23 - Jawaban

98 7 0
                                    

Halo semuaaa...

Seneng banget deh bisa nongol lagi di sini.. Ada yang masih mantengin lapak ini kah? 🙈😁

First of all, maaf karena lamaaaa tak update.. Pregnancy lumayan menyita most of my time. Sampe lupa nengok Bi dan Arka.. huu hu.. dan butuh waktu lumayan lama juga ternyata buat balikin mood nulis pasca lahiran

Btw, Bi dan Arka ini bukan cerita baru sebetulnya. Aku nulis cerita ini beberapa taun lalu, jaman whatsapp, line, dan aplikasi chat lain belum meraja apalagi merakyat. Jadi perkembangan gadget di timeline cerita ini belum secanggih sekarang ya gaess..

Ya update dong mak, direvisi gitu lho ceritanya biar jadi kekinian.. haha.. pengen sih. One day, someday, mungkin bakal direvisi lagi. Tapi untuk sekarang, please enjoy cerita Bi dan Arka as it is yaa.. aku baru sempet revisi diksi, susunan kalimat, sama logic train-nya doang soalnya.. itu pun masih ada yg missed deh kayaknya 🤦

Happy reading yaaa...

☀️

"JADI, SEJAK AWAL NATA TAHU kalau aku kenal sama Arka?" aku tak dapat menyembunyikan amarahku.

"Kak Nata stalking abangnya hampir tiap hari. Jadi, hampir tiap hari juga dia lihat Kakak keluar-masuk Ice Cream Corner."

"Kenapa dia pura-pura nggak tahu?"

"Aku nggak tahu, Kak. Tapi, kalaupun tahu, aku tetap nggak akan bilang sama Kakak. Itu harus Kakak tanya langsung sama Kak Nata."

Aku menghela napas untuk menenangkan diriku sendiri. Inda benar. Tak seharusnya kuarahkan amarahku padanya. Aku memang harus bicara dengan Nata. Bukan hanya membicarakan hal ini, melainkan juga banyak hal lain. Segera, tapi tak sekarang. Karena sekarang, ada sesuatu yang lebih penting yang harus kucari tahu jawabannya.

"Berapa lama kamu tinggal di rumah Arka?"

"Mm, lumayan lama," Inda mengerutkan kening, "Beberapa bulan, lah."

"Kamu langsung tinggal di sana begitu keluar dari rumah sakit?"

"Iya. Memang kenapa, Kak?"

Inda terlihat bingung, tapi kuabaikan. Aku sibuk merangkai satu fakta dengan fakta lain di benakku.

Kecelakaan yang menyebabkan Inda amnesia terjadi sekitar lima tahun lalu. Arka diam-diam membeli dan menempati rumah orangtuaku juga terjadi lima tahun lalu. Aku tak tahu kapan tepatnya Inda keluar dari rumah sakit. Tapi, jika itu terjadi setelah orangtuaku meninggal, mungkin saja Inda bukan pernah tinggal di rumah Arka, melainkan di...di rumahku?

"Kamu ingat nggak, rumah mereka kayak apa?"

"Mm, yang aku ingat cuma rumah yang sekarang mereka tempati, Kak. Kalau rumah mereka sebelumnya, aku lupa gimana bentuknya. Cuma sebentar juga aku tinggal di sana, terus langsung diajak pindah ke rumah mereka yang sekarang." Meski tampak bingung, Inda tetap menjawab.

Mendadak hatiku terasa berat. Entah kenapa banyak sekali hal yang membuatku teringat pada Ayah dan Ibu belakangan ini. Mulai dari Nata membawaku ke rumahnya, lalu aku mengetahui pemilik baru rumah orangtuaku adalah Arka, dan sekarang, Inda--gadis SMA yang belum lama kukenal--ternyata pernah tinggal di rumah yang sama dengan rumah yang kutempati sejak kecil.

Tak adakah orang yang kukenal yang tidak berkaitan dengan orangtuaku? Rasanya seolah Tuhan sengaja mengirim mereka bertiga untuk menegurku karena melarikan diri dari kenangan Ayah dan Ibu.

Menara Awan - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang