our memories!

1.1K 60 0
                                    


Jam 8PM Angela tiba di taman. Dia kaget karena ternyata Ben sudah ada di ayunan itu. Berayun ringan sambil bernyanyi. Angela tersenyum melihat tingkah sahabat lamanya itu. Terbayang diingatannya Ben yang gendut namun sangat percaya diri. Dia sangat kuat. Bahkan ketika dia di bully oleh beberapa anak, Ben tidak takut sama sekali. Ben malah merekam suara para pembully nya tanpa diketahui dan ketika jam istirahat dia melaporkannya ke kepala sekolah. Pintar kan? Kecerdasannya itu sungguh membuat Angela bangga berteman dengannya. Para pembully itu dihukum oleh kepala sekolah untuk membersihkan toilet sekolah. Walaupun sejak hari itu anak anak itu makin membully nya tapi Ben selalu punya seribu trik menghadapi mereka.
"Hai Ben. Apa sudah lama menunggu? Sifatmu yang selalu tepat waktu ini tidak berubah ya.." sapa Angela tersenyum. "Ha, kau ingat itu? Sudahlah. Akui saja, kau naksir aku dari dulu kan?" Kata Ben mengedipkan matanya. Angela hanya meringis. "Apa kau tidak lapar?" Tanya Ben. "Oh, tidak terlalu. Aku masih kenyang dari makan siang tadi" jawab Angela. "Baiklah, aku juga sudah makan tadi" sahut Ben.
Mereka mulai membicarakan masa lalu termasuk Sherryl. Ketika Angela menanyakan kabar Ibu Ben mendadak raut wajah sedih itu muncul di wajah Ben. Angela ingat Ben adalah anak tunggal. Ayahnya adalah seorang pejabat. Tapi ibunya hanya kekasih ayahnya. Dan ketika Ben lahir ayahnya tidak mau mengakuinya sebagai anak. Sejak kecil Ben selalu bersikap lebih dewasa dari usianya. Dia selalu menjaga ibunya. Melawan siapapun yang mengejeknya atau mengejek ibunya. Ibunya bekerja di bar. Namun setelah Ben berumur 8 tahun ibunya berhenti bekerja di bar dan bekerja di sebuah restaurant cepat saji.
"Ibuku sudah meninggal 3 tahun yang lalu" gumamnya sedih. "Tapi dia sempat mengatakan bahwa aku adalah hal terindah yang diberikan Tuhan kepadanya dan dia sangat bangga aku menjadi seorang dokter" kata Ben dengan mata berkaca-kaca.
Angela hampir ikut menangis mendengarnya tapi ditahannya. "Aku juga bangga kamu menjadi seorang dokter. Sejak dulu aku tahu kamu pasti akan jadi orang yang sukses" kata Angela sambil menepuk lengan sahabat lamanya itu untuk menghiburnya. "Hahaha.. benarkah? Gadis yang selalu menyisakan roti bekalnya separuh untukku ini yakin aku akan berhasil? Hahahaha" tawa Ben sambil mencubit pelan pipi Angela. Angela benar benar merasa terhibur dengan pertemuannya dengan Ben malam ini. Sejenak dia melupakan Maxwell dan rasa sakit hatinya..

Default Title - I Have Crush On My Boss!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang