentasi.

Mata Alea menyipit melihat Pak Setyo tidak datang sendiri, melainkan bersama Wooyoung dan Hyunsuk di belakangnya.

Bisa ditebak, keduanya pasti baru membuat masalah.

Tidak ada alasan lagi bagi Pak Setyo sebagai jajaran guru killer dan kepala kedisiplinan membawa siswa lain jika tidak untuk dihukum.

"Anjing! Itu anak dua ngapain ikut kesini?" Umpat Doyeon saat melihat Pak Setyo masuk bersama Upin Ipin itu.

Alea mendengus malas. Kenapa ketika ia tak ingin melihat Jung Wooyoung, wajahnya justru ada dimana-mana.

"Selamat siang, Anak-Anak! Kalian pasti bertanya kenapa saya membawa siswa IPS 2 ke kelas kalian. Mereka saya bawa karena ketahuan mengerjakan tugas Geografi di kelas saya dan sepertinya tidak berguna jika hukuman fisik, jadi saya bawa kesini untuk mendengarkan materi lebih banyak." Jelas Pak Setyo.

"Silahkan Yeri, Haknyeon, Suhyun dan Hyeongseop, presentasi kalian bisa dimulai," kata Pak Setyo mempersilahkan.

Pak Setyo lalu beralih melihat Wooyoung dan Hyunsuk, "Kalian berdua bisa duduk di bangku kosong." Keduanya tanpa suara langsung menyisir isi kelas, mencari bangku kosong

Alea tanpa sadar ikut menelisik seluruh ruangan.

Sial, bangku kosong hanya bangku mereka yang presentasi.

Tersisa bangku Haknyeon dan Suhyun di belakang Alea serta bangku Yeri dan dan Hyeongseop yang sejajar dengan bangku Haknyeon.

Alea mendesah pelan, berahap apa? Mereka pasti duduk di bangku Haknyeon dan Suhyun, lebih dekat dengan Changbin dan Yohan. Geng ubur-ubur berkumpul.

"Mau tidur?" Tanya Yohan saat melihat Alea merebahkan kepala di meja, dan gadis itu mengangguk sebagai jawaban.

Yohan menepuk bahu Changbin dan Doyeon, "Bin, Doy, tolong tutupin. Orang galau mau tidur" Kata Yohan.

Alea melotot kemudian mencubit lengan Yohan.

"Aakk sakit sakit" ringisnya.

"Galau kenapa?" Tanya Wooyoung yang sudah duduk di kursi Haknyeon.

Yohan menoleh ke belakang, "Ciee ... kepo ya, Kak?" Ledek Yohan.

Doyeon menoleh kemudian menatap sinis Wooyoung, "Lo ngapain sih duduk situ? Sana kek kursi Yeri. Jauh-jauh lo dari Alea," katanya.

"Doy, udah" Lerai Alea.

"Jangan ganggu Alea lo, awas aja" ancam Doyeon pada Wooyoung yang dibalas Wooyoung dengan menjulurkan lidah mengejek.

Yeri dan kelompoknya memulai presentasi dan Alea  merebahkan kepala di meja kemudian tidur kembali.

Gadis itu tidak ingin melakukan apapun saat ini kecuali tidur untuk menghindar sebentar dari realita.

Tapi tidak sadar ia benar-benar tidur selama dua jam pelajaran. Benar-benar dua jam pelajaran karena matanya kembali terbuka saat mendengar bel pulang sekolah. Pak Setyo sudah tidak ada, presentasi sudah selesai dan teman kelasnya sudah ribut akan pulang.

Dan pemandangan yang Alea lihat pertama kali justru bukan wajah konyol Yohan, melainkan Wooyoung, "Hng? Kok lo duduk disini? Yohan mana?" Tanyanya.

"Pengen aja, emang gak boleh?" Tanya Wooyoung. Alea balas mencibir lalu menegakkan badan kemdian menyadari ternyata Yohan duduk di samping Hyunsuk.

Mereka pasti bertukar tempat.

Doyeon menoleh dan berdecak, "Udah gue bilang, jangan deket-deket Alea. Budek ya lo?"

Alih-alih menanggapi, Alea menghela nafas lelah, tak memiliki banyak kekuatan untuk menyahut, lebih memilih merapihkan ranselnya dan bersiap pulang.

Wooyoung mendengus, "Emang gue kuman apa?"

"Lebih dari itu." 

"Waah lo-"

Alea buru-buru memotong perkataan Wooyoung, "Udaaah, minggir gue mau pulang" katanya lalu berdiri melewati Wooyoung, tapi pemuda itu lebih dulu berdiri menghalangi.

"Mau gue anterin?" Tawarnya.

"Gak usah ngerdusin temen gue lo ya!" Sahut Yeri yang entah sejak kapan sudah ada di dekat Doyeon.

"Dih lu berdua kenapa sih?" Tanya Hyunsuk pada Yeri dan Doyeon.

"Gue bawa mobil, Young. Udah kan? Sekarang minggir, gue capek mau tidur," balas Ales 

"Tapi lo katanya pusing" Kata Wooyoung.

"Udah enggak."

Wooyoung justru berdecak, "Ck! Ngeyel deh lo, nanti kalo kenapa-kenapa gimana? Gue yang bawain mobilnya sini."

Alea tersenyum miring, tolong jangan peduli seperti ini. Hatinya tak sekuat itu.

"Young, ada yang nyariin." Teriak Haknyeon dari arah pintu.

Seorang siswi dengan rambut pirang bersama Nancy disampingnya berdiri di depan Haknyeon.

"Kak Wooyoung, jadi nganterin Nancy pulang nggak?" Tanya si rambut pirang tersebut.

Ruangan itu seketika diisi sorakan meledek.

"WAAH YOUNG???" Ledek Hyunsuk

"BANGSAT BANGET LO!" Seru Yeri.

Doyeon menatap nyalang Wooyoung, "Lo kalo mau mainin cewek jangan temen gue juga anjing!" 

"Doyeon, Yeri, udaah," lerai Changbin

Sedangkan disisi lain, Alea menahan setengah mati untuk tetap menjaga suaranya agar tidak bergetar.

Matanya bertemu iris mata Wooyoung lalu menatapnya lekat, "Kalo lo cowok, tepatin janji lo sana. Lo nggak ada tanggung jawab buat mastiin gue baik-baik aja." Tukas Alea 



—My Way—



Terima kasih udah mau bacaa❤️

My Way: Jung Wooyoung [UNDER CONSTRUCTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang