44. Titik Temu (1)

2.8K 589 219
                                    


Wooyoung berdiri tak tenang. Kakinya sedari tadi tak lelah berjalan mondar-mandir di kamarnya. Rambutnya entah sudah berapa kali ia rapihkan kemudian dia acak lagi. Mengambil nafas panjang lalu menghembuskan pelan untuk merilekskan diri.

Yang nyatanya tidak membantu.

Dia tetap gelisah.

Karena pesan Yunho saat istirahat pertama tadi,



Yunho
Nyokap lo pulang kerja jam berapa?
Gue sama Ayah mau ke rumah lo

Wooyoung
Gue belom siap diseriusin No :'(

Yunho
Bodoamat ajg



Wooyoung tetaplah Wooyoung. Bagaimanapun caranya dia ingin semua tetap baik-baik saja seperti semula dan tak ingin membawa apa yang terjadi kemarin sebagai hal yang berarti.

Karena dia terbiasa seperti ini.

Lagipula, Yunho ini benar-benar tidak memberi Wooyoung waktu untuk bernafas barang sehari. Baru hari ini dia masuk sekolah, tadi disambut gerombolan teman-temannya dan beberapa jam kemudian dia justru mengirim pesan seperti itu?

Wooyoung menghela nafasnya.

Kenapa segalanya terasa dipercepat seperti ini? Melihat Alea dan urusan Yunho sekalipun.

Bahkan sekarang Mamanya sudah pulang, entah apa yang dilakukan Sang Mama di lantai bawah Wooyoung tidak tau. Dia mengurung diri di kamarnya. Gugup setengah mati memikirkan sikapnya nanti dia harus apa? Kalau Yunho marah lagi bagaimana? Kalau Mama menangis di depan Ayah Yunho bagaimana? Dia harus apa?

Wooyoung menelan ludahnya kasar. Badannya menegak, nafasnya tercekat. Telinganya samar mendengar suara dua orang laki-laki mengucapkan permisi dan disahuti suara Mama.

"FIX INI MAH FIX!!" Lelaki itu berseru tertahan sambil mengacak rambutnya, berjalan mondar-mandir tak tenang dan menggigit kuku jarinya.

Sementara itu di ruang tamu....

Dua lelaki lintas usia itu tersenyum membalas senyum Mama Wooyoung yang mempersilahkan duduk di ruang tamu.

"Apa kabar?" Tanya Ayah Yunho, Jung Yunoh namanya.

"Baik, keluarga gimana kabarnya?" Tanya Mama Wooyoung.

"Baik juga", Kata Ayah, ia lalu menoleh pada anaknya, "Kak kenalin ini Tante BoA"

"Hallo tante, aku Yunho" Katanya sambil mencium tangan wanita di depannya.

Mama Wooyoung menepuk pelan bahu tegap Yunho, "Ya ampun udah gede ya? Dulu terakhir liat masih bayi sekarang udah gede gini, mirip Mamanya" Serunya.

Yunho sedikit tertegun saat mendengar kalimat Mama Wooyoung. Kalimat itu diucapkan dengan enteng, bahkan terdengar berseru senang seakan tak terdapat beban didalamnya. Laki-laki itu tersenyum, ternyata benar kata Ayah dan Mamanya, semua pihak telah mengikhlaskan. Harusnya dia juga begitu.

"Hehe iya tante" Jawab Yunho.

"Kirain Mbak Eugene ikut kesini" Kata Mama Wooyoung.

Ayah Yunho menggeleng, "Enggak, lagi di Hong Kong ada acara"

Yunho menarik nafas, "Tante, mungkin Wooyoung udah cerita soal kejadian beberapa hari yang lalu. Aku mau minta maaf udah salah paham dan berantem sama Wooyoung tante" Jelasnya.

Mama Wooyoung tersenyum takzim, "Gapapa, Yunho. Wajar kamu salah paham. Wooyoung udah jelasin semuanya, Wooyoung juga salah kok. Maafin anak tante juga ya"

My Way: Jung Wooyoung [UNDER CONSTRUCTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang