24. Salah Siapa?

13.3K 834 61
                                    

*Jangan lupa vote sebelum baca ya 😍

"Hal yang paling menyebalkan itu adalah ketika aku sedang marah karenamu tapi tiba-tiba kau datang dengan senyum tanpa dosa mu itu, dan dengan mudahnya aku luluh"

🌻Foggy Road🌻

Ha p p y R e a d i n g ✨

"Reina! Apa-apaan kamu?" ucap lelaki berkemeja putih yang sedang menahan bobot tubuh Arumi dengan nada tinggi.

Reina mengerutkan kening, dia merasa bingung dengan pertanyaan Raffan. Memangnya dia kenapa? Reina rasa dia tak melakukan apa-apa.

"Kamu!..." sentak Raffan sambil mengarahkan tangannya ke arah Reina, sedangkan yang dipandang demikian hanya menatap Raffan dengan bingung.

Arumi segera menyela ucapan Raffan "Mas" ucapnya sambil menurunkan tangan milik lelaki itu.

Raffan mengalihkan atensinya kepada Arumi dan memindai keadaan wanita itu "Kamu gapapa?" tanyanya dengan nada khawatir.

"Kamu sengaja kan Rein?" lelaki itu bertanya dengan nada dingin ke arah wanita dihadapannya.

"Mas, bukan..."

Belum sempat Arumi menyelesaikan ucapannya, Raffan sudah terlebih dahulu menyela. "Jangan belain dia Rum!" ucapnya.

Reina yang tadi bingung sekarang mengerti maksud Raffan. Jadi lelaki yang sialnya masih suaminya itu menuduhnya sengaja mencelakai istri keduanya. Wanita itu menggigit bibirnya menahan marah. Bisa-bisanya Raffan menuduhnya seperti itu.

" Kamu kenapa sih Rein! Kenapa kamu jadi kasar? Hah? Kamu sengaja mau bikin Arumi keguguran? Kamu iri iya?" bentak Raffan.

Reina menyerigai dan berkata "Apa kamu bilang? Aku iri? Untuk apa aku iri dengan wanita perebut suami orang seperti dia!" wanita berkulit putih itu lantas pergi dari tempatnya dengan wajah merah padam.

"Mau kemana kamu? Aku belum selesai bicara Rein! Reinaaa!" teriak Raffan kepada Reina yang sudah menaiki tangga menuju lantai dua.

Sepeninggalnya Reina, Raffan mengusap wajahnya dengan kasar.

Sedangkan Arumi merasa bersalah melihat pertengkaran suami dan madunya. Wanita berjilbab itu lantas mengusap lengan Raffan agar emosi lelaki itu sedikit berkurang. "Mas..." panggilnya.

Raffan mengusap wajahnya lagi dan mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang berdiri di sampingnya. "Kenapa Rum? Ada yang sakit?" tanyanya.

Arumi menggeleng dan berkata "Ga ada, aku baik-baik saja mas. Cuma...."

"Cuma apa Rum?" tanya Raffan.

"Kamu jangan marahin Reina mas, bukan dia yang salah. Tapi aku. Aku sendiri yang bikin lantainya basah, aku juga yang ga hati-hati. Aku kepleset karena kesalahanku sendiri mas, bukan salah Reina, dia ga salah" ucap Arumi dengan nada menahan tangis, dia merasa kasihan kepada Reina.

Ucapan Arumi menampar Raffan secara tidak langsung. Dia sudah salah besar karena membentak dan menuduh Reina demikian. "Astaghfirullah" ucapnya sambil mengacak rambutnya dengan kasar.

Sebenarnya Raffan tak berniat memarahi Reina, dia hanya kesal melihat interaksi Reina dengan lelaki yang dia tidak tau namanya tadi pagi. Akibat kekesalan dan emosinya yang tak terkontrol itu, dia malah membuat Reina-nya terluka.

🌻🌻🌻

Reina membanting pintu kamarnya dengan kencang hingga menimbulkan bunyi debum. Setelah itu dia mengunci pintu kamarnya. Tubuh wanita 25 tahun itu luruh ke bawah. Kristal bening yang sedari tadi di tahannya akhirnya keluar dari persembunyiannya. Reina tak habis pikir dengan pikiran Raffan, tega-teganya suaminya itu menuduhnya sengaja mencelakai wanita itu.

Foggy Road (Completed 🌻)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang