Arin langsung berubah ekspresi ketika melihat siapa yang sedang menunggunya di luar kantor dokter bedah, sosok remaja laki-laki yang berpakaian lengkap dengan seragam sekolahnya.
"Ngapain di sini?" Tanya Arin mendekat.
"Pengen aja. Ga enak di rumah, engap. Pusing kepala gue denger mami marah-marah terus."
"Kan dia nyokap lo, kenapa lo ikutan sewot. Turun. Kita ngobrol di kantin aja."
***
"Gue udah curiga dari awal, kenapa lo repot-repot kesini. Dikira gue beneran percaya lo ga betah di rumah?" Ujar Arin.
"Sok tau."
"Ga. Gue ga mau. Mau lo yang dateng, mau mami, papah sekalipun, gue gamau balik ke rumah sana lagi."
Rian memutar kepalanya. Bebal banget ini kakaknya diajak pulang.
"Gue masih peduli ya sama lo, makanya gue baik-baik kesini ngasih tau lo kaya gini. Padahal gue juga sibuk banyak kerjaan." Keluh Rian sambil mengaduk coklatnya.
"Kerjaan lo itu belajar, bukan jadi pesuruh orang tua buat ngurusin orang lain." Protes Arin masih berusaha memelankan suaranya.
"Ga usah merembet kemana-mana. Intinya, lo kudu pulang biar papah bisa atur kencan lo sama anak temennya. Kalo lo gamau, papah yang mau turun tangan langsung, katanya gitu."
Arin menyangga sebelah kepalanya dengan tumpuan tangan di meja, mencari tau alasan kenapa paparnya ngotot banget minta dia dikenalin sama cowok-cowok yang ga dia kenal.
"Ga. Lo mending balik sekarang. Jangan mau kalo disuruh papah kaya gini lagi."
Arin memasukkan beberapa lembar uang ke saku seragam adiknya itu, lalu beranjak pergi dari sana. Menyingkirkan pikiran yang bisa bikin masalah buat hidupnya.
***
Arin mencoba mencari timing yang tepat untuk memulai pembicaraan sore itu di waktu kosong mereka yang overlaps.
Tapi begitu melihat Seungwoo yang kelewat serius dengan pekerjaannya, berulang kali Arin mengurungkan niatnya.
Mana Seungwoo habis operasi, bahkan belum sempat ganti baju juga, Arin menyimpulkan kalo Seungwoo tidak sedang dalam waktu yang bisa diganggu.
Mau gamau, Arin hanya bisa memendam pikirannya dan kembali melanjutkan pekerjaannya menyusun laporan.
"Kamu ada sesuatu yang mau di omongin?" Tanya Seungwoo tiba-tiba.
Arin mendongak.
Ini dokter Seungwoo tanya? Serius? Bukan halu kan ini?
"Eh? Iya dok?" Tanya Arin mengkonfirmasi.
"Ngomong aja kalo kamu ada pertanyaan. Saya jawab selagi saya bisa, daripada kamu diam-diam kaya gitu saya malah was-was." Ujar Seungwoo.
Seungwoo mengalihkan pandangannya ke arah Arin.
"Kamu ada masalah?" Tanya Seungwoo dengan tatapan dalam di balik poni panjangnya.
Arin mengerjap beberapa kali, menetralisir jantungnya yang berdegup sekian kali lebih kencang. Seketika dia lupa, dia mau ngomong apa.
"Eh.. anu dok.. ini..."
Drrtt
Arin berhenti melanjutkan kalimatnya begitu ponsel Seungwoo berdering, membuat pria itu sejenak melupakan Arin."Sebentar."
Arin hanya diam di tempat sambil memperhatikan Seungwoo yang tampak serius membalas setiap kalimat di telefon.
"Oh iya? Oke. Oke bu. Iya, saya kesana sekarang. Terima kasih banyak." Ujar Seungwoo mengakhiri teleponnya.
Arin bisa menangkap suasana yang cukup darurat, yang menimpa Seungwoo. Semakin jelas ketika pria itu beranjak mengambil jaket dan tas kerjanya dengan cepat.
Arin merasa khawatir.
"Eunsang... Eunsang sedang ada masalah di sekolah jadi saya harus pulang sekarang. Maaf, tapi kamu bisa lanjutkan ini sebentar habis itu kamu bisa istirahat."Arin bisa melihat Seungwoo yang buru-buru mengenakan jaket lalu meraih kontak mobilnya di meja. Jantungnya kini berdegup semakin kencang bahkan keringat dingin juga mulai terlihat di dahinya.
Arin semakin merasa khawatir.
"Kalo kamu sudah selesai, kamu bisa kasih kuncinya ke ruang perawat di depan. Maaf lagi, kamu saya tinggal dulu."Kekhawatiran Arin semakin menjadi saat Seungwoo dengan sempurna menutup pintu ruangan dan menghilang di balik sana.
Seketika hening melanda, perasaan Arin makin tak terkendali.
Saat itu juga dia sadar.
"Harusnya aku tau kalo orang lain juga punya masalah masing-masing, kenapa aku egois, minta diperhatikan."
Perasaan takut akan ditinggalkan, kembali menyerang dirinya.
to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
After | Han Seungwoo ✔
FanfictionArin yang awalnya asing dengan kebaikan dan perhatian, kini perlahan mulai membuka mata. Hati yang tulus dan gigih dari Han Seungwoo bisa melelehkan sisi Arin yang beku. Han Seungwoo AU 19.07.20 #3 seungwoo at 180822