"Maaf ya, dia lagi libur sekolah jadi ga banyak kegiatan. Terus minta jenguk kamu di sini."
Arin agak terkejut saat satu jam yang lalu, pukul lima pagi, Seungwoo mengirimnya pesan kalo dia mau nengok Arin di rumah. Dan lebih kagetnya lagi, sekarang bapak itu ga datang sendiri.
"Hai, te. Aku boleh masuk kan?"
"O-oh, sure. Silahkan. Maaf kalo berantakan, lagi sendirian jadi ga bisa beres-beres."
Bocah itu meluncur masuk begitu saja sambil menenteng kotak makanan yang entah isinya apa.
Sementara Arin menunggu Seungwoo selesai melepas sepatunya hingga berganti sandal rumah, lalu berjalan di belakang pria itu.
Namun tanpa berkata, Seungwoo menunggui Arin lalu berdiri di sebelahnya. Menaruh lengan kanan Arin yang bebas ke lengan kirinya sebagai tumpuan.
Arin tergelak.
"Sudah berapa hari pakai kruk?"
"Em, dua hari dok. Tapi udah biasa kok beneran."
Arin hendak menarik tangannya kembali tapi Seungwoo menahannya. Malah menyuruh wanita di sebelahnya itu berjalan pelan-pelan dengan Seungwoo yang menuntunnya di sebelah.
No, my heart in a danger. Rutuk Arin dalam hati.
Bukannya Arin gamau dibantu, tapi Arin takut kalo deket-deket Seungwoo, bapak satu anak itu bisa dengar degup jantungnya yang ga karuan.
"Aku bawain ini buat tante, kulkasnya tante dimana?"
Arin menunjuk arah dapur yang langsung diikuti bocah itu. Dia keliatan excited menyaksikan detail rumah milik Arin.
"Makasih dok. Harusnya dokter ga usah repot-repot kalau mau kesini. Saya jadi ga enak."
"Ga repot sama sekali. Saya malah yang mau ngerepotin kamu habis ini." Balas Seungwoo sambil membantu Arin duduk di salah satu sofa.
"Saya harus ke rumah sakit sekarang. Visit pasien rawat jalan mulai jam tujuh. Gimana?" Lanjutnya meminta pendapat Arin.
Arin balas menatap Seungwoo kebingungan, karena si bapak kasih kode lewat pandangannya.
"Ah, Eunsang?"
Arin beralih memeriksa bocah yang tahun ini naik kelas tiga itu, masih asik memperhatikan isi kulkasnya di dapur.
"Dokter mau titipin dia di sini?"
"Kalo kamu ga kerepotan. Saya tau mobilitas kamu terbatas, tapi maaf banget-"
"Gapapa dok. Biar saya ada temen juga. Dokter berangkat sekarang aja, udah enam tiga puluh." Lanjutnya.
Seungwoo ga enak hati, tapi terpaksa. Pergi ke sini juga niatannya Eunsang, bukan dia. Bocah itu sendiri yang bilang kemarin kalo dia pengen jenguk Arin.
"Saya minta tolong ya... Rin."
Arin mengerjap. Kayanya barusan dia salah denger. Atau karena sekarang jantungnya masih deg-degan, jadi telinganya agak bermasalah?
He call me 'Rin'?
"Papah, you late. Lihat jam berapa ini?"
Dua orang dewasa itu lalu beralih ke arah si bocah yang baru kembali dari penjelajahannya seorang diri.
Ikut bergabung di ruang tengah lalu mendorong papahnya ke arah pintu keluar.
"Rin, saya titip Eunsang ya. Telfon saya kalo ada apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
After | Han Seungwoo ✔
FanfictionArin yang awalnya asing dengan kebaikan dan perhatian, kini perlahan mulai membuka mata. Hati yang tulus dan gigih dari Han Seungwoo bisa melelehkan sisi Arin yang beku. Han Seungwoo AU 19.07.20 #3 seungwoo at 180822