8. Dia Datang Lagi

10.2K 534 7
                                    

*Jangan lupa vote sebelum baca yaa

"Kamu berhak menyesal, tapi kamu tidak berhak menyalahkan takdir"
🌻Foggy Road🌻

Ha p p y  R e a d i n g ✨

Reina mengangguk dan memasang wajah berpikir. Dia sedang berusaha mengenali lelaki yang ada di depannya itu. "Kak Fah... " ucap Reina dengan terbata karena takut salah mengenali.

"Fahmi, sepertinya kamu sudah lupa dengan saya" sahut lelaki bertubuh jangkung itu.

Reina tersenyum kikuk "Maaf kak, agak lupa dikit. Tapi ga lupa banget kok" kilahnya.

"Lupa juga gapapa kok, yang penting saya masih inget kamu" ucap Fahmi. Pandangannya beralih kepada gadis berjilbab di sebelah Reina.

"Zahra kak, inget ga?" Reina memperkenalkan Zahra kepada Fahmi.

Fahmi memutar bola matanya ke atas mencoba mengingat-ingat wajah gadis itu "Oh ya, inget yang dulu bendahara itu kan?" tanyanya.

"Iya betul kak" jawab Zahra.

"Saya boleh duduk disini" ucap Fahmi sambil menatap tempat kosong di meja lesehan itu.

"Boleh kok kak" jawab Zahra.

Akhirnya Fahmi bergabung dengan Zahra dan Reina di meja tersebut. Karena sama-sama mudah bergaul, Reina, Zahra, dan Fahmi nampak menikmati obrolan mereka. Sesekali mereka membahas tentang kenangan sewaktu di OSIS dulu.

🌻🌻🌻

Raffan menatap rumahnya yang tampak sepi, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Kemana perginya istrinya? Raffan memang lupa memberitahukan kepulangannya kepada Reina. Dia yakin istrinya itu sedang ada di apotek. Tanpa pikir panjang, Raffan langsung masuk ke dalam rumah menggunakan kunci cadangan yang selalu dibawanya. Lelaki berlesung pipi itu merebahkan diri di kasur, matanya memandang langit-langit kamar. Pernyataan Arumi kemarin masih membayanginya hingga kini. Perasaan bersalah kian membuncah di hati lelaki berkaos putih itu,  bersalah kepada Arumi sekaligus kepada Reina. Tidak sepantasnya dia memikirkan wanita lain sedangkan sekarang dia sudah mempunyai istri.

"Arrghhh" ringis Raffan sembari menjambak rambutnya sendiri.

🌻🌻🌻

Reina meletakkan ponselnya di telinga setelah menekan salah satu kontak yang ada di ponselnya. Sejak kemarin pria yang berstatus sebagai suaminya itu belum menghubunginya sama sekali. Perasaan khawatir menyelimuti hati Reina, Raffan masih saja tidak mengangkat panggilannya yang ke-8. Reina mencoba memikirkan hal positif, mungkin saja suaminya itu sedang sibuk sampai tidak bisa mengangkat telfonnya. Wanita bermata bulat itu kemudian mengalihkan fokusnya pada benda elektronik yang ada di depannya. Wanita itu membaca dengan seksama laporan keuangan apoteknya.

"Mbak, ada yang nyari di luar" ucap Lia kepada bosnya yang sedang menatap layar laptop.

Reina mengalihkan atensinya kepada wanita muda yang memanggilnya "Sek, sebentar suruh tunggu di luar dulu. Nanggung tinggal setengah halaman ini" ucapnya.

Lia mengangguk dan segera melakukan perintah bosnya. Gadis itu menghampiri pria berjas yang sedang berdiri di depan kasir apotek. "Tunggu sebentar ya mas, mbak bos bentar lagi selesai. Duduk dulu" ucapnya disertai senyum sopan kepada lelaki itu.

Lelaki itu tersenyum dan mendaratkan pantatnya di bangku panjang yang ada di dalam apotek tersebut "Oke, terimakasih".

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Reina segera menghampiri pria yang sedang duduk di kursi tunggu. Matanya membulat setelah mengetahui siapa yang sedang duduk di kursi itu. "Kak Fahmi" panggilnya kepada lelaki berjas itu.

Foggy Road (Completed 🌻)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang