26. Tumbang

3.2K 652 49
                                    

Hari berlalu cepat.

Beberapa minggu ke belakang  Alea habiskan untuk memeras otak mengerjakan laporan penerbitan majalah yang harus diserahkan pada OSIS sebelum UAS berlangsung dan fokus belajar untuk mengerjakan soal-soal Ujian Semester Akhir.

Sangat memusingkan. Alea tidak memiliki jeda setelah dihantam deadline majalah dan langsung mengerjakan itu semua.

Namun bagian paling melegakannya adalah, semua itu sudah selesai.

Saat ini sekolah sedang ramai karena sedang diadakan classmeet dengan pensi sebagai puncaknya.

Classmeet kali ini banyak diadakan lomba dari cabang olahraga dan seni. Mark berkerja keras kali ini untuk memfokuskan cCassmeet di dua cabang tersebut dan menghapus lomba yang memeras otak dan sejenisnya.

"Classmeet ya buat seneng-seneng setelah pusing UAS, Sha. Bukan malah mikir soal lagi," begitu katanya.

Bagi Alea apa yang menyenangkan dari classmeet adalah melihat wajah-wajah bahagia para siswa yang sebelumnya tertekan karena memikirkan UAS dan belajar siang malam. Rasanya ia ikut mendapatkan energi dari wajah bahagia yang ia jumpai sepanjang koridor sekolah meskipun hari ini dirinya malas berangkat karena merasa kurang enak badan.

Gadis itu memelankan langkah kaki, mencoba meneliti wajah bahagia itu satu persatu hingga netranya tak sengaja bertemu bola mata hitam didalam ruangan kelas 11 IPS 2. Itu Wooyoung, pemuda itu tersenyum cerah dan menggumamkan sebuah kata,

'Pagi'

Sudut bibir Alea tertarik ke atas dan balas mengangguk. Sejenak ia lupa bahwa aku kurang enak badan. Senyum Jung Wooyoung yang secerah matahari itu seperti obat rasa sakit yang paling mujarab.

Tidak, itu terlalu berlebihan.

"Eh Si Sayang udah dateng," sapa Yohan saat menyadari Alea sudah duduk di sampingnya.

Alea menggeleng kepala heran, "Cari pacar sana lo!"

"Ya ayo makanya pacaran," balas Yohan yang membuat keduanya tertawa. Untung Alea kebal atas omongan kosongnya seperti ini.

"Eh lo sakit ya?" Tanya Yohan.

"Hm? Oh, agak nggak enak badan aja kok."

Dahi Yohan berkerut samar, "Wajah lo pucet, terus mata lo keliatan sayu banget. Ngapain berangkat sih!" Omelnya.

"Pengen aja."

Pemuda itu tak percaya begitu saja. Tangan panjangnya terulur menyentuh dahi Alea dan memeriksa suhu badannya. "Ck! Badan lo panas anjir! Tiduran aja di kelas, tuh Suhyun bawa bantal leher sama selimut."

Bukan hanya bantal dan selimut, sleeping bag pun ada di kelas itu. Banyak yang berinisiatif membawa agar bisa berbaring dan tidur dengan nyaman di kelas.

"Yaelah jam segini tidur kaya bayi aja," balasku Alea. Gadis itu lalu mengedarkan pandangannya, "Eh Doyeon Yeri mana?" Tanyanya.

"Lagi siap-siap tampil cheers, kan nanti final basket jadi mereka tampil."

"Siapa yang masuk final?"

"11 IPS 2 sama 11 IPA 1 alias kelas Wooyoung sama kelas Yunho. Mampus dukung sape lu?" Sindir Yohan.

"Dukung lo aja," kata Alea lalu tersenyum bodoh, membuat Yohan menghela nafas lelah.

"Jangan gitu, Kak, hatiku ini lemah kalo baper gimana?" Balas Yohan yang membuat Alea tertawa.

Dua muda-mudi itu lanjut mengobrol lama sampai terdengar pengumuman final basket akan dimulai, keduanya lalu bergerak ke lapangan indoor basket untuk menonton bersama Changbin yang lebih dulu disana.

My Way: Jung Wooyoung [UNDER CONSTRUCTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang