after (27)

368 57 6
                                    

biar ga lupa
votement juseyo 🙈

"Ini udah terakhir mbak?" Tanya Seungwoo tepat setelah pasien rawat jalannya keluar ruangan.

"Iya. Terakhir, dok. Hari ini selesai."

Si mbak perawat tampak memperhatikan Seungwoo yang buru-buru melepas stetoskop lalu merapikan meja kerjanya.

"Kenapa dok? Pulang awal lagi?"

"Ya... begitu mbak. Saya duluan ya. Hanse, kabari saya kalo udah dapat kabar dari walinya Jojo."

Usai pamitan dan berpesan ke dokter residennya, Seungwoo segera melesat ke arah sisi lain gedung rumah sakit dimana departemen bedah toraks kardiovaskular berada.

Tangannya ga tinggal diam, berusaha menghubungi Arin untuk menanyakan apa wanita itu sudah selesai dan bisa ketemu sekarang.

Jujur, Seungwoo hampir kehilangan fokus setelah ketemu Arin tadi siang di taman rumah sakit. Pikirnya pasti ada sesuatu dibalik keinginan Arin yang menurutnya sedikit gila.

"Apa belum selesai?" Gumam Seungwoo saat panggilannya gagal tersambung.

Selagi melangkah, pria itu sekali lagi mencoba menghubungi Arin. Ini yang terakhir karena bisa jadi Arin masih ada kerja.

"Ck." Masih gagal.

Bahkan saat sudah tiba di ruangan dan menanyakan ke beberapa staf di sana, sama sekali ga ada yang tau dimana Arin sekarang.

Seungwoo menyisir rambutnya bingung.

"Ayo angkat Rin."

"Prof Seungwoo?"

Pria itu berbalik masih dengan telepon di dekat telinganya. Mendapati seorang wanita paruh baya yang cukup dikenalnya.

"Oh, prof Sofia. Sore prof." Sapa Seungwoo sopan.

"Sore juga. Cari Arin?" Tebak Sofia.

Kening Seungwoo berkerut.

"Dia di sana. Sendirian." Lanjutnya sambil menunjuk pintu tangga darurat yang ada di ujung lorong.

Dan benar saja. Begitu Seungwoo membuka pintu, sudah ada Arin terduduk di tangga menghadap jendela sambil-

"Nangis?" Lirih Seungwoo pelan.

Terlihat dari punggungnya yang bergetar dan kepalanya yang tertunduk. Apalagi suara isakannya lumayan kencang.

Pria itu menghampiri Arin dan sempat memungut kartu identitasnya yang tergeletak di ujung tangga menuju bawah.

Pikirnya, apa yang tengah terjadi sampai id card-nya lepas begini.

"Arin."

Seungwoo harus sedikit membungkuk supaya wajahnya sejajar dengan wajah Arin yang ditutupi kedua lengannya.

"Saya cari kamu di kantor medis, ga ada. Ternyata kamu di sini. Hape kamu mana?"

Selembut mungkin Seungwoo tanya baik-baik ke Arin karena takut membuat suasana jadi buruk. Sudah cukup Arin aja yang keliatan kacau, jangan suasananya juga.

Wanita itu ga bersuara tapi menunjuk sudut tembok dekat jendela, dimana ponselnya tergeletak begitu saja.

"Astaga." Gumam Seungwoo begitu memungut ponsel Arin. Retak dan mati.

Seungwoo sudah kenyang dengan rasa penasarannya ke Arin dan memandang cemas ke arah wanita itu. Mencetak bayangan tubuhnya yang tinggi menutupi Arin dari sinar matahari sore itu.

After | Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang