after (17)

298 56 9
                                    

"Ming, ming."

Arin menyeret Mingyu mendekat untuk menutupi keberadaannya dari pandangan seseorang di sana.

"Apasi tarik-tarik. Ini makanan kalo tumpah, gue timpuk lo."

"Sini minggir dulu bentar."

Arin masih belum berani menampakkan diri begitu dilihatnya ada seorang Seungwoo bersama beberapa rekannya berjalan ke arah mereka berdua.

"Kenapa sih?"

Mingyu yang penasaran, langsung memandang sekitar, mencari tau apa yang membuat Arin bertingkah aneh.

"Oh, si profesor. Gue panggil yak. Prof Seungwoo!"

"Jangkrik mingyu."

Arin langsung menaruh makan siangnya asal, lalu menjauh dari rekan satu departemennya itu yang kini tampak bangga dengan ide isengnya.

"Mingyu sialan." Umpat Arin begitu meninggalkan kantin.

"Itu si Arin?" Tanya Seungwoo menghampiri Mingyu yang berdiri sendirian sambil membawa makan siangnya.

"Ya, prof." Balas Mingyu singkat lalu memberi salam pada dokter senior yang lain.

Pria itu diam-diam mengamati Arin dari kejauhan sejak memasuki kawasan kantin.

Dia tebak Arin tengah menghindarinya. Terbukti begitu mereka berdua ga sengaja kontak mata dari kejauhan, Arin langsung salah tingkah dan sekarang malah pergi menghilang begitu saja.

"Padahal kakinya belum sembuh total." Gumam Seungwoo lirih.

***

"Apa gue tanya prof Sofia ya?"

"Rin!"

Arin otomatis terjingkat begitu seseorang memasuki ruang dokter bedah toraks tanpa mengetuk pintu lebih dulu.

Memotong kegiatannya yang tengah berusaha mencari jalan keluar atas kebimbangannya beberapa hari ini.

"Dicari prof Seungwoo di depan." Lapor Mingyu singkat.

"What?!"

Arin buru-buru meraih beberapa catatan di meja dan mengantungi ponselnya.

"Bilang gue lagi visit pasiennya prof Johnny. Plis, Ming."

"Kalian lagi berantem ya? Samperin aja sih Rin. Ribet amat lu."

"Gue gamau. Udah sana buruan bilangin."

"Ya elah. Inget umur Rin. Lo udah dua tujuh, kucing-kucingan gini kek abg, bikin malu aja dah. Lo ga kasian prof Seungwoo jalan jauh-jauh ke sini cuma mau nyamperin lo doang."

Oke. Fine. U got it, Ming. Anda berhasil memprovokasi Arin.

"Oke. Gue samperin. Sekarang lo diem, jangan ngata-ngatain gue lagi. Gue bukan abg." Balas Arin sambil berlalu keluar ruangan dengan wajah kesal.

"Gue ga ngatain, kan emang beneran! Woy!"

***

Seungwoo bisa merasakan jantungnya berdebar kencang saat melihat Arin berjalan ke arahnya.

Debaran yang ga pernah dia rasakan sejak lama, dan hanya berlaku ketika dia mulai dekat dengan Arin. Klise sih. Tapi memang gitu.

"Maaf, dok. Nunggu lama."

Berlebihan mungkin, tapi Seungwoo merasa ada yang berdesir dalam tubuhnya begitu mendengar suara Arin. He is missing her voice.

Seungwoo mengangguk singkat. Jujur dia masih canggung untuk berada di sekitar Arin setelah terakhir kali ketemu, tapi hatinya bilang kalo dia kangen.

After | Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang