8. Dia

219 34 26
                                    

Lamunan Christoff kembali pada kejadian di beberapa hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lamunan Christoff kembali pada kejadian di beberapa hari yang lalu. Indahnya sepasang bola mata itu masihlah sama seperti sebelas tahun silam. Namun di malam itu, binar yang ditangkapnya bukan lagi binar sendu nan sepi seperti di hari lampau. Sekarang mereka telah berganti, terlihat begitu penuh kebahagiaan dan arti.

Annora Faradinan, nama itu sejujurnya tak pernah benar-benar hilang dari dalam relung di hati Christoff. Nama itu masihlah di sana, dengan semua kenangan yang memenuhinya. Christoff tak pernah menyangka jika di kota ini ia kembali dipertemukan dengan sosoknya.

Kenapa?

Hanya satu tanya yang terbersit dalam benak Christoff kala derai air mata Fara mengawali perjumpaan pertama mereka setelah sebelas tahun lamanya. Bibir gadis itu menyebut nama Christoff lirih-lirih. Sorot bening manik mata beriris kecokelatannya seolah menyiratkan cerita yang begitu ingin disingkap. Rengkuhan lengan Fara kemudian membawa Christoff dalam peluk. Sebuah kehangatan yang rasanya telah begitu lama hilang, akhirnya mendekap kembali. Fara lalu hanya berkata jika itu adalah air mata bahagia. Seketika itu juga, Christoff menemukan rindu yang lain. Rindu untuk mengenal sosok Fara, lebih lama lagi.

"Saya sekarang kerja sebagai model, Chris."

"Saya baru pindah dari Tohoku ke Tokyo sekitar satu setengah tahun lalu."

Kata-kata itu sudah cukup menjelaskan sebentuk wajah tak asing yang Christoff dapati kala menatap layar LED besar sembari menunggu lampu lalu lintas di kawasan perempatan besar Shibuya. Saat itu, samar-samar Christoff menangkap garis-garis indah yang tampak familier dalam ingatan, keindahan yang sebelas tahun lalu tak pernah sedikit pun disadari orang-orang di sekitarnya.

"Awalnya, waktu saya masih jadi mahasiswa di Tohoku, saya pernah punya kenalan orang Jepang di sebuah sekolah mode Tokyo. Show pertama saya adalah ketika dia minta saya untuk jadi model di pagelaran busana mahasiswa-mahasiswa senior. Akhirnya dari sana, karier saya dimulai. Dari sana juga saya mulai dapat tawaran-tawaran lain, ikut scouting, dan ikut banyak casting. Akhirnya, ya, seperti sekarang. Modeling adalah karier utama saya."

Saat semua cerita kecil tentang kehidupan barunya meluncur dari bibir mungil Fara, yang tercetus dari dalam batin Christoff hanyalah perasaan lega. Dia lega karena nyatanya gadis itu masih menyimpan erat janji di akhir perjumpaan mereka sebelas tahun silam. Sebuah janji untuk menjadi sosok yang baru tatkala lakon semesta mempertemukan mereka kembali.

Fara yang dulunya seolah tak pernah punya dunia yang berwarna, sekarang justru sebaliknya. Dia yang dulu hanya jadi bahan tatapan remeh dan cemoohan dari orang-orang di sekitarnya, justru sekarang adalah pusat gravitasi. Dia yang kini dipertemukan kembali dengan Christoff adalah sosok yang benar-benar telah lepas dari bayang-bayang luka, hingga Christoff bahkan sulit mengenalinya.

Tak hanya binar matanya yang membuat Christoff hampir tak mengenal lagi sosok itu, tetapi juga semua yang ada pada penampilan luar dirinya yang sekarang. Annora Faradinan—yang ditemui Christoff sebelas tahun lalu, hanyalah remaja tanggung berdarah campuran Jawa-Batak-Prancis yang senang berjalan sembari memandangi kakinya. Dia hanya senang menunduk, seolah berpikir jika pandangan matanya pada dunia tak akan pernah terbalaskan. Dia adalah si pemilik kaki jenjang yang tak pernah menyadari kalau sebenarnya dirinya adalah bunga.

Soufflé (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang