*Jangan lupa play lagu di mulmed yuppp 😃👍
*Jangan lupa vote sebelum baca yaa
"Semua orang mempunyai alasan untuk pergi. Ada yang pergi untuk kembali, ada juga yang pergi tapi tak bisa kita lihat lagi. Yang pergi untuk kembali punya alasan juga untuk kembali. Sedangkan yang pergi selamanya akan meninggalkan kerinduan di hati "
🌻Foggy Road🌻H a p p y R e a d i n g 🌻
Seorang gadis berseragam putih abu-abu sedang duduk di kursi taman rumah sakit. Gadis berambut coklat itu menundukkan kepalanya, berusaha untuk menyembunyikan kesedihannya. Sudah beberapa hari ini ayahnya di rawat di rumah sakit. Penyakit jantung ayahnya yang sudah lama tidak kambuh tiba-tiba memburuk belakangan ini. Gadis berkucir kuda itu hanya memainkan ujung kukunya, dia terlalu khawatir untuk melihat ayahnya yang terbaring lemah di brankar rumah sakit. Gadis berjilbab putih tiba-tiba menghampirinya dan duduk di sebelah gadis itu.
"Jangan nangis, ayah gapapa kok" ucapnya sambil mengusap punggung gadis berambut coklat itu.
"Arum?" panggil Reina, dia langsung berhambur ke pelukan sahabatnya itu.
"Ayah gapapa Rein, tenang ya" ucap Arum menenangkan.
Reina menenggelamkan wajah di bahu sahabatnya itu "Aku takut Rum" ucapnya sambil terisak.
"Berdoa aja Rein, lebih baik kita sholat yuk" ajaknya.
Reina mengangguk dalam tangisnya dan segera bangkit, mereka berdua pergi menuju masjid di rumah sakit itu.
"Udah mendingan?" tanya Gadis berjilbab itu.
Reina mengangguk "Better Rum, makasih ya" ucapnya tulus.
Gadis berjilbab putih itu mengangguk "Sama-sama Reina" ucapnya disertai senyuman. "Okey, sekarang kita ke ruangan ayah yuk" ajaknya.
Kedua siswi sekolah menengah atas itu segera menuju ruangan yang berada di ujung koridor rumah sakit. Di depan ruangan itu sudah ada beberapa sanak saudara yang sepertinya akan menjenguk ayah Reina. Reina menyalami saudara-saudaranya.
"Sabar ya nak" ucap wanita berjilbab hitam.
"Kamu harus tabah sayang" ucap lelaki paruh baya yang berada di sebelah wanita itu.
Pikiran buruk sudah memenuhi otak gadis 18 tahun itu. Dia segera masuk ke dalam ruangan berwarna putih itu. Di dalam sana, seorang wanita paruh baya sedang menangis sambil memeluk lelaki yang terbaring di brankar. Bibir lelaki itu sudah membiru, tubuhnya pucat, dan tubuhnya terbujur kaku. Dengan langkah gontai, Reina mendekati brankar. Bulir-bulir bening menerobos dengan paksa membasahi pipi halus gadis itu.
"Ayah bangun, ayah jangan tinggalin Reina" ucap gadis itu sambil terisak. "Ayah katanya pengin datang ke wisuda Nana, ayah bangun besok wisuda Reina" lanjutnya.
Wanita berjilbab hitam mengelus punggung Reina yang bergetar "Kita doain ayah ya nak" ucap Suci, bunda Reina.
"Bunda! Ayah ga pergi kan? Bilang sama Reina, ayah ga pergi kan?" Reina mengguncangkan bahu wanita paruh baya itu.
"Ikhlasin ayah nak, ayah sudah pergi" ucap Suci berusaha tegar di depan anak bungsunya.
Reina memeluk tubuh ayahnya yang terbujur kaku. Cinta pertamanya itu kini sudah berpulang ke Rahmatullah. Reina terus meraung-raung meminta ayahnya untuk bangun, namun tetap saja tak ada jawaban dari pria itu.
Seorang pria berpakaian polisi tergopoh-gopoh masuk ke dalam ruangan itu. Setelah masuk, dia langsung disuguhkan pemandangan kedua wanita yang paling dia cintai sedang menangis tersedu-sedu. Hanif langsung memeluk kedua wanita itu. Sekarang, dia adalah kepala keluarga dia tidak boleh lemah. Tanggungjawab ayahnya kini telah beralih kepadanya. Lelaki berumur 20 tahun itu mencoba tegar, meskipun dia amat sangat kehilangan.
"Ikhlasin ayah ya biar ayah tenang" ucapnya sambil mengelus punggung kedua wanita yang dicintainya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Foggy Road (Completed 🌻)
Romantizm[Melodrama] Dicintai dan mencintai tidak menjamin bahwa kita akan selalu bahagia. Terkadang cinta malah membawa kita pada jalan yang berkabut. Kita tidak bisa melihat keadaan dengan jelas mana yang baik dan mana yang buruk. Reina, merasa hidupnya s...