10. Kelabu

9.7K 583 42
                                    

*Jangan lupa vote sebelum baca yaa

"Allah tak akan membuat hambanya menghadapi cobaan yang lebih dari apa yang dia sanggupi "
🌻Foggy Road🌻

Ha p p y  R e a d i n g ✨

Raffan segera menyambar kunci mobilnya dan pergi ke alamat yang disebutkan si penelfon. Raffan melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Beberapa kali dia juga tak sengaja menyerobot jalan mobil lainnya hingga kena semprot oleh si pemilik mobil.

"Woy! Bisa nyetir apa engga!" teriak pemilik mobil putih yang baru saja dia salip.

Setelah 15 menit berkendara, tibalah Raffan di rumah sederhana bercat biru. Dia langsung turun dan menghampiri wanita paruh baya yang sedang memangku seorang wanita. Raut wajah wanita itu nampak pucat dan matanya sudah tertutup rapat.

"Tolongin Arum, nak!" ucap wanita paruh baya itu sambil terisak.

Tanpa pikir panjang, Raffan segera menggendong tubuh Arumi ke mobilnya. Raffan melirik wanita berjilbab lebar yang sudah tak berdaya itu dari pantulan kaca mobil. Berbagai pertanyaan bercokol dikepalanya. Namun, Raffan tau ini bukan saat yang tepat untuk menanyakannya. Mungkin nanti saat semuanya sudah terkendali dia akan menanyakan itu.

Setelah mobilnya berhenti dengan sempurna di rumah sakit, Raffan langsung menggendong Arumi.

"Tolong sus" ucap Raffan pada perawat yang berada di nurse station.

Raffan meletakkan Arumi di brankar yang dibawa oleh perawat. Perawat itu langsung mendorong brankar ke arah ruang UGD.

🌻🌻🌻

Reina menatap ponselnya dengan cemas, sejak tadi nomor telfon suaminya tak bisa dihubungi.

"Mungkin lagi ada kerjaan" ucap Reina berpikiran positif.

Desi menatap menantunya dengan alis terangkat "Gimana? Diangkat engga?" tanyanya.

Reina menggeleng "Ga diangkat mah, mungkin Mas Raffan lagi ada kerjaan" ucapnya kemudian.

Desi tak menghiraukan jawaban menantunya dan malah membongkar isi paper bag nya. Wanita paruh baya itu menata toples-toples yang berisi lauk di dalam kulkas. Sedangkan Reina hanya berdiri di samping mertuanya. Walaupun sudah lama menikah dengan Raffan, dia masih saja canggung jika bersama mertuanya. Pasalnya mertuanya itu, kerap menunjukkan sikap ketidaksukaannya kepada Reina. Walaupun begitu, Reina masih sangat menghormati Desi. Dia juga menganggap Desi seperti orangtuanya sendiri.

"Kalo anak saya pulang, kamu angetin makanan ini ya!" titah Desi sambil menutup pintu kulkas.

"Iya mah, makasih ya jadi ngrepotin mamah" ucap Reina.

Desi memandang datar Reina "Kamu tidak usah berterimakasih. Raffan anak saya, saya ga tega kalo dia terus-terusan makan masakan luar yang ga sehat."

Mendengar jawaban mertuanya membuat Reina kesal. Reina hanya menunduk sambil meremas ujung bajunya, berusaha untuk menahan rasa kesalnya.

🌻🌻🌻

Fahmi menatap berkas-berkas yang menumpuk di mejanya. Berkas tersebut adalah laporan keuangan dari perusahaannya selama satu bulan ini. Tangan kekarnya mengambil berkas bersampul biru yang menampilkan logo sebuah apotek. Tanpa sengaja benda kecil terjatuh dari berkas itu. Fahmi memungut benda kecil bertuliskan Apoteker Reinasva Maira Arzfanny. Ya, benda kecil itu adalah kartu nama Reina. Fahmi tersenyum melihatnya, dengan bodohnya kemarin dia lupa meminta nomor wanita itu. Fahmi bersyukur, untungnya perusahan menyimpan kartu nama pemilik apotek yang di supply olehnya.

Foggy Road (Completed 🌻)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang