19. Bandung & Mendung

12.5K 731 31
                                    

*Jangan lupa vote sebelum baca ya 😍

"Terkadang, memang lebih baik tidak mengetahui kebenaran suatu hal daripada harus tersakiti oleh kenyataan."

🌻Foggy Road🌻

Ha p p y  R e a d i n g ✨

Reina terkejut saat wanita itu berbalik, dia segera bersembunyi di balik rak sereal.
"Arumi?" batin Reina.

Citra menatap Reina yang sedang bersandar di rak dengan tatapan bingung. Wanita itu seperti sedang bersembunyi dari seseorang.

"Mbak Reina ngapain?" tanya Citra dengan suara yang cukup kencang sambil menepuk bahu Reina.

Reina langsung meletakkan telunjuknya di bibir "Sstttttt, jangan kenceng-kenceng Cit"

"Kenapa mbak? Mbak lagi ngumpet?" tanya Citra dengan suara yang lebih rendah.

Reina mengangguk, dia mengintip wanita hamil itu dari celah rak. Beberapa saat kemudian, wanita hamil itu mendorong trolinya menjauhi rak susu.

Reina memperbaiki posisinya dan segera menggandeng tangan Citra "Kamu udah kan belanjanya?" tanyanya.

Citra mengangguk sambil menunjukkan keranjangnya yang sudah cukup penuh "Udah kok."

"Oke ayo bayar sekarang." ucap Reina.

Reina memang menghindari Arumi, dia belum siap bertemu dengan mantan sahabatnya itu. Rasa kecewa dan marahnya sangat besar mengingat wanita itu adalah wanita yang tega merusak rumah tangganya. Lebih baik Reina menghindarinya daripada dia harus mempermalukan diri sendiri di tempat umum karena menjambak pelakor itu. Tidak elit sekali bukan?

"Berapa mbak?" tanya Reina kepada penjaga kasir.

Kasir itu tersenyum dan menjawab "Totalnya 125.400 ribu kak, ada membernya?"

Citra menggeleng "Gaada mbak."

Reina mengeluarkan kartu debetnya untuk membayar. "Mbak aja Cit." ucapnya kepada Citra.

"Lho mbak? Gausah Citra dikasih uang bunda kok" Citra menahan tangan Reina yang sedang menyodorkan dua lembar uang berwarna merah muda itu.

Reina menggeleng dan memajukan tangannya lagi "Ga, pokoknya mbak yang bayar."

Akhirnya Citra mengangguk pasrah. Sedangkan Reina tersenyum senang.

"Reina?" panggil seseorang yang baru saja mengantri di belakang mereka.

"Sial, kenapa harus ketemu wanita itu sih!" gerutu Reina dalam hati.

"Ayo Cit kita pulang" Reina segera menarik tangan Citra keluar dari supermarket tersebut.

"Lho,  mbak tadi ada yang manggil mbak lho, ibu-ibu hamil" ucap Citra.

Reina tak menggubris, dia terus melanjutkan langkahnya sambil menarik tangan Citra.

"Reinaaaaaa! Tunggu!" panggil Arumi yang berusaha mengejar sahabatnya itu. Namun sayang, perut buncitnya membuat langkahnya sedikit berat sehingga dia tak mampu mengejar wanita bersurai coklat itu. "Reinaaa!" panggilnya lagi.

"Mbak, wanita itu panggil-panggil mbak" ucap Citra, dia melihat wanita hamil yang masih memanggil-manggil Reina. "Mbak, kayanya dia kecapean, kasian mbak." lanjutnya.

Reina mencoba untuk tidak peduli. Jujur saja, ketika mendengar perkataan Citra, ada rasa kasihan yang timbul dihatinya. Namun, Reina mencoba mengabaikannya. Ketika sampai di parkiran, Reina melepaskan genggamannya dari tangan Citra.

Foggy Road (Completed 🌻)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang