Wooyoung panik.
Ia berjalan cepat dengan terus mendial nomor handphone Alea yang sudah ia hafal di luar kepala.
Lelaki itu mengumpat kasar saat mendengar nada sambung yang terus terdengar hingga berakhir tidak diangkat.
Ia terus menggerakkan kakinya tanpa mempedulikan teriakan tak terima dari orang-orang yang tak sengaja ia tabrak atau senggol, ini mati lampu, semuanya gelap dan orang-orang jurstu berdiri menghalangi langkahnya.
Salahkan mereka, jangan Wooyoung.
Pikirannya benar-benar tertuju pada Alea sekarang.
Gadis itu pasti sangat ketakutan.
Ia ingin segera menyusul tapi bodohnya ia tak tau dimana letak toilet.
Pemuda itu kembali berjalan cepat hingga sampai di pintu masuk, lampu handphonenya mengarah pada beberapa panitia yang sedang berdiskusi dengan pihak hotel.
Wooyoung menarik salah satu perempuan dengan kalung panitia, "Lo panitia kan?" Tanyanya.
Si perempuan tersebut tersentak kaget, lebih kaget lagi melihat siapa yang menariknya. Oh jangan lupa, Wooyoung adalah salah satu manusia populer di sekolah.
"E-eh anu...Iya kak"
"Toilet dimana?"
"Sa-saya kurang tau kak"
Wooyoung memejamkan mata meredam emosi yang sudah memuncak, "LO GIMANA SIH! Panitia nggak tau tempat acara!" Amuknya.
"M-maaf kak"
Wooyoung berdecak dan meninggalkan perempuan itu begitu saja, beralih pada salah satu lelaki dengan rompi hotel, "Mas, petugas Hotel kan? Toilet dimana?" Tanyanya.
"Di ujung lorong dekat lift, Mas"
Tanpa basa-basi lagi, Wooyoung berlari secepat mungkin ke ujung lorong. Lobby lantai ini cukup sepi, ia lebih mudah berlari tanpa terhalang apapun. Jantungnya ikut berpacu cepat.
Sungguh, ia hanya ingin segera sampai di toilet dan memastikan gadis itu baik-baik saja.
Wooyoung menggelengkan kepala menghilangkan pikiran buruk yang terus muncul tentang kondisi Alea.
"Tahan please tahan, sebentar lagi gue sampe"
Wooyoung merutuk dalam hati, kenapa jarak toilet terasa sangat jauh sekarang.
Langkah kaki lelaki itu semakin terdengar jelas hingga akhirnya berhasil sampai ke toilet perempuan. Lampu handphonenya mengarah ke setiap penjuru toilet.
Kosong.
Semua bilik tertutup.
Ia mengatur nafasnya yang tersenggal kemudian memanggil sebuah nama, "Al"
Tidak ada jawaban.
Wooyoung dengan cepat membuka satu persatu bilik yang ada, sampai akhirnya telinganya samar mendengar suara isakan di bilik paling ujung.
Lelaki itu melangkah cepat ke ujung, suara isakan makin jelas. Jantungnya berdegup makin cepat, semoga ini benar Alea. Takut-takut mahluk selain manusia sedang mempermainkannya.
Satu rahasia, Wooyoung takut hantu. Ia juga sedang melawan ketakutannya sekarang, demi gadisnya.
Wooyoung mendorong pelan pintu namun ternyata terkunci. Lelaki itu kemudian menurunkan badan dan menyorot bagian bawah pintu bilik yang tidak tertutup.
Wooyoung menghembuskan nafas lega luar biasa saat melihat heels yang ia kenal ada di dalam bilik. Ia kemudian berdiri dan mengetuk pintu.
"AAAAAAAAAA" Alea berteriak histeris dari dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Way: Jung Wooyoung [UNDER CONSTRUCTION]
Fanfiction"Kalo lo cuma tau Wooyoung yang brisik sama ketawa doang, lo belum kenal dia"