*Jangan lupa vote sebelum baca yaa
"Masalah terbesar wanita adalah mengingat terlalu banyak, sedangkan masalah terbesar pria adalah melupakan terlalu cepat"
🌻Foggy Road🌻Ha p p y R e a d i n g ✨
Reina menatap bulir-bulir hujan yang turun membasahi bumi dari teras rumah. Dia sudah pulang, iya, pulang ke rumah sahabatnya bukan ke rumah suaminya. Rumah sederhana milik Zahra ini sudah menampungnya selama dua hari. Seharian, dia hanya duduk termenung menatap jalanan yang terus menerus diguyur hujan. Tiada henti. Alam seolah mendukung suasana hatinya. Tentang Raffan, dia bahkan tak tahu kabar lelaki itu. Mungkin dia sedang di rumah istri keduanya, Reina rasa dia tak perlu mengkhawatirkan lelaki itu.
"Sudah sore, mandi sana!" ucap wanita berjilbab yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah.
Reina menggeleng dan berkata sambil tersenyum kecil "Males ah, aku mah ga mandi juga tetep cantik Ra. Gausah khawatir."
Zahra mengiyakan saja, daripada ribet berurusan dengan wanita yang sedang patah hati itu.
"Kamu ga pulang Rein?" suara Zahra memecah keheningan diantara mereka.
"Pulang kemana? Kan ini aku udah di rumah Ra, gimana sih kamu?" jawab Reina dengan nada jenaka.
Zahra tahu ekspresi yang ditunjukkan Reina semuanya palsu. Dia heran dengan sahabatnya itu, masih saja bersikap keren padahal Zahra tahu, hati Reina pasti sudah hancur berkeping-keping.
"I mean your house bukan rumahku, rumah suamimu Reina" ucap Zahra.
Reina tersenyum tipis dan menjawab "Buat apa Ra? Sejak awal kan itu memang bukan rumahku. Aku saja yang terlalu kepedean."
"Terus kamu mau gimana?"
"Aku gatau, biar seperti ini aja dulu. Tapi mungkin, i will go from his life, aku sadar diri aja sih Ra. Yang dia inginkan memang bukan aku."
Zahra memeluk sahabatnya itu dengan sayang. Walaupun dia tak merasakan secara langsung, tapi dia sedikit banyak tahu seperti apa rasanya. "Apapun keputusan kamu aku bakalan dukung. Tapi aku pesen aja, kalo mau nangis atau sedih lakuin aja! Jangan sok-sok an keren kaya gini!" ucapnya.
Reina semakin menenggelamkan wajahnya di pundak Zahra "Aku emang keren Ra! Aku capek kalo nangis mulu. Makasih ya kamu selalu ada buat aku."
🌻🌻🌻
Raffan mengaduk-aduk makanan di piringnya dengan tidak semangat. Tiga hari belakangan, pikirannya dipenuhi dengan Reina. Dimanakah dia? Bagaimanakah kabarnya? Apakah dia baik-baik saja?
Hana mengetuk meja Raffan dengan sendok yang dipegangnya. "Makan kak! Bukan cuma diaduk" ucapnya. Hana geram karena sejak tadi kakak sepupunya itu hanya mengaduk-aduk makanan.
"Ga nafsu gue Han" ucap Raffan.
Hana memutar bola matanya dengan malas "Iya lah, kan lu mah nafsunya sama bini lu." ejeknya. "Lagian kenapa sih lesu begitu? Ga dapet jatah lu kak?"
"Reina pergi Han"
"Pergi? Pergi kemana sih? Oh jadi beneran lesu gara-gara ga dapet jatah dari istri ckck"
"Gue juga ga tau dia pergi kemana"
Ucapan Raffan sukses membuat Hana menganga. Masa suami tidak tahu istrinya sendiri pergi kemana, kan aneh. "Hah kok bisa gatau? Ga mungkin ah Mbak Reina ga izin ke lo. Jangan ngada-ngada lu kak."
"Tau ah Han, gue pusing. Makanannya lu bawa keluar aja. Gue males makan! " ucap Raffan sambil mendorong nasi kotaknya ke arah Hana.
"Hih yaudah. Kalo lu laper jangan salahin gue!" ucap Hana, lalu dia membawa nasi kotak milik Raffan keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Foggy Road (Completed 🌻)
Romance[Melodrama] Dicintai dan mencintai tidak menjamin bahwa kita akan selalu bahagia. Terkadang cinta malah membawa kita pada jalan yang berkabut. Kita tidak bisa melihat keadaan dengan jelas mana yang baik dan mana yang buruk. Reina, merasa hidupnya s...