*Jangan lupa vote sebelum baca ya 😍
⛔ ada adegan kekerasan dan kata-kata kasar dikit"Ada hari dimana dia yang mulai menunggu, dan kamu tak akan pernah datang lagi"
🌻Foggy Road🌻
Ha p p y R e a d i n g ✨
Reina mengoleskan concealer ke bawah matanya dan pipi kirinya sebelum dia masuk ke dalam cafe. Setelah concealer itu terulas dengan sempurna, dia mengalihkan wajahnya dari cermin dan menghadapkannya ke arah Zahra yang duduk di kemudi.
"Ra, udah ga keliatan kan?" tanyanya kepada wanita berjilbab hitam itu.
Zahra mengangguk dan berkata dengan nada kesal "Ngapain sih ditutupin? Harusnya biarin aja Kak Hanif liat."
Reina mengelus pundak sahabatnya itu dan memberi pengertian "Ra, ga boleh gitu ah. Dia juga masih suamiku, lagian aku ga mau nanti terjadi perang dunia ketiga."
"Huuh, iya iya" jawab Zahra dengan nada yang masih kesal.
"Yaudah deh, aku masuk ya? Kamu mau disini atau gimana Ra?" tanya Reina.
Zahra menjawab "Disini aja lah."
"Yakin nih? Ga mau ketemu Bang Hanif? Ga kangen apa?" goda Reina.
"Kangen apa ih, ogah banget. Udah sana masuk!" usir Zahra.
Reina melangkahkan kakinya ke dalam cafe itu dan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Hanif. Setelah menemukannya, Reina menghampiri pria berjaket coklat itu. Dengan ragu, Reina menarik kursi yang ada di depan Hanif dan mendudukinya. Sontak membuat pria yanh sedang memainkan ponsel itu mendongak. Tidak ada senyum, tidak ada ekspresi apapun di wajah Hanif. Reina semakin takut jika Hanif sudah tak berekspresi seperti ini. Terakhir kali, dia melihatnya adalah ketika dirinya terserempet mobil saat SMA.
Flashback on.
Hanif membuka tirai berwarna biru itu dengan kasar. Mata hitam itu menyorot pada gadis yang sedang berbaring di brankar rumah sakit. Kaki dan tangan gadis itu penuh dengan perban.
"Bang... " panggil Reina yang baru saja membuka matanya.
Hanif hanya diam, tak menanggapi panggilan Reina. Ekspresi lelaki itu datar, wajahnya penuh peluh karena dia berlari dari tempat pendidikannya ke rumah sakit.
"Abang... " rengek Reina yang tak digubris oleh kakanya. Hanif malah keluar dari ruangan tersebut.
Sepulangnya dari rumah sakit, Hanif pun masih mendiamkan Reina. Lelaki itu mendiamkan Reina bukan karena marah, tapi dia hanya kecewa dengan dirinya sendiri karena tak bisa melindungi adiknya.
Reina menarik ujung kaos kakaknya sambil memasang wajah memelas "Abang, abang jangan diem aja dong. Maaf yaa maafin Nana, Nana ga hati-hati nyebrangnya."
"Heem... " jawab Hanif.
"Ihh abang mah..." rengek Reina yang masih menarik-narik ujung kaos Hanif.
"Lepas Na, abang mau ke kamar."
"Gamau! Abang maafin Nana dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Foggy Road (Completed 🌻)
Storie d'amore[Melodrama] Dicintai dan mencintai tidak menjamin bahwa kita akan selalu bahagia. Terkadang cinta malah membawa kita pada jalan yang berkabut. Kita tidak bisa melihat keadaan dengan jelas mana yang baik dan mana yang buruk. Reina, merasa hidupnya s...