"Kaget ya?"
Seungwoo ga bisa menahan senyumnya melihat Arin tertunduk lemas setelah acara makan malam selesai.
Pak Choi, bu Choi, dan Rian sudah beranjak lebih dulu, meninggalkan sepasang dokter itu berdua saja di ruangan.
Sepanjang makan tadi, saat Seungwoo tengah mengobrol dengan pak Choi dan bu Choi, pria itu diam-diam curi pandang ke arah Arin yang tampak tegang.
"Rin? Gapapa?"
Seungwoo mulai cemas karena Arin masih saja diam menunduk dengan kepala ditopang sebelah tangannya.
"Saya ga bisa tenang dari tadi." Ungkap Arin usai mengangkat kepalanya. "Takut kalo dokter diapa-apain sama papah."
"He is not bad as you think."
"But yes, he is. Papah aja bisa kejam ke anak sendiri, apalagi ke orang lain."
Seungwoo membuat kesimpulan kalo Arin memang sudah memasang mindset kalau pak Choi tidak akan pernah bisa terlihat baik untuknya. Seungwoo jadi sedikit khawatir.
"Saya khawatir dokter ga bisa tidur tenang habis ini."
Alasan Arin bilang kaya gini, karena sepanjang makan malam tadi, pak Choi tampak asik mengobrol dengan si dokter satu anak itu.
Memang obrolan ringan, tapi Arin paham kalo bapaknya menyusupkan beberapa kalimat yang terdengar biasa saja tapi jelas di telinganya itu adalah amanat.
"Saya gapapa, Rin. Sekarang, kamu makan. Biar saya tunggu kamu di sini. Tadi sore kita belum sempat pergi makan. Siang juga kamu skip. "
Seungwoo bisa melihat tangan Arin yang gemetar selama makan malam hingga saat ini.
Terlebih saat dilihat hidangan Arin masih utuh, membuat Seungwoo cemas sewaktu-waktu Arin pingsan kelaparan.
"Atau mau makan di luar?" Tawar Seungwoo saat Arin tak merespon sama sekali.
"Dok, saya mau tanya. Waktu papah ke rumah malam-malam, dokter ngobrol apa sama papah?"
Seungwoo tau, cepat atau lambat Arin akan menanyakan hal ini.
Mereka berdua, Seungwoo dan pak Choi, terang-terangan membuat rahasia saat Arin menunggu mereka di luar kamar. Gimana Arin ga bisa penasaran.
"Saya kasih tau habis kamu selesai makan."
"Tapi saya pengen tau sekarang dok."
Mungkin Seungwoo salah dengar tapi nada bicara Arin barusan benar-benar serius bahkan sedikit menuntut.
Seungwoo dibuat cukup terkejut.
"Oke. Saya ga akan cerita semuanya, tapi intinya jelas satu. Setelah beliau tau kita berdua ada hubungan, beliau minta saya jaga kamu. Sudah? Yuk, makan sekarang. Jangan ditunda-tunda lagi, Arin."
"Beneran, dok?"
Seungwoo menatap Arin, memperhatikan kekasihnya itu yang mungkin masih ga percaya atau kurang puas dengan jawabannya.
"Bener. Kamu bisa konfirmasi langsung ke beliau. Tapi kamu makan dulu."
Seungwoo sudah menusuk satu iris daging dan siap memberi suapan untuk Arin.
"Dok, beneran papah ngomong gitu?"
Seungwoo habis akal. Apalagi yang bisa menghentikan Arin untuk tidak mengabaikan peringatannya.
Mendadak suasana jadi hening karena Seungwoo hanya diam memperhatikan Arin, dan yang diperhatikan jadi salah tingkah.
Arin jadi gusar. Apa Seungwoo marah?
KAMU SEDANG MEMBACA
After | Han Seungwoo ✔
FanfictionArin yang awalnya asing dengan kebaikan dan perhatian, kini perlahan mulai membuka mata. Hati yang tulus dan gigih dari Han Seungwoo bisa melelehkan sisi Arin yang beku. Han Seungwoo AU 19.07.20 #3 seungwoo at 180822