"Hey, kamu kenal dia?" Tanya Arin pada seorang anak kecil.
Wanita usia 28 tahun itu bertanya sambil menunjuk ke arah pria bermasker yang tampak mencurigakan karena terus membujuk anak kecil tadi untuk ikut pulang bersamanya.
Arin juga sempat heran kenapa ada anak kecil sendirian yang menunggu di halte bis jam segini? Mana di halte cuma ada mereka bertiga saja.
Bocah itu menggeleng saat ditanya Arin dan wajahnya yang polos tampak kebingungan. Tebak Arin bocah ini sekitar usia tujuh atau delapan tahun.
Merasa terusik, pria mencurigakan itu menatap geram ke arah Arin.
"Ahjussi, maaf tapi sepertinya Anda gak bisa paksa anak ini buat ikut pulang sama anda," tegas Arin sambil membawa anak kecil tadi mendekat ke arahnya.
"Mbak, dia anak temen saya," kilah si pria tadi.
"Tapi dia gak kenal situ siapa," bela Arin.
"Saya beneran temen papahnya. Saya disuruh jemput sama temen saya ini. Suruh pulang sekarang."
Arin masih menatap curiga ke arah pria mencurigakan itu. Dia lantas mengambil alih robot di tangan bocah itu yang sempat diberikan oleh si pria tadi.
"Robotnya balikin ke si om ya, kamu sama tante aja," ujar Arin sambil menggandeng bocah tadi lebih erat.
Bocah itu tampak menurut untuk mengembalikan robot mainan itu.
"Dia anak temen saya. Saya disuruh jemput dia. Gak usah bikin ribet deh mbak."
"Coba anda telpon papanya sekarang. Saya tunggu di sini."
Pria itu tampak panik sejenak sebelum akhirnya pergi meninggalkan Arin dan si bocah tadi. Kini hanya ada mereka berdua saja di halte bus malam itu.
Arin mendengus kesal ketika pria itu menjauh dan sesekali melirik ke belakang. Jelas banget keliatan dari gelagatnya kalo dia bukan orang baik-baik.
Ada-ada aja modus kejahatan sekarang. Mana pake acara suap mainan robot segala.
Arin menatap ke arah bocah di sampingnya.
Ini juga orang tuanya kemana kok ninggalin anak sekecil ini sendirian di tempat sepi. Mana udah lumayan malem. Arin juga ga sadar kalo ternyata ada selain dia di halte ini.
"Kamu kok sendiri? Mamah kamu dimana?"
"Mamah gak ada, tante."
Deg.
Arin membeku.
"Ga... ga... gak ada?" Tanya Arin gugup.
"Mamah kerja di luar negeri. Katanya mau bikin pabrik baju."
Oalah. Kirain.
"Terus papah kamu? Kamu gak pulang sama papah kamu?"
"Ini aku mau ketemu papah, te."
"Ketemu papah? Dimana? Biar tante temenin. Bahaya kalo kamu keluar malem-malem sendirian."
Bocah itu mengangguk ketika Arin menggandengnya lalu berdiri sebelahan.
"Jadi papah kamu dimana?"
"Rumah sakit univ yang di perempatan jalan itu lho, te. Tau gak? Eunsang biasa kesana naik bis."
Arin terkejut.
"Loh, tante juga mau kesana."
***
"Dokter Seungwoo, sudah ditunggu Eunsang di lobi depan."Seorang perawat buru-buru menghampiri Seungwoo yang barusan keluar dari ruang operasi lalu menyampaikan pesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After | Han Seungwoo ✔
FanfictionArin yang awalnya asing dengan kebaikan dan perhatian, kini perlahan mulai membuka mata. Hati yang tulus dan gigih dari Han Seungwoo bisa melelehkan sisi Arin yang beku. Han Seungwoo AU 19.07.20 #3 seungwoo at 180822