after (1)

401 74 3
                                    

"Ampun!"

Seungwoo hampir saja terjungkal begitu tiba-tiba menghentikan laju kakinya yang berlari sejak keluar mobil.

Tubuhnya yang tinggi semampai itu berdiri membeku di ambang pintu aula sekolah dasar tempat pentas diadakan.

Seseorang di barisan bangku penonton pentas pagi itu membuatnya harus hening sejenak, mencoba menajamkan pandangannya agar dia tak salah lihat.

"Choi Arin?"

***

"Eunsang... mau tante ambilin minum? Hm?"

Arin gatau kenapa bocah laki-laki ini masih belum saja usai menangis sejak dua menit lalu. Sudah dia tepuk-tepuk punggungnya, dielus, diusap air matanya, tapi Eunsang ga kunjung tenang.

Lima menit setelah pentas selesai dan panggung tertutup dengan tirai, Arin terkejut karena Eunsang tiba-tiba lari ke arahnya menembus kerumunan orang tua lainnya.

Arin jadi cemas karena Eunsang memeluknya erat sambil menangis sesenggukan. Tebaknya, Eunsang pasti tengah melepas rasa gugup yang dialaminya selama di atas panggung tadi.

Waktu bocah itu tampil, Arin sempat me-notice beberapa kali Eunsang lupa gerakan tarinya dan bocah itu tampak tidak fokus.

Arin mengelus kepala Eunsang sekali lagi karena ga tega liat anak kecil itu terus saja menangis.

"Papah... papah dimana?" Tanya Eunsang akhirnya buka suara dengan nada paraunya.

"Papah lagi ambil mobil bentar di parkiran. Tante temenin kamu ambil tas dulu di belakang, yuk." Ujar Arin sambil berjongkok di depan Eunsang.

Bocah itu mengangguk saja sambil mengucek matanya yang masih berair.

Eunsang ga yakin kenapa dia harus nangis dan tampak cengeng di depan Arin yang tak lain adalah orang asing untuknya.

Hanya pernah bertemu beberapa kali, sebenarnya tidak cukup membuat Eunsang cukup akrab dengan orang baru.

Entahlah.

Dan soal tadi, dia gak tahan dengan gemuruh di dadanya saat melihat Arin di kursi penonton, melambai ke arahnya sambil tersenyum begitu tirai penutup terbuka di awal pertunjukan.

Dadanya lebih berdebar lagi waktu dia sempat melirik ke arah penonton saat pentas berjalan setengah penampilan, papahnya duduk di sebelah Arin lalu mengepalkan dua tangannya, memberi semangat untuknya jadi kejauhan.

"Papah....." Rengek Eunsang begitu dilihatnya si ayah berdiri menunggu di dekat mobilnya.

Pasangan bapak anak itu lantas erat berpelukan.

"Maaf ya, papah dateng telat."




to be continued

After | Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang