[Melodrama]
Dicintai dan mencintai tidak menjamin bahwa kita akan selalu bahagia. Terkadang cinta malah membawa kita pada jalan yang berkabut. Kita tidak bisa melihat keadaan dengan jelas mana yang baik dan mana yang buruk.
Reina, merasa hidupnya s...
"Hidup itu tidak berat, kita saja yang membuatnya terasa lebih berat. Jika kita banyak bersyukur, pasti hidup ini terasa lebih ringan. Kita harus sering melihat ke bawah, ada banyak orang yang kurang beruntung dibanding kita. Jangan terlalu sering melihat ke atas, itu akan membuat kita semakin kecil" 🌻Foggy Road🌻
Ha p p y R e a d i n g ✨
Wanita berjilbab lebar itu menatap ke arah jalanan dengan tatapan kosong. Sudah 1,5 bulan dia kembali ke kota ini. Kota yang mempunyai banyak kenangan di dalamnya. Namun sayangnya saat dia kembali semua itu tak lagi sama. Sudah satu setengah bulan ini keadaannya memburuk. Arumi merasa hidupnya sudah hancur sejak malam itu. Kejadian malam itu bagai mimpi buruk baginya.
Ayu menatap putrinya dengan sendu. Aruminya yang ceria, sabar, dan pantang menyerah sudah hilang. Aruminya kini telah berubah menjadi sosok yang lemah dan tak punya lagi semangat hidup. Netra wanita itu tak lagi berbinar, netra itu tampak sayu dengan lingkaran hitam yang mengelilinginya. Ayu mendekati putrinya dan mengelus puncak kepala Arumi yang tertutup jilbab.
"Kamu gamau makan Rum?" tanya Ayu pada putrinya.
Arumi tidak menoleh, tapi bibir kecilnya bersuara "Arum ga lapar bu" jawabnya.
"Kamu harus makan nduk, gimana kalau..." belum selesai Ayu berbicara, Arumi sudah berdiri dan masuk ke kamar mandi.
Huek huek huek
Ayu memijit tengkuk putrinya dengan sabar "Tuh kan apa ibu bilang, kamu masuk angin kan. Ayo duduk ibu buatin teh anget" wanita paruh baya itu menggandeng putrinya.
🌻🌻🌻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reina sedang menyiapkan kemeja kerja Raffan. Sejak mendengar ucapan ibu mertuanya hari itu, dia bertekad untuk menjadi istri yang lebih baik lagi untuk Raffan. Wanita itu bahkan mengikuti kursus memasak, agar dapat memasakkan makanan kesukaan suaminya. Walaupun Raffan tak pernah menuntutnya, Reina tau, jauh dalam lubuk hati lelaki itu pasti ingin dimasakkan olehnya. Setelah selesai menyiapkan kemeja, Reina langsung bergegas turun untuk membeli sarapan. Suara gemercik air menandakan bahwa Raffan masih berada di kamar mandi. Reina membuka gerbang dan segera berjalan kaki menuju warung gudeg yang berada tak jauh dari rumahnya.
"Bu, gudegnya dua ya" ucap Reina pada Bu Surti, penjual gudeg di dekat rumahnya.
Bu Surti tersenyum "Siap Mbak Reina sing ayu."
Reina tersenyum pada ibu-ibu yang juga sedang mengantri membeli nasi gudeg. Nasi gudeg Bu Surti sudah terkenal seantero Jogja, tak heran banyak yang berbondong-bondong membelinya.
Bu surti menyerahkan plastik kepada Reina "Ini mbak ayu" ucapnya.
Reina menyodorkan dua lembar uang sepuluh ribuan kepada wanita paruh baya itu "Makasih ya bu" ucapnya sambil tersenyum.