after (25)

299 61 9
                                    

biar ga lupa
votement juseyo 🙈


"Ini Arin mah."

Hal pertama yang Seungwoo lihat setelah memperkenalkan si tamu ke mamanya adalah, garis mata Arin yang ikut melengkung seiring senyum di bibirnya.

"Nice to meet you." Begitu sapa Arin saat berpelukan dengan si mama.

"Nice to meet you too, darling. Udah dari lama pengen ketemu, akhirnya." Balas beliau tak kalah senang.

Seungwoo membisikkan sesuatu ke mamanya membuat beliau buru-buru menggiring Arin masuk ke dalam rumah.

Pria itu bisa wajah melihat Arin yang bertanya-tanya, barusan kamu bilang apa ke mama kamu?

Seungwoo ga banyak cakap. Dia cuma balas dengan senyum dan mengekor keduanya dari belakang.

Suasana jadi heboh begitu seisi rumah tau kedatangan Arin. Seungwoo juga baru tau kalo mamanya ga sendirian berkunjung ke rumah. Ada kakak tertuanya juga.

Dan yang jelas paling heboh di antara semuanya, adalah Eunsang, si bocah kelas tiga sekolah dasar yang lagi semangat belajar piano.

"Aku sekarang bisa main satu lagu, te. Dengerin ya."

Seungwoo yang barusan kembali dari kamar, ikut menyaksikan Eunsang di ruang tengah, dengan bangga memainkan You Are My Sunshine dengan keyboard piano pemberian Arin.

Seungwoo merasakan dadanya perlahan menghangat saat semua penonton memberi reaksi pujian untuk penampilan singkat si bocah.

Saat itu juga dia sadar, kalo sedari tadi, fokus netra anaknya ga beralih sedetikpun dari wajah Arin.

Padahal di sana juga ada mama dan kakaknya, tapi fokus Eunsang cuma ke satu titik. Arin.

Darahnya berdesir. Segitu besarkah pengaruh Arin buat Eunsang? Sampe bocah itu mengulas senyum yang ga kunjung luntur sejak tau Arin datang ke rumah.

Bahkan si bocah baru sadar eksistensi papahnya yang menyaksikan dari sudut ruangan, setelah diberitau Arin.

"Ada papah juga itu Sang." Ujar Arin sambil menunjuk ke arahnya.

"Keren kan pah?" Pamer Eunsang setelah menghambur ke dalam pelukan papahnya.

Entah kenapa lihat wajah merekah Eunsang waktu ketemu Arin, selalu ada yang terngiang-ngiang di kepalanya.

"... kalo kamu kangen mama bilang aja, biar papah telfon."

"... engga, aku ga kangen mama, aku udah seneng kok sama papah aja..."

"Keren banget serius. Bagus bagus. Well done. God job." Puji Seungwoo penuh perhatian.

Are you sure, you are happy just with dad, boy? I think you would be happier if there were your mom. Batin Seungwoo.

***

"Lo jangan yang underestimate gitu dong Rin. Mungkin nih ya, maksud beliau bilang gitu itu bukan mau bikin mental lo jatuh atau apa, tapi coba lo liat sisi positifnya deh."

Arin masih dengerin ceramah Jiho.

Dia gabisa menghindari pertanyaan Jiho begitu tiba di rumah dengan muka kusut. Saking keponya Jiho, ga ada yang bisa Arin lakukan selain cerita.

"Ini nih, kebiasaan lo dari lama. Peduli cuma sama orang susah doang. Tapi sama lingkungan yang lain, lo no care."

Masih dengan ceramah Jiho.

After | Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang