17. Haruskah?

13.5K 776 39
                                    

*Jangan lupa vote sebelum baca yaa

"Sudah tahu dikecewakan namun memaafkan, begitulah kiranya seorang wanita ketika mencintai seseorang."

🌻Foggy Road🌻

Ha p p y  R e a d i n g ✨

Raffan membuka pintu kamar dengan hati-hati. Dia tidak ingin membangunkan wanita berambut panjang yang sedang tertidur itu. Dengan pelan, dia mendekati wanita itu dan duduk di pinggiran ranjang. Raffan terkesiap saat Reina menggeliat dan membalikkan badan. Dia takut wanita itu terbangun.

"Maaf Reina, aku menyakitimu" lirih Raffan.  Dia mengelus surai Reina dengan hati-hati. Lalu dia mendaratkan kecupan di kening Reina. "Tidur yang nyenyak ya, maafkan suamimu ini yang sering membuatmu menangis"

Raffan meninggalkan kamar Reina dan menutup pintunya dengan hati-hati. Sepeninggalnya Raffan, Reina membuka matanya. Sebenarnya sejak tadi dia hanya berpura-pura tertidur, sebenarnya dia ingin membuka matanya dan mengusir Raffan. Namun, otak dan hatinya tak sinkron. Jujur saja, dia terlalu menikmati elusan Raffan.

"Aku tak tau, maafmu itu bagian dari rasa menyesalmu atau prolog untuk memulai luka yang sebenarnya" lirih Reina.

🌻🌻🌻

Suara kokok ayam beradu dengan suara wanita menyertai sang fajar yang muncul dari persembunyiannya. Gadis berpiyama itu terpaksa mengerjapkan mata sebab suara itu membuatnya terganggu. Citra bangkit dari tidurnya sambil mengucek-ucek mata. Dia membuka pintu kamar, di depannya sudah ada wanita paruh baya berkacak pinggang.

"Anak gadis jam segini baru bangun. Mau tuh sama ayam tetangga" omel wanita paruh baya itu.

Citra tersenyum manis sambil memasang puppy eyes andalannya "Haduh bunda kok makin cantik aja sih" ucapnya.

Ratih menjitak kepala putrinya yang tidak tertutup jilbab itu "Alah bisa aja kamu. Udah sana mandi! Katanya mau ke apotek Reina."

Citra menepuk dahinya "Astaghfirullah, oiya lupa. Kenapa bunda ga bangunin aku sih?"

"Lah ini kan bunda bangunin gimana sih kamu! Makanya dek, kalo habis subuh jangan tidur lagi!" ucap Ratih.

"Iya iya, yaudah Citra mandi dulu deh" Citra berjalan ke kamar mandi untuk menjalankan ritual bersih-bersihnya.

Beberapa saat kemudian, Citra turun ke lantai satu. Satu set gamis dan khimar berwarna pastel sudah dia kenakan. Hari ini dia akan pergi ke apotek milik Reina. Beberapa waktu belakangan ini dia dan Reina sudah cukup akrab. Citra seringkali menghabiskan waktu di apotek wanita berambut coklat itu. Pribadi Reina yang ceria dan ramah membuat Citra mudah mengakrabkan diri dengannya, walaupun mereka tidak seumuran.

"Dianter abang aja ya dek. Bunda mau ke pasar" ucap Ratih kepada putri bungsunya.

Citra mengangguk, dia menyendokkan nasi dan lauk ke mulutnya hingga tandas.

"Ayo bang!" seru Citra.

Fahmi yang sedang memainkan gawai langsung menghentikannya. Dia menyambar kunci mobil dan menyalimi tangan bundanya.

"Hati-hati ya bang bawa mobilnya!" seru Ratih ketika mobil Fahmi meninggalkan garasi rumah.

"Mbak Reina cantik ya bang" ucap Citra tiba-tiba.

Foggy Road (Completed 🌻)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang